16. Air Terjun

115 80 50
                                    

SYAT

SYAT

CTAK

DOR

"Latihan cukup!" Sebuah suara mengintrupsi, mengangkat satu tangannya keatas. "Kembali ke tenda tim masing masing, istirahat tiga puluh menit." Lanjutnya, lalu pergi menuju sebuah tenda yang jauh lebih besar.

SRANG

"Char-charsey!" Saireen berseru kaget. Lalu dengan gesit menepis pedang itu menggunakan lengannya yang bebas tanpa sehelai kain pun.

"Woah!" Charsey membuka mulutnya dengan lebar. Sedangkan Saireen memutar kedua matanya dengan malas sembari bersedekap dada. Menatap Charsey yang masih membuka mulutnya.

"Hey, nanti ada serangga mas---"

"UHUK!" Charsey terbatuk, kepalan tangannya ia gunakan untuk menutup mulutnya yang masih terbatuk.

Lalu, Charsey mengeluarkan sesuatu dari mulut nya dengan berdecih, dan ucapan Saireen yang terputus tadi benar benar terjadi.

Lihat, lalat berwarna hitam berpadu hijau itu sudah tergeletak tanpa nyawa di rerumputan.

"Sudah ku bilang, Chacha." Charsey menggaruk pipinya dengan canggung. Walaupun perempuan didepannya ini sudah memanggilnya dengan panggilan baru itu sejak semalam, ia masih saja merasa asing.

"Kakak!" Sebuah panggilan dari balik tirai tenda timnya terdengar. Menampakkan Kaleya dengan tatapan sinisnya mengarah ke Charsey.

Charsey yang tidak mau kalah juga membalasnya. "Apa lihat lihat?!" Tanya Kaleya, menggenggam lengan kiri Saireen.

"Heh bocah, kau duluan yang melihat lihat diriku terlebih dahulu." Ucap Charsey, mengibaskan rambutnya sembari mengerling malas.

"Cih, alasan!" Kaleya berujar dengan mendecih pelan. Untung tidak ada Jendral dan yang lainnya yang mendengar umpatan dari Kaleya. Jika sampai ada...

"Kaleya." Panggil seseorang, mereka lantas menoleh bersamaan kearah suara.

"Oh, Jendral? Ada apa?" Tanya Kaleya, melepaskan genggamannya pada Saireen.

"Tidak, aku hanya memanggilmu saja." Lalu setelah berucap, sang Jendral pergi kembali ke tenda besar tadi.

...pasti Saireen yang pertama kali diintrogasi.

Benar saja, sepertinya ia akan di wawancara oleh sang Jendral berjenggot tipis itu. Terlihat dari tatapan sinis nya sebelum akhirnya pria itu menutup tirai tenda.

"Huh, tidak apa! Aku pasti kuat menghadapi cobaan ini!" Tekad Saireen, kembali muncul dihadapan dua orang perempuan yang masih terbilang muda darinya.

Lima belas menit sudah berlalu, tersisa lima belas menit lagi untuk kembali berlatih dan terus berlatih selama sebulan penuh ini. Karna di surat yang ditulis oleh sang Raja Kegelapan, tidak tertulis kapan peperangan dimulai. Sama sekali tidak memberikan sebuah kode untuk hal yang satu itu, benar benar merepotkan bukan?

Jadi untuk berjaga-jaga, seluruh negara yang masuk dalam organisasi perdamaian dunia lebih memilih melakukan aksi latihannya terlebih dahulu. Biarkan negara yang tidak peduli dengan keselamatan negaranya terjajah sekalian.

Bukan ingin mendoakan yang tidak-tidak. Tapi, itulah yang dikatakan oleh seorang pria yang semalam dalam pertemuan selalu menuduh dan mengomentari Saireen juga Charsey.

Saireen bersenandung. Ia sudah keluar dari kandangnya dan memilih untuk berjalan-jalan. Menghirup udara segar siang ini, untuk menambah energi yang sempat terkuras sejak tadi pagi.

saireen : to eternal peaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang