✨Happy Reading✨
Setelah menghabiskan waktu selama empat hari di rumah sakit, kini Zera sudah berada di Apartment nya. Tentunya dengan kehadiran kedua orang tuanya dan tak lupa keberadaan Arsad.
''Awas nyungsep.'' peringat Indah sambilan sedikit memapah Zera, yang dibalas anggukan dan kekehan dari gadis tersebut.
''Akhirnya bebas dari bau rumah sakit!'' pekik Zera sembari mendudukkan dirinya di sofa tengah, yang disusul Arsad membawa segelas air putih.
''Minum dulu, lo pasti haus.'' ujar Arsad sambil menyodorkan gelas tersebut, membuat Indah dan Hendra yang tak lain ayah Zera menyunggingkan senyum.
''Makasih.'' menerimanya dengan senang hati, Zera segera meneguknya hingga tandas.
''Besok sekolah 'kan?''
''Enak aja! Masih belum!'' sahut Indah kesal, baru juga keluar dari rumah sakit, sudah berpikir ingin sekolah.
''Sabar dulu Nak, tangan kamu juga masih sakit 'kan?'' kini Hendra ganti menimpali, mengingatkan bahwa kondisi Zera masih belum bisa digunakan untuk sekolah.
''Kalau gitu lusa, ya?'' bujuk Zera dengan senyum lebar, dan langsung di pukul pelan oleh Indah dengan gemasnya.
''Ini anak ya! Kenapa kamu ngebet pengen masuk? Pengen ketemu gebetan? Iya?'' selidik Indah ngegas, sambil melirik Arsad yang terlihat melebarkan mata.
Diam-diam Indah tersenyum geli.
''Ih! Apaan sih?! Aku nggak punya gebetan!'' kesal Zera dengan wajah memerah malu, jarang-jarang ibunya menyinggung soal beginian.
'Tapi asli gue kangen muka maskulinnya coach, ekhem.'
Mengedarkan matanya ke segala arah, Zera malah asik memikirkan pelatih basket yang dipegangnya. Pria berusia 30 tahun dengan tubuh berotot dan kulit eksotis itu selalu membuat Zera tak tahan ingin menjadikannya model!!
Penggerakan Zera tak luput dari penglihatan Arsad, wajah Zera yang terlihat gugup membuat rahang Arsad mengeras.
'Apa Zera punya gebetan di sekolah?'
''Iyalah nggak punya, hatinya kan penuh sama Arsad doang.'' gumam Indah yang cukup keras, bisa didengar oleh semua orang yang ada di ruangan tersebut.
''I-IBUK!! APAAN SIH?!''
Mengabaikan Zera yang sudah merah padam, Indah beranjak menuju dapur dengan tertawa geli. ''Iya 'kan?''
''IBUK!!''
''Hahaha.''
Zera mengipasi wajahnya yang panas dengan raut kesal, sambil melirik Arsad yang duduk diam di dekatnya. Menampilkan wajah datar khasnya.
Entah mengapa Zera jadi sedikit kesal, jadi yang malu hanya dirinya?
Tanpa tahu bahwa Arsad sudah mematung dengan jantung berdebar keras, bisa-bisanya ibu dari Zera mengatakan hal seperti itu di depannya!!
Arsad memejamkan mata dan menghela napas panjang.
'Tenang.. Jantung aman? Oke..'
~•••~
''Arsad!! Lo ingkar janji!''
''Oh ya? Terus?''
''A-apa.. Lo apa-apaan sih?! Kalau lo gini gue nggak bakal kasih tau informasi penting lagi! Ngerti lo?!''
''Hmm, oke.''
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTART [KLAZERA]
Teen FictionAku adalah orang kaya, sayangnya aku mati di umur 35 tahun. Setelah menghabiskan waktu ku menikmati kekayaan hanya selama 7 tahun. Aku tidak kesal, sungguh. Tetapi, KENAPA AKU HARUS KEMBALI KE MASA LALU?! Aku sama sekali tidak memiliki penyesalan da...