RESTART [50] : FAMILY

85 12 5
                                    

✨ Happy Reading✨

Rumah Zera banyak direnovasi, bahkan lahannya pun semakin luas karena sang ayah membeli tanah kosong di samping kanan rumah.

Kini kamar tidur Zera berubah menjadi di sebelah kanan, berdampingan dengan kamar tamu yang ditempati oleh Nova, dan di samping kamar Nova ada kamar orang tuanya.

Sebenarnya ada lima kamar, dua kamar lama dan tiga kamar baru. Dan satu kamar yang kosong kini berubah menjadi tempat penyimpanan alat-alat menjahit Indah yang semakin banyak setiap waktunya.

Rumah Zera lebih luas tiga kali lipat sekarang, hal itu membuat Zera sedikit merasa asing. Pasalnya, renovasi rumah sudah hampir selesai ketika ia pulang dari sekolah.

Sayangnya masih belum ada kamar mandi pribadi di dalam kamar, itu membuat Zera harus membawa-bawa pakaian ganti ke kamar mandi mengingat sekarang ada tamu.

Seperti sore ini, Zera bersamaan dengan Nova yang baru saja keluar dari kamarnya menenteng pakaian.

"Mau mandi?" Tanya Nova dengan alis terangkat, tangannya bergerak menutup pintu kamarnya dan berjalan mendekati Zera.

"Ya, tapi kalau mau mandi juga, duluan aja." Zera menjawab sambil kembali membuka pintunya, hendak masuk ke kamarnya.

Nova menahan lengan Zera, membuat gadis itu berhenti dan mengernyit. Ia menatap Nova dengan tanda tanya besar di kepalanya.

"Kamu duluan aja, aku bisa nunggu." Kata Nova dengan mencoba tersenyum tipis, sayangnya hanya mendapat dengusan geli dari Zera. Membuatnya mengangkat alis bingung.

"Kamar mandi ada dua, gue mau ke belakang aja." Ujar Zera menunjuk area rumah bagian belakang, membuat Nova menahan napasnya.

"Oh ya, ya." Nova tersenyum kikuk, sebelum membiarkan Zera masuk ke kamarnya untuk mengambil handuk yang tertinggal.

Nova yang berjalan terlebih dahulu, sempat menoleh untuk melihat Zera yang berjalan ke belakang. Kamar mandi di belakang cukup jauh, karena itu lebih mudah ke kamar mandi bagian samping. Nova jadi sedikit merasa tak nyaman karena membiarkan Zera memakai kamar mandi yang lain.

Disisi lain Zera yang berhenti di depan kamar mandi sempat terdiam, ia bisa melongok ke are dapur yang tak terlalu jauh. Disana ibunya dan tantenya tengah berkutat di dapur dengan berbincang ringan. Zera tersenyum tipis, ini mengingatkan nya dengan beberapa tahun lalu. Saat kedua Tante kembarnya sibuk mengajari ibunya memasak masakan khas keluarga ayahnya.

Zera mengernyit heran saat mengingat satu tantenya yang lain, yang tak lain adalah ibu dari Aftha. Yang ia ingat, keluarga Aftha tinggal di pulau lain, itu yang membuat mereka lebih jarang bertemu. Tapi Aftha sekolah di ibu kota, apa dia disana sendirian? Mengapa Zera baru kepikiran sekarang?

Zera mengangkat bahu mencoba tidak memikirkannya lagi, ia memilih masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Sepuluh menit berlalu di kamar mandi, Zera akhirnya keluar dengan memakai piyama merah dan rambut yang basah. Handuk putih tersampir di bahunya, menghalau rambut basahnya membasahi piyama miliknya.

Zera berjalan menuju keranjang cucian dan meletakkan pakaiannya yang kotor disana, sebelum berjalan menuju kamarnya. Saat melewati kamar Nova, ia mencium aroma mint yang menyeruak dari dalam. Zera mengendusnya sejenak, kemudian kembali berjalan untuk masuk ke kamarnya.

Lima belas menit ia gunakan untuk merapikan penampilannya, Zera lalu keluar dari kamar. Ia berjalan menuju ruang tengah yang ramai, disana ia bisa melihat seluruh isi rumahnya tengah berkumpul.

Ayahnya, ibunya, Tante Diana, Om Wira, bahkan Nova tengah duduk santai di sofa, sambil melahap ubi rebus yang masih hangat.

Zera tersenyum tipis, lalu berjalan cepat untuk duduk diantara orang tuanya.

RESTART [KLAZERA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang