RESTART [05] : PELAJARAN UNTUK BOCIL BELAGU

368 49 0
                                    

⚘Happy Reading⚘

"Iya aku baik-baik aja."

"Kamu udah makan?"

"Iya, ini lagi makan."

"Kamu nggak boleh deket-deket sama Arsad, jangan berduaan ditempat sepi, jangan mau kalo diajak pacaran, jangan--"

"Kak Nova, udah ih!" Aku merengut sambil memakan biskuit dimeja belajarku. Padahal baru saja pergi kemarin, tetapi Nova sudah bingung sendiri. Tapi aku senang.

"Ya itu kan juga buat kebaikan kamu sendiri."

"Iyaa aku tau, kak Nova lagi ngapain?" Aku kembali mencoret buku ku. Menggambar design baju, ya dulu aku memiliki sebuah perusahaan model yang menampilkan berbagai barang. Baju, sepatu, tas, dan barang lainnya. Perusahaanku dulu sangat terkenal, bahkan bisa sampai luar negeri.

Tetapi itu juga bukan sesuatu yang mudah dicapai. Bahkan aku pernah sangat depresi hingga ingin mengakhiri hidupku saja. Tetapi pada akhirnya dengan tekad dan rasa optimis yang kuat aku membuka usaha butik kecil-kecil an. Hingga berkembang menjadi sebuah butik yang besar dan terkenal, lalu berubah menjadi sebuah perusahaan.

"Lagi belajar."

"Sekolah disana enak nggak?" Tanyaku sambil terus mencoret buku. Saat ini ponselku ku letakkan dimeja dengan pengeras suara.

"Biasa aja, nggak ada spesialnya."

Aku tersenyum maklum, memang seperti inilah Nova. Tidak mudah tertarik dan mengagumi sesuatu. Tetapi jika sudah menyukai suatu hal, ia akan sangat posesif dan menjaga hal tersebut agar tidak ada yang bisa merebutnya. Dan karena itulah aku sangat nyaman berada disampingnya, aku selalu merasa dilindungi olehnya. Intinya dia adalah tipe kakak yang sangat ideal.

"Zer, aku nggak denger ada suara sendok sama piring dari tadi, kamu beneran makan kan?"

Aku terkekeh pelan, bocah yang sulit sekali dibohongi.

"Aku makan kok, makan jajan."

"Zera! Makan dulu! Nanti kamu bisa sakit."

"Udah tadi, sekarang waktunya ngemil."

"Udahan ya, kak Nova juga mau belajar kan?"

"Sebentar lagi, belajar sambil dengerin suara kamu juga nggak ada salahnya."

Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil, meneruskan panggilan hingga jam 10 malam. Setelahnya aku tidur, bersiap untuk hari esok.

♡♡♡

Duk!

Aku melirik tajam Dewi yang berjalan dengan gayanya melewati bangkuku, setelah sengaja menyenggolnya.

"Mau diapain sih sebenernya ni bocah?!" Kesal Kiki dengan suara meninggi, aku mengelus lengannya pelan.

"Nggak baik marah-marah terus, biasanya benci itu bisa berubah jadi cinta loh." Godaku dengan satu tangan menutup mulutku.

"Dih, mana sudi!" Aku tertawa kecil, Kiki memang satu frekuensi denganku, jadi tidak bosan jika berteman dengannya.

"Heh! Ngejek gue ya lo?!" Teriak Dewi lantang, 'lo' dan 'gue'. Dewi memang sudah menggunakan dua kosakata gaul itu, begitu juga dengan Renata dan Vita. Anak gaul mah beda.

Dasar bocil belagu.

"Nggak tuh, kamu aja yang merasa." Jawabku acuh, lagian mana ada dia denger dari jarak yang sudah jauh. Yaah kecuali ada yang ngadu ke dia.

RESTART [KLAZERA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang