zakia: part 4

1.3K 176 25
                                    

.

.
.
.
A
Y
O
.
.
.
.
D
I
.
.
.
V
O
T
E
.
.
.
.
.

Happy reading all!!

Lagi dan lagi, jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan, alarm kalau bisa ngomong mungkin dia sudah memaki pemiliknya yang masih bergulung di bawah selimut tebal.

Zakia mulai mengerjap-ngerjapkan matanya.

Dia baru tidur di jam setengah tujuh tadi bisa di hitung hanya berapa jam zakia tertidur.

Zakia bangun beranjak menuju kamar mandi dengan malas.

Tak lama dia sudah keluar dengan lilitan handuk putih, tangannya sibuk mengerikan rambut yang basah dengan handuk kecil khusus.

Zakia menggunakan seragam yang jauh dari kata rapi.

Setelah mengeringkan rambut, memakai bedak tabur dan lip bam, zakia beralih memasang sepatu.

Sebelum keluar zakia menyemprotkan sedikit minyak wangi bayi.

Zakia turun ke dapur, dia membuka kulkas yang penuh dengan cemilan, memasukan beberapa Snack dan minuman di dalam tas nya. tas yang hanya berisi satu buku dan satu pulpen.

Setelah selesai zakia berjalan sambil memakan Snack di tangannya, langkah zakia berhenti saat melihat di meja makan terdapat dua potong sandwich.

Zakia mendekati meja makan.
"Siapa yang bikin? papa? gak mungkin, apa ada pembantu baru ya?" gumam zakia heran.

Zakia menarik tangannya kembali saat dia hampir menyentuh makanan itu, mengangkat bahunya acuh.

"Gak ah, ntar pesenan papa lagi"

Zakia kembali berjalan menuju garasi dimana mobil menang balapannya berada.

"Let's go"

✿✿✿✿

Zakia langsung memarkir kan mobilnya di waserda, lewat gerbang tidak mungkin pak amat akan mengijinkannya bukan? apalagi kali ini dia telat 3 jam.

"BABE NITIP MOBIL YA!"

"WOKEH NENG"

Zakia membuka pintu rahasia, lalu berjalan mengendap-endap, kalau ketemu bu demi lagi zakia bosen. hukuman nya belum bervariasi pasti.

Sesampai di depan kelasnya zakia langsung masuk menyelonong.

"ZAKIA! DARI MANA SAJA KAMU?!" tanya guru bahasa yang tengah mengajar.

"Dari rumah" jawabannya setelah duduk di bangku paling belakang.

"KAM–"

Krriiiiiiing kriiiiiiing

"Waktunya istirahat"

Bel istirahat memotong ucapan guru bahasa membuat nya mendengus kesal.

"Baik anak-anak, sampai berjumpa minggu depan. tolong pr nya di kerjakan! dan jangan suka membolos!" ucapnya penuh penekanan di akhir kalimat.

"Baik bu.."

"Umur gak ada yang tau bu, iya kalau kita minggu depan ketemu lagi" sindir zakia membuat guru bahasa itu menatap nya sinis.

zakiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang