zakia part:15

1K 135 40
                                    

Happy reading
Vote dulu

ෆෆෆෆ

"Permisi kak, itu tadi di panggil bu Ratna. suruh di kantor menghadap beliau"

Zakia tengah hormat di lapangan berdecak pelan.

"Tadi gue di suruh hormat, sekarang disuruh ke kantor lagi, tuh guru mau nya apa sih. heran gue" kesal zakia.

"Lo ngapain masih di sini?" Sentak zakia pada seorang siswa yang sedari tadi menatap nya.

"Oh, iya kak, permisi" ujarnya berlalu menuju kelas.

"Pasti tuh cowok terpana, terpesona, dan terlena. melihat kecantikan gue yang cetar membahana ini" ujar zakia penuh percaya diri sembari melepas cepolannya.

Kaki jenjang nya berjalan di tepi lapangan menunju kantor guru, dengan pandangan ke depan zakia tak memperdulikan berbagai tatapan menatap dirinya.

"ZAKIA FATIR TITIP SALAM NIH"

"SUKA KATANYA!"

"UDAH ADA PACAR BELOM? SAMA AA FATIR AJA NIH, SAMA-SAMA JOMBLO"

Zakia menatap tenang gerombolan siswi yang tengah bersantai di kursi tepi lapangan padahal ini masih jam pelajaran.

"GAK AH, GUE TERLALU INDIHOME UNTUK DIA YANG HOTSPOTAN!" Balas zaka tak kalah nyaring.

✿✿✿✿

Brak!

"Innalilahi"

Kedua mata zakia membelak kaget melihat tumpukan buku yang berbagai jenis mata pelajaran dihadapannya.

"Saya di sini sebagai wali kelas kamu, dan ini semua tugas yang belum selesai kamu kerjakan, ralat. belum pernah kamu kerjakan! jika kamu ingin naik kelas dan mendapatkan nilai, kerjakan semua tugas ini" jelas bu ratna.

"Masih semester satu bu" jawab zakia.

Bu ratna memijat pelipisnya sedikit berdenyut melihat tingkah muridnya satu ini, sungguh sangat menguras tenaga.

"Zakia kamu sebenarnya niat tidak sih sekolah? tujuan kamu di sekolah itu apa? kenapa tidak pernah masuk kelas dan mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti teman-teman kamu? ibu pusing ngurusnya, yang di sebut semua guru itu nama kamu terus"

Zakia duduk melipat kakinya menatap bu ratna intens.

"Saya sudah memahami dan mengerti semua pelajaran ini, bosen saya kalau harus denger itu berulang-ulang"

Zakia. gadis yang sedari sekolah dasar selalu belajar melampaui materi seharusnya, dia memilih belajar sendiri dari pada mendengarkan ocehan guru di depan kelas, meskipun dia mati-matian memahami materi, dengan modal membaca berbagai jenis buku atau dari handphone.

"Setidaknya kamu mengerjakan tugas ini zakia"

"Iya nanti di kerjakan"

"Dan masuk kelas seperti teman-teman kamu bisa?"

"Enggak bisa, saya tidak suka terlalu disiplin seperti mereka"

Zakia membawa tumpukan buku di depannya dengan menggunakan satu tangan dan berlalu begitu saja.

zakiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang