RESTART [34] : RUMAH NOVA

149 21 4
                                    

✨ Happy Reading ✨

"Kenapa kamu nggak pernah bilang kalau Zera sekolah disini? Dasar anak bandel!" Suara kesal milik seorang wanita paruh baya terdengar, mengomeli anak semata wayangnya yang duduk diam di hadapannya.

"Aku–"

"Nggak usah jawab!" Wanita yang bernama Diana itu memotong ucapan anaknya yang ingin membela diri, salahkan saja anak laki-lakinya itu, yang tak pernah mengatakan tentang keponakan tercintanya.

"Nah, Zera! Ayo dimakan, udah nggak usah pikirin Nova, dia emang makin nakal anaknya." Diana memberikan satu potong daging ikan ke piring Zera, yang dibalas senyuman oleh gadis itu. Senyuman paksa tentunya.

Nasib sial membuatnya harus berada dalam situasi tak mengenakkan ini, bertamu di rumah Nova. Jika saja tadi sore dirinya tidak mondar-mandir didepan sebuah toko kue setelah hampir seharian mengitari mall bersama Ana, sudah pasti dia tidak akan bertemu Diana yang merupakan ibu Nova, wanita itu baru saja keluar dari toko kue dan terkejut bukan main kala melihat sang keponakan di hadapannya.

Tanpa banyak omong, Diana langsung menarik Zera untuk mengikutinya hingga sampailah dia sekarang, Zera bertamu ke rumah Nova. "Kamu makin cantik aja, punya pacar nggak?"

Zera tersedak minumannya, sebelum kemudian ia berdehem pelan. "Nggak Tante, Zera mau fokus belajar aja."

Mendengar jawaban Zera, Nova mencibir sembari meminum air putih. Ya memang benar bahwa Zera tidak pacaran, tapi oh ayolah! Siapapun tahu bahwa Zera amat dekat dengan cowok bernama Arsad, cowok yang selalu menempeli Zera seperti ikan teri.

"Duh pinternya! Nih Nov, tiru Zera! Jangan pacaran terus!" Kini ganti Nova yang tersedak minumannya.

"Bun, aku nggak–"

"Oh ya Zer! Gimana kabar ayah sama ibu kamu? Sehat 'kan pasti?" Diana bertanya sembari menaik-turunkan alisnya, yang dijawab anggukkan oleh Zera.

"Sehat kok Tan, sehat banget malahan." Zera mencoba untuk terus tersenyum, mengabaikan tatapan dari depannya. Zera tahu betul bahwa sedari tadi Nova mengamatinya, namun Zera bodo amat. Nova mengatakan untuk pura-pura tidak kenal, ya itu juga berlaku disini, bukan?

"Bagus deh, Tante pengen banget main kesana, tapi pekerjaan nggak mengijinkan Tante rehat sejenak aja." Diana mulai mengeluh, dan selanjutnya berceloteh ria di hadapan Zera, bercerita ini itu mengabaikan anak laki-lakinya yang duduk diam saja sedari tadi.

"Loh? Om Wira nggak dirumah Tan?" Zera memiringkan kepala, sesekali mengedarkan pandangan menyapu sudut-sudut ruangan.

"Om mu yang satu itu gila kerja, di hari libur pun dia bakalan terus kerja. Tante jadi heran sama dia, istrinya itu Tante atau pekerjaannya?" Diana mengangkat bahunya, memutar bola mata kesal. Mengingat-ingat tingkah suaminya yang membuatnya selalu merasa diduakan oleh yang namanya pekerjaan.

Melihat Diana yang asik mengobrol dengannya, Zera melirik Nova tajam. Entah mengapa ia merasa marah, apalagi melihat Nova yang terlihat biasa saja.

"Tan, Zera pulang dulu ya." Zera berdiri dari duduknya, tangannya meraih tas kecil yang diletakkan di kursi sebelahnya. Mengingat sudah satu jam lamanya ia di rumah ini, dengan perasaan mengganjal karena pemuda di depannya. Zera mulai tak kuat, ia takut akan melampiaskan amarahnya pada Nova di depan Diana.

"Loh? Disini sebentar lagi dong, Tante udah lama nggak ketemu kamu." Diana menahan Zera yang hendak menyalimi tangannya. Tak sepadan jika ia hanya bercengkrama dengan Zera selama dua jam sedangkan ia sudah tidak bertemu dengan anak gadis itu selama 3 tahun.

"Zera ada banyak tugas di rumah, Tan." Zera beralasan, sesungguhnya semua pekerjaan rumah sudah selesai kemarin saat di apartment Arsad.

"Kamu bisa minta bantu Nova, Nov–" Diana hendak berdiri, namun Zera menahan.

RESTART [KLAZERA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang