VOTE! AND KOMEN!
°°°°°°°°°°°
"GO ZAKIA GO ZAKIA GO!"
"YUHUUU ZAKIAA!!"
PLAK!
"LO BISA DIEM GAK SIH!" Bentak alzam berada di samping jerrin berteriak seperti monyet lepas dari kandang.
"Apa sihh, gue tuh memberikan support. untuk teman kita yang sedang berjuang menggapai garis finis" balas jerrin dramatis pengusap bahunya terasa sedikit pedas.
Alzam menatap jerrin geli, andai saja jerrin memiliki saudara sudah di pastikan alzam membuang manusia ini di kolam yang di penuhi buaya, sayangnya jerrin itu anak tunggal kaya raya yang nanti menjadi penerus di keluarga nya.
"Percuma tau gak sih! lo teriak-teriak kayak orang gila gitu, gak bakal di denger zakia"
"Udah sih.. ribut mulu" lerai afgar sudah pusing mendengar perdebatan yang unfaedah dua orang di sebelahnya ini.
Tak menunggu lama siapa yang dulu di garis finis, dari ujung sana terlihat seseorang gadis tomboi melambai-lambai kan kedua tangannya kepada penonton balap liar.
Ciiiiiit
"Udah pasti menang si, tapi ngeri euy" ujar jerrin berlari kecil mendekati zakia sedang membuka helm full face nya.
"Hufh! alhamdulillah" gumam alzam yang juga menghampiri zakia di ikuti afgar.
"Tuh! menang kan gue" zakia menepuk-nepuk dadanya menunjukkan muka songong.
Ketiga pria itu mendengus kesal, tidak tau kah zakia mereka mati-matian menahan kekhawatirannya, jangan tanyakan lagi batin mereka tak berhenti merapal doa, tidak ingin kejadian beberapa bulan lalu terulang lagi, tidak! tidak boleh terjadi.
"Pengen gue tampol muka lo" geram jerrin.
"Sini turun" suruh afgar.
Zakia melompat turun dari motor sambil merapikan rambutnya sedikit berantakan.
"Zam, ambilin uang taruhannya sono. sekalian kalau ketemu si Tarzan panggilin, bilang gue mau ngomong bentar"
Alzam mengangguk singkat "okey! ke tempat joan sabi kali za"
"Sabi lah gilak!" Gadis itu mengangkat jempolnya berseru keras.
"Udah malam, gak pulang aja?" Tanya afgar melirik jam menunjukkan pukul 00:05.
Zakia berkekeh pelan menepuk bahu jerrin sekilas.
"Kayak anak perawan aja dia, pulang jam segini" menunjuk afgar menggunakan dagunya.
Afgar menghela nafas pelan, tidak peka sekali gadis ini. dia mengingatkan untuk dirinya tapi malah dia yang di ejek.
"Dia itu bilang gitu ngingetin elo! tulul banget. jadi cewek tuh peka dikit za. Pekaa" omel jerrin meraup muka zakia.
"Ya ampun! muka cantik gue ternodai" sentak zakia mengusap-usap muka yang tadi di raup jerrin tanpa dosa.
"Ternodai-ternodai! mulut lo tuh yang ternodai" cibir jerrin tak terima.
"Ap–"
"Udah sini" potong afgar membawa zakia duduk di trotoar jalan memberikannya sebotol mineral yang sudah di bukakan.
"Minum dulu"
Zakia mengangguk pelan meneguk hingga setengah, memberikan kembali pada afgar.
"Thanks"
KAMU SEDANG MEMBACA
zakia
أدب المراهقين⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA ⚠️ Cerita pertama, maaf kalau ada salah dalam penulisan. Mohon maaf jika ada kesamaan di nama atau di salah satu adegan. ~~~~~~~~~~~~ Tentang gadis yang berusaha keras menerima takdir hidupnya. Zakia resyakila adicandra anak d...