⚘Happy Reading⚘
"Zera?" Aku menoleh dengan terkejut. Menatap Arsad yang tengah menyembulkan kepalanya dari belakang pintu kamarku. Aku menutup buku rencana bisnis ku dimasa depan dan menyembunyikannya dibawah buku pelajaranku yang lain.
"Kamu ngapain kesini?" Tanyaku dengan wajah datar, Arsad nyengir lalu membuka pintunya lebih lebar. Menampakkan seluruh tubuhnya yang menggunakan pakaian kasual. Kaos garis-garis warna biru tua dan putih. Lalu celana jeans pendek. Terkesan biasa tetapi sanggup membuatku terpana.
"Aku mau main sama Zera." Katanya dengan sedikit ragu. Aku sama sekali tidak mengajaknya berbicara sejak kemarin.
"Ini udah malem, kamu pulang lagi aja." Aku berniat menutup pintu, tetapi Arsad menahannya.
"A-aku minta maaf, kemarin aku nggak bermaksud ngomong gitu ke Zera."
Aku terdiam ditempatku, kata-kata Arsad tiba-tiba terngiang dikepalaku. Aku menunduk, lalu ingin menutup pintu kembali.
"Z-Zera! Maafin aku!" Arsad menahan pintu untuk kedua kalinya. Wajahnya terlihat sangat menyesal.
"Maaf kalau Zera ngerasa tersinggung.."
"Aku nggak bakal ngomong gitu lagi!"
Peganganku pada pintu semakin erat, kalau begini.. mana bisa aku menjauhinya? Dia saja selalu mencoba mendekat begini.
"Aku.." lidahku kelu untuk mengatakannya.
"Biarin aku sendiri dulu." Sebelum aku menutup pintu untuk kesekian kalinya, Arsad sudah nyelonong masuk kedalam kamarku.
"Arsad nggak sopan!" Aku mengikuti Arsad yang terus masuk ke kamarku.
"Kalau Zera nggak maafin aku, aku nggak mau keluar!" Katanya dengan bersedekap dada. Aku mengusap wajahku kasar. Ini semakin rumit.
"Iya aku maafin!" Kataku akhirnya, Arsad memasang wajah sumringah, tetapi tidak bertahan lama. Ia berjalan mendekat kearahku. Aku sedikit mundur kala wajah Arsad sangat dekat dengan wajahku.
"Yang ikhlas dong." Katanya dengan tersenyum manis.
"Iya ini ikhlas." Aku memalingkan wajahku, lama-lama ingin rasanya aku mencium waja--
Cup~
Aku memegang pipiku dengan mata melotot, menoleh pada Arsad dengan wajah yang sudah sangat panas.
"Zera imut kalau begini!" Katanya dengan tertawa keras. Aku membuka mulutku tidak percaya.
'A-A-Ar-Arsad ci-cium gue?!'
"ARSAD!" Aku berlari keluar kamar, tanpa kuduga ternyata Arsad mengejarku dibelakang dengan tertawa.
"Ahaha muka Zera lucu!" Katanya sambil terus mengejarku.
"Aaaa berhenti ngejar!!"
♡♡♡
"Ayah nggak bisa nganterin?" Tanyaku memastikan.
"Iya, kamu bisa kan? Berangkat bareng Arsad." Aku meneguk susu sebelum menjawab.
"Emangnya kenapa Ayah nggak bisa nganterin?" Tanyaku sambil merengek, aku paling nggak bisa kalau harus berangkat bareng Arsad.
"Ayah lagi siap-siap buat dinas keluar kota sayang." Kata Ayah sambil mengelus kepalaku. Aku menggembungkan pipi kesal, aku ingat ini. Dulu juga pernah begini.
"Kalau ibu?"
"Ibu kan nggak bisa naik sepeda." Kata ibu sambil menyerahkan piring yang sudah berisi nasi goreng pada ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTART [KLAZERA]
Teen FictionAku adalah orang kaya, sayangnya aku mati di umur 35 tahun. Setelah menghabiskan waktu ku menikmati kekayaan hanya selama 7 tahun. Aku tidak kesal, sungguh. Tetapi, KENAPA AKU HARUS KEMBALI KE MASA LALU?! Aku sama sekali tidak memiliki penyesalan da...