⚘Happy Reading⚘
'AAAAAAAAAAAA!! NOVAAAAAAAA?!'
Aku melihat Aftha yang ada dibelakang Nova, dia menepuk kepalanya sendiri dengan wajah pucat.
''O-oh tidak ada apa-apa, maaf mengganggu ketenangan kantin. Saya undur diri, terima kasih.'' aku berbicara formal, sial pandanganku kabur karena shock.
''Zer, lo mau gue gendong terus kabur ke kutub selatan?'' tanya Arsad sambil menepuk pundakku, aku menggeleng dan menatapnya.
Tetapi, apa itu? Bukankah dia sedang mengatakan sesuatu dengan bercanda? Tetapi mengapa dia memasang wajah serius dan menatap tajam kearah Nova?
Aku menoleh menatap Nova, disana terlihat jelas wajahnya. Matanya melotot seakan ingin keluar, mulutnya juga terbuka dengan kedua alis terangkat, wajahnya terlihat pucat menatapku.
'Kalau gini gue merasa jadi setan hiks.. Poor me!'
''Ar, mukanya wajar nggak sih?'' tanyaku pada Arsad. Sedangkan Arsad tak menatapku dan terus menyorot tajam Nova.
''Lo kenapa weh--''
''Ze-Zera?'' Nova mendekat dan mencekal tanganku, dia menatapku dalam.
''He-hei Nov, lepasin tangan Zera.'' Aftha juga mencekal pergelangan tangan Nova yang tengah menggenggam ku dengan erat.
Pats!!
''Dibilang lepasin ya lepasin!'' Arsad menepis kasar tangan Nova.
Nova tak mau kalah, dia mendorong Arsad lalu kembali mencekal tanganku.
''Kamu kemari karena menguntitku?''
''...''
'Hah?!'
''Bukannya kamu udah janji buat jauh-jauh dari aku?''
'Lah iya! Makanya gue ngehindarin elo!!'
''Sebenernya apa mau kamu?''
'YANG HARUSNYA DI TANYA GITU ITU ELO BEGO!!'
''Nova! Lepasin Zera, tangannya sakit kalau gini!'' Aftha kembali mencoba melepaskan cekalan tangan Nova. Tetapi bukannya lepas, cekalannya malah makin erat. Sakit bgst.
Bugh!!
''Eh?'' Nova terpental cukup jauh. Arsad merangkul ku tiba-tiba dan menguarkan aura mencekam.
Nova mengusap bibirnya yang mengeluarkan darah. Lalu melepehnya dan menatap kami.
''Kalau tuli jangan keterlaluan. Tangan Zera sampai merah gara-gara lo!'' bentak Arsad dengan amarah. Aku menatap tak mengerti, tetapi.. Memang sakit sih.
''Omong kosong! Lo nggak tahu apapun nggak usah ikut campur!'' bentak Nova berjalan cepat kemari dengan tatapan tajam.
Merasakan ada sirine bahaya jika diteuskan, dengan segera aku melepaskan rangkulan Arsad lalu berdiri ditengah mereka.
''Udah! Nggak usah buat semuanya makin nggak jelas!''
''Maaf ketua OSIS, kami udah buat keributan.'' aku membungkukkan badan lalu menyeret Arsad menjauh. Sekilas aku menatap Aftha yang terlihat banyak pikiran. Maafkan adikmu ini wahai kakakku tercintah!
''Zera!'' aku terus melanjutkan langkah dan mengabaikan panggilan atau lebih tepatnya teriakkan Nova.
Memalukan! Semua orang menatap kami, benar-benar memalukan!!
''Zer! Tungguin gue!'' Ana berlari mendekat. Membawakan ponselku.
''Makasih.''
''Nggak masalah.''
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTART [KLAZERA]
Teen FictionAku adalah orang kaya, sayangnya aku mati di umur 35 tahun. Setelah menghabiskan waktu ku menikmati kekayaan hanya selama 7 tahun. Aku tidak kesal, sungguh. Tetapi, KENAPA AKU HARUS KEMBALI KE MASA LALU?! Aku sama sekali tidak memiliki penyesalan da...