15. Reinkarnasi

123 87 88
                                    

Dan disinilah mereka berdua, di sebuah kedai minuman keras. Entah apa yang perempuan berambut hitam itu pikirkan sampai meminta untuk mengobrol di kedai seperti ini. Saireen tidak bisa menolak, karna hanya kedai ini yang memiliki ruangan private.

Setelah berucap kepada seorang pelayan, perempuan yang diketahui reinkarnasi dari dewi perapian itu mengetuk-ngetuk meja menggunakan kuku panjang nya. Terlihat beberapa kotoran yang menyangkut di kuku-kuku tersebut, hingga tanpa sadar Saireen melirik kearah jemari nya yang dilipat diatas meja.

Jika dibandingkan, maka kuku tercantik adalah miliknya. Tapi jika kuku terjelek, maka perempuan dihadapannya-lah yang menang.

"Kau pasti tahu siapa aku," Ucap nya sebagai awal pembicaraan.

Saireen mengangguk. Sungguh awal percakapan yang canggung sekali. Satu tidak memiliki topik, satu lagi tidak berniat membuka topik.

Perpaduan yang cukup menarik.

"Kau tidak suka minuman seperti ini?" Tanya nya, dan Saireen menggeleng. Lagipula, Saireen belum mengetahui nama dari perempuan ini, jadi bagaimana ia ingin menyahut dengan santai?

Memilih menurunkan ego nya sedikit, Saireen menegakkan tubuhnya yang tadi ia sandarkan di kursi. "Aku Saireen, kau?" Tanya Saireen sembari tersenyum.

Yang ditanya malah diam, tidak memberi respon apapun kecuali naiknya salah satu alisnya.

"Oh, em aku..." Saireen menunggu hingga perempuan itu menyebutkan nama lengkap nya. Jika bisa, tanpa ditanya pun perempuan itu juga menyebut nama klan nya. "Aku?" Saireen bertanya, sangat gregetan dengan perempuan didepannya yang seperti lupa ingatan karna namanya sendiri perlu beberapa menit untuk mengingat.

"Aku Charsey Shavelona Vlaveor." Jawabnya cepat, sampai membuat Saireen beberapa kali mengerjap.

"Ah... Vlaveor." Gumam Saireen sembari mengingat sesuatu, lalu kedua mata berbeda warna nya itu membulat. Menatap horor perempuan bernama Charsey ini.

"Iya, dugaan mu benar. Aku berasal dari klan yang sudah musnah." Perempuan itu meneguk sebuah botol kaca yang tadi dibawa oleh pelayan.

Saireen memicingkan matanya. "Belum musnah! Buktinya masih ada kau yang menyandang nama klan Vlaveor." Ujarnya mantap.

Omong omong, klan Vlaveor terkenal dengan rambut hitamnya yang panjangnya sebatas bahu, juga kedua iris mata nya yang berwarna pink. Dan juga kekuatannya yang bisa dibilang diatas rata rata, walau nyatanya tidak bisa mengalahkan klan Zephyrine.

Charsey tertawa garing, meletakkan botol berwarna putih transparan yang tadi ia genggam ke meja. "Nanti saat aku menikah, klan ku akan benar benar musnah." Terdengar nada bangga disela-sela nya. Membuat Saireen mengerling tak suka.

"Jangan bicara seperti itu, hey. Anggota klan mu sedang menatap dirimu dengan tatapan tajam di surga, loh." Ucap Saireen, sedikit meneguk sebuah cocktail berwarna merah.

"Pahit, asam dan juga... manis" Gumam Saireen, beberapa kali mengecap lidahnya untuk menetralkan rasa asing itu.

Sampai akhirnya...

BRAK

"Saireen!" Charsey menatap horor Saireen yang memukul meja dengan keras. Ugh, untung ini ruangan private.

"Ahk, bodoh sekali!" Saireen memukul kepala nya berulang kali. "Aku sudah melanggar aturan klan dan kerajaan. Bisa bisanya aku meminum minuman yang mengandung alkohol." Lanjutnya.

"Oh iya, aku lupa kau masih terikat dengan aturan kolot itu."

"Tak apa, sekali-kali kau melanggar aturan. Lumayan jika diceritakan kepada keturunan mu, betapa nakal nya ibuku dulu." Charsey berucap seperti anak kecil yang menceritakan kisahnya kepada teman sebangku nya.

saireen : to eternal peaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang