Hai jumpa lagiii...
Happy reading!
Vote!!
Komen!
minta tolong tandai typo nya..o00o..
Alunan melodi-melodi terdengar merdu dari sebuah piano yang di mainkan seorang gadis cantik yang kini tersenyum manis memejamkan kelopak matanya, meresapi setiap nada-nada yang di ciptakannya.
Clek!
Zakia berhenti menoleh ke arah pintu yang melihatkan seorang siswi yang menunduk.
"Kenapa?" zakia memutar kursinya.
"I-itu kak, ruangannya mau di pakai buat latihan" jelas siswi itu gugup tak berani menatap zakia.
Zakia berdecak kesal melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan menunjukkan pukul 4 sore dan satu jam lalu bel pulang sudah berbunyi.
"Lo bisa undur latihannya besok"
"T-tapi kak, kami sebentar lagi ada lomba. dan ini perintah bu susi buat latihan"
"Lo pikir gue perduli? gue cuman bilang lo bisa latihan besok! buat sekarang gue yang makai nih ruangan!" Ucap zakia tak terbantah.
Tubuh siswi itu bergetar ketakutan dirinya bingung entah harus mengikuti perintah guru pembina nya untuk latihan, atau besok. karena tak ingin menganggu zakia.
Zakia merasa tak ada pergerakan, dia bangkit dari duduknya menyambar stik drum sebelum mendekati siswi tadi yang masih di ambang pintu.
"Lo pergi sendiri atau gue seret?"
Zakia mendorong bahunya menggunakan stik drum tadi membuatnya mundur keluar sedikit.
Tersenyum miring saat melihat korbannya ketakutan itu adalah ciri khas zakia, di buangnya stik drum tadi lalu beralih mencekal kerah baju gadis di depannya.
"K-kak, maaf"
"Kenapa? merasa bersalah karena apa hm?" bisik zakia horor.
"Ak-aku ganggu kakak" ujarnya terbata-bata merasa lehernya tercekik.
Brak!
"TELAT! LO UDAH BUAT GUE EMOSI!"
Zakia melempar gadis itu membuatnya jatuh terduduk hingga bagian belakangnya menghantam tembok koridor.
"Aakhhh"
Zakia berkekeh pelan berjongkok menyamai tinggi mereka, di usapnya pelan setiap inci wajah gadis di depannya ini yang sudah gemetar hebat.
"Arghhh kak.. ampunn" isak gadis itu kala zakia menjambak keras rambutnya.
"Iii nangis, cengeng banget!" Ejek zakia.
Plak!
"Awsh hiks"
"Di sana ada cctv, ini juga pipi lo memar. mau ngadu gak kalau gue yang lakuin? biar kita bisa main-main lagi"
"En-enggak kak"
"Lemah banget!" Zakia melepaskan jambakannya pergi begitu saja meninggalkan gadis yang sudah terisak pilu.
✿✿✿✿
Zakia berjalan cepat dengan tangan kiri terkepal kuat, percayalah gadis ini benar-benar membutuhkan sesuatu untuk meluapkan seluruh emosinya yang sudah meledak-ledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
zakia
Teen Fiction⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA ⚠️ Cerita pertama, maaf kalau ada salah dalam penulisan. Mohon maaf jika ada kesamaan di nama atau di salah satu adegan. ~~~~~~~~~~~~ Tentang gadis yang berusaha keras menerima takdir hidupnya. Zakia resyakila adicandra anak d...