RESTART [25] : WHY?

179 26 5
                                    

✨Happy Reading✨

Terlambat.

Gadis itu sudah terlalu jauh untuk mendengar itu, suara Arsad hanya bisa terdengar oleh orang-orang yang berlalu-lalang dan menatapnya aneh.

Arsad menatap telapak tangannya, darah.. Dan ia bisa langsung tahu jika itu adalah darah Zera. Hatinya kembali teriris, seluruh tubuhnya panas. Jika memang benar ini darah Zera, Arsad tak akan pernah membiarkannya.

Sebaliknya Renata yang berada di kejauhan menatap Arsad dengan tajam, ia melangkahkan kaki untuk mengejar pemuda itu. Tetapi sayangnya Arsad sudah terlebih dulu menuju parkiran dan melajukan motornya, meninggalkan Renata sendirian.

''Zera bangs*t!!''

Arsad mengedarkan pandangannya ke segala arah, berharap menemukan gadisnya. ''Zera, Zera, Zera, Zera!''

Ia melihat gadis yang ia cari turun dari taksi, sudut bibir Arsad terangkat tanpa disadari. ''Ze-"

Brak!

''ZERA!!''

Arsad turun dari motornya dengan tergesa, hingga membuat motor miliknya terguling. Ia tak bisa menjaga kewarasannya saat melihat gadisnya terlempar karena benturan dari kendaraan roda empat yang melaju cepat.

Arsad segera mengangkat gadis yang sudah berlumuran darah, tak membiarkan orang lain menyentuh gadis itu. Membelah kerumunan, Arsad memasukkan Zera kedalam taksi yang masih belum pergi.

''Rumah sakit terdekat! Cepetan!''

''Si-siap mas!''

Arsad mengangkat kepala Zera yang ada si pangkuannya, ia menciumi pucuk kepala gadis itu berkali-kali. Arsad sama sekali tidak memikirkan hal ini akan terjadi, ia yakin.. Zera tertabrak karena mencoba menghindarinya. Membuat gadis itu tak memperhatikan kanan kiri hanya karena ingin segera menjauh dari keberadaannya.

''Ar.. Uhuk! Gu-gue kenapa?'' Zera memandang Arsad dengan satu matanya yang ia buka susah payah.

''Shh.. Lo nggak apa, gu-gue ada disini.. Udah, te-nang aja..'' Arsad meminta Zera untuk tenang, tetapi dirinya sendiri bergetar hebat saat ini.

Melihat darah dari kepala dan bagian tubuh Zera yang lain, membuat kepala Arsad pusing. Ia tak pernah membayangkan hal ini akan terjadi, sama sekali tidak pernah!!

''L-lo bakalan selamat, gue.. Gue bakalan terus disini.''

''Ar.. Gue, nggak mau mati dua kali.'' Zera perlahan memejamkan matanya, tetapi Arsad menepuk pipi gadis itu. Walaupun ia bingung dengan tiga kata terakhir Zera, Arsad harus tetap mempertahankan kesadaran Zera.

''Iya, gue juga nggak mau, karena itu lo harus tetep sadar! Liat gue!''

''Sakit, beneran deh..''

''Liat gue, lo harus terus buka mata, jangan tutup!''

''Sakit bego.. Coba aja sini..''

''Kalau bisa.. Gue juga siap gantiin lo, pokoknya jangan tutup mata lo.. Gue mohon..''

Zera mencoba menuruti apa kata Arsad, terus mempertahankan kesadaran bukanlah hal mudah. Tubuhnya terasa remuk semua

Sesampainya di rumah sakit, Zera segera masuk kek IGD, dengan Arsad menunggu di kursi depan ruangan. Arsad berkali-kali menggerakkan bibirnya dan menghentak-hentakkan kakinya, berbagai macam pikiran buruk memenuhi otaknya.

''Gu-gue harus ngabarin orang tuanya Zera..'' Arsad merogoh sakunya untuk mengambil ponsel miliknya dan segera menekan nomor ibu Zera, ponselnya terjatuh karena tangannya yang gemetar, ia memungutnya dan dengan cepat menelpon ibu Zera.

RESTART [KLAZERA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang