⚘Happy Reading⚘
"Biarin aku aja yang bayar." Arsad menyerobot memberikan uangnya duluan pada penjual. Aku menggeleng pelan lalu mengajaknya duduk disalah satu kursi yang berada di trotoar.
"Emang panas gini yang paling enak minum es krim." Ucap Arsad sambil terus memasukkan es krim nya kemulut. Aku terkekeh kecil, sampai aku sadar di pipi Arsad ada secuil es krim.
"Arsad, itu dipipimu ada noda." Aku menunjuk pipiku sendiri untuk memberitahunya letak noda es krim dipipinya. Tetapi masih saja ia tidak menemukannya.
"Sebentar," aku mengambil tisu dari tasku. Karena letaknya yang ada dibawah, aku mengeluarkan beberapa buku pelajaranku dan mengambil satu lembar tisu.
Aku mengusap letak noda es krim dan membuang tisu ke tempat sampah.
"Udah kan?" Tanya Arsad, aku mengangguk. Lalu mengambil es krim yang aku letakkan sebentar tadi, sampai tanganku menyenggol semua buku yang tadi aku keluarkan hingga jatuh dari kursi.
Bluk!
"Tsk." Aku berdecak sambil mengambil buku-buku ku. Sampai ada sepasang tangan membantuku, aku mendongak dan menemukan seorang pemuda tengah membantuku mengambil beberapa buku.
"Lain kali hati-hati, buku itu sangat berharga. Jangan sampai rusak." Ceramahnya panjang. Aku menautkan alisku, kok kesel ya? Kan aku tidak sengaja menjatuhkannya. Lagipula cuma begini, aku tidak menginjak-injaknya atau membakarnya. Tetapi seakan aku salah disini.
"Iya." Balasku acuh.
Orang itu melihat bawah kursi, lalu mengambil buku ku yang ada dibawah sana.
"Ini juga-- sebentar."
"Ini.. desain baju?" Aku melotot, kenapa buku gambar khusus desain baju milikku ada disini?! Aku tidak pernah membawanya kesekolah, ah aku ingat. Mungkin karena terlalu ngantuk semalam, aku tidak sengaja menaruhnya disana.
Aku melompat mencoba meraih buku milikku, tetapi orang ngeselin ini malah berdiri dan mengangkat tinggi-tinggi bukuku sambil melihat-lihat isinya.
"Balikin om!" Aku merengek sambil terus meloncat. Arsad bahkan sudah berdiri disampingku dengan wajah bingung.
"Kenapa Zera? Om ini apain kamu?" Tanyanya bingung.
"Buku ku.."
"Ini punya kamu?" Tanyanya sambil menutup buku milikku.
"Ya iyalah! Punya siapa lagi--ups!" Aku menutup mulutku, sialan aku keceplosan! Seharusnya aku tidak bilang begini! Aku masih terlalu kecil untuk dipercayai bisa membuat desain baju mewah seperti di buku itu.
"Kamu yang gambar ini?" Aku mengalihkan pandangan. Mencari alasan.
"Itu.. itu aku ngambil dari majalah--"
"Ini desain yang asing, belum ada gaun seperti ini." Potong orang itu membuatku meringis, ya iyalah asing. Orang itu rancanganku yang belum kelar karena keburu wafat!
"Jawab jujur, kamu dapat ini dari mana?" Aku mendecak, kepo amat sih!
"Itu bukan urusan om! Lagian buku itu aku beli bukan pake uang om juga!" Sarkasku kesal. Semakin lama orang ini semakin aneh saja.
"Saya nggak bakalan balikin ke kamu kalau nggak jawab." Ujarnya dengan wajah datar. Aku semakin kesal.
"Tsk! Balikin nggak?!" Teriakku dengan kesal. Arsad sedari tadi hanya diam saja, yaah tapi aku tidak peduli anak ini bertindak atau tidak.
"Kalau begitu saya bawa ini." Aku melotot, apa maksudnya?!
"Heh enak aja! Anda pikir tidak susah apa buat merancang seluruh desain itu?! Ngrgambar nya juga butuh tenaga tau--ups!" Aku membungkam mulutku, sial aku keceplosan lagi. Aarrgghhh!!
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTART [KLAZERA]
Подростковая литератураAku adalah orang kaya, sayangnya aku mati di umur 35 tahun. Setelah menghabiskan waktu ku menikmati kekayaan hanya selama 7 tahun. Aku tidak kesal, sungguh. Tetapi, KENAPA AKU HARUS KEMBALI KE MASA LALU?! Aku sama sekali tidak memiliki penyesalan da...