zakia : part 28

1K 115 17
                                    

Vote and komen!

Tandai typo nyaaa!⚠️

Happy reading all!

🌵🌵🌵

BUGH!

"ARRGHH!"

KREEK!

"SSHHT SIAL!"

BUKH! BUGH!

"DIA TIDAK BOLEH MENGINGAT PEREMPUAN ITU!"

Maher mencengkram erat kerah leher pria terduduk lemas dengan keadaan kedua kaki dan tangan di ikat kencang di hadapannya, maher benar-benar membabi buta meluapkan semua emosinya.

"Arghhg! S-sakit! bangsat!"

Rahang pria itu mengeras, kepalan tangan begitu erat, menatap tajam pria di depannya.

BUGH!

Pipi kanan pria itu menjadi korbannya, maher mencengkram erat kedua bahunya, sungguh mengenaskan keadaan pria di depannya. muka hampir hancur kondisi tubuh sudah sangat lemas, mungkin bisa di bilang sekarat.

"Kau dengar! dia hanya milikku! tidak ada yang boleh mengambilnya dari ku!" Ujarnya berat nan menusuk.

"Bahkan perempuan itu sekalipun!"

"Pria gila" cibir nya.

"Waahhh! Seperti nya kau akan membunuhnya sekarang. teruskan, ini yang aku tunggu" potong seeorang yang baru saja masuk seraya bertepuk tangan, dia duduk di bangku yang ada di pojok sana mengangkat satu kakinya tak lupa bibir pink nya mengapit puntung rokok.

Nafas sedikit terengah maher mendorong kasar pria tadi, berjalan pelan menghampiri radit ikut duduk di sampingnya.

"Kenapa? kau tidak jadi membunuhnya?"

Maher menghidupkan rokok menatap tajam radit. "shut up! atau ku robek sekalian"

Radit menutup rapat mulutnya, bukan apa. maher itu tak pernah main-main dengan ucapannya.

setelah hening cukup lama maher kembali berbicara. "Ketatkan lagi penjagaan nya, jangan sampai dia mencari tahu tentang wanita itu"

Radit beruntung kapasitas otaknya di atas rata-rata, jadi perkataan maher mampu menyambung dengan sempurna di otaknya.

"Baiklah"

"Begitupun sebaliknya, jangan sampai wanita itu mengetahui dia"

"Kau tenang saja, identitasnya tidak akan di ketahui siapapun, keamanan ku tak perlu kau ragukan"

"Bagus"

"Apa dia bertanya tentangnya?" Tanya radit hati-hati menghembuskan asap rokoknya keatas.

"Tadi. bahkan aku kelepasan"

"Cih! bukan kah itu yang kau inginkan? dia membencimu." tekan radit geram.

Maher mengangguk singkat. "Ya! dia harus membenciku, dia harus terbiasa hidup tanpa ku"

Radit menggeleng tak percaya sungguh gila sahabatnya ini. "Bahkan dia sudah terbiasa sejak kecil jika kau lupa, perlu aku mengingatkan mu? bagaimana sikapmu selama ini padanya"

zakiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang