Seorang gadis mengendarai motor sport hitam dengan kecepatan tinggi di jalanan ibukota yang sedikit lenggang karena hampir tengah malam.Gadis itu tak memperdulikan sumpah serapah orang-orang yang di salip, baginya itu adalah kesenangan tersendiri. membuat orang lain kesal. gila memang, tapi itu lah zakia.
Tak memakan waktu lama zakia sudah memarkir kan motor, dia berjalan santai mendekati teman-temannya yang duduk di sebuah kursi panjang.
Jerrin yang melihat zakia dari kejauhan menggeser duduknya.
"Sini za" jerrin menepuk kursi di sebelah.
Zakia duduk di antara jerrin dan afgar sedangkan alzam di sebelah jerrin.
"Siapa ama siapa tuh?" Tanya zakia.
"Si arzan, gak tau sih ama siapa" jawab alzam.
Zakia menggeleng pelan "apa lagi tuh, yang jadi taruhan"
"Palingan uang" gumam afgar.
"Kalau sama cowok mah uang, coba sama lo za, pasti gede-gede bahan taruhannya" cibir jerrin.
"Ngebet dia, pengen jadi pacar zakia" sambungnya alzam.
Afgar berdesis pelan menoleh ke samping.
"Jangan gitu lah zam, jagalah perasaan mas afgar"
"Eh iya ya, maaf ya mas" alzam menangkup kedua tangannya.
Tengah asik mengobrol seorang laki-laki dengan tatapan tajamnya menghampiri mereka, lebih tepatnya, zakia.
Jerrin langsung berdiri di depan zakia menghalangi laki-laki itu.
"Mau apa lo?" Sentaknya.
Laki-laki tadi tersenyum miring "gue gak ada urusan sama lo"
"Urusan zakia, urusan kita semua"
"Cih! sok banget lo"
Jerrin menarik kerah Satrio, ya, laki-laki tadi adalah satrio. orang yang berapa hari lalu membogem zakia.
"Udah" zakia berdiri menarik tangan jerrin.
"Mau apa?" zakia menatap Satrio santai.
Satrio hendak maju selangkah namun di dorong afgar "jauh-jauh"
"Gue tantang lo balapan"
"Gak!" "Dengan senang hati"
Afgar, jerrin, dan alzam menolak, namun tidak dengan zakia.
"Gue nantangin dia" Satrio menunjuk zakia "bukan lo lo pada" lanjutnya.
"Cih! Gue tau lo main curang!" Sungut jerrin.
Alzam mendorong Satrio hingga dia termundur beberapa langkah dengan cepat afgar menahannya "mau lo apa hah? Pake nantangin zakia segala!"
"Bisa gak sih, gak usah pake emosi" lerai zakia.
"Gak bisa!" Jawab jerrin dan alzam membuat zakia mendengus kesal.
"Gue cuman mau nantangin dia balapan, normal kan? Gak pake embel-embel kalau kalah jadi pacar gue, gue cuma mau lihat seberapa hebat sih seorang zakia, dan satu lagi. gue bukan pengecut yang suka main curang!" Tunjuk nya di depan wajah jerrin yang langsung di tepisnya kasar.
"Oke gue terima" ujar zakia.
"Za?!" sentak mereka bertiga.
"Apa? gue mau balapan, kayak biasa, tenang gue gak bakalan kenapa-kenapa. Oke? percaya sama gue" yakin zakia.
"Tap–" "apa sihh, gak usah lebay! ini bukan pertama kali gue balapan" ucapan mereka
di potong zakia."Oke, lima menit lagi, gue tunggu" satrio pergi dari sana, memberikan tepukan pelan di bahu jerrin dan alzam.
KAMU SEDANG MEMBACA
zakia
Novela Juvenil⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA ⚠️ Cerita pertama, maaf kalau ada salah dalam penulisan. Mohon maaf jika ada kesamaan di nama atau di salah satu adegan. ~~~~~~~~~~~~ Tentang gadis yang berusaha keras menerima takdir hidupnya. Zakia resyakila adicandra anak d...