zakia :part 14

1.1K 144 14
                                    

Happy reading
Semangat puasanya!
Harus sahur meskipun
Gak di bangunin ayang.
Bercanda

๑❥๑๑❥๑๑❥๑


"Ssttttt... aw! anjing!"

"Diem uun, ini gue pelan banget ngolesnya"

"Udah gue aja! aww!"

Zakia terus saja meringis memegang pipinya terasa berdenyut nyeri, sedangkan jerrin telaten mengobati sudut bibir zakia yang sedikit sobek.

"Gak usah gerak-gerak za, ntar kesenggol malah makin sakit"

Zakia mencibir pelan menatap wajah jerrin tengah serius, andai saja tadi dia berjalan dengan benar, tidak menendang-nendang batu. pasti sekarang dirinya baik-baik saja.

"Lagian kalau jalan tuh kaki gak pernah fokus buat jalan aja, kebiasaan nendang batu. ya gini, kena orang mabok elo yang di tabok" tutur jerrin.

Zakia menjauhkan tangan jerrin.

"Nyerocos mulu kayak emak-emak, lagian gue udah minta maaf, tuh preman aja gila! gak ada aba-aba main bogem aja muka cantik gue" balas zakia tak mau kalah.

Jerrin mengemaskan kotak p3k yang di bawa tadi. "Untung gue dateng, coba kalau enggak, udah jadi tape lo di bogem"

"Ya elah, kalau tangan gue yang ini nih sembuh, mereka duluan gue jadiin tape. gak perlu bantuan lo juga" jawab Zakia sibuk berkaca di layar hp melihat pipinya yang sedikit biru keunguan.

Jerrin menoel pelan tangan kanan zakia.
"Makasih kek za, makasih" 

Plak!

"Aduh anjing!" kaget jerrin.

"Sakit jamal!!!" Pekik zakia mengusap-usap tangannya yang masih di gips.

Jerrin hendak membantu zakia mengusap tanganya namun zakia terlebih dahulu menghindar.

"Maap za..."

"Gak! gue mau pulang, bye!" Zakia melenggang pergi menyetopkan sebuah taksi.

"ZAA WOII! GUE ANTERIN ZAA!"

✿✿✿✿

Reyan membuka kembali matanya, dia sudah berusaha untuk tidur dari setengah jam lalu, tapi tak bisa.

Kini pikirannya penuh dengan gadis galak, keras kepala, dan semaunya, siapa lagi kalau bukan zakia.

Reyan kembali duduk menghela nafas berat, mengacak-acak rambut, sesekali memukul pelan kepalanya.

"Lo kenapa sih reyann!"

"Stop mikirin dia!"

"Stop khawatir sama dia!"

"Zakia keluar dari pikiran gue!"

"Arrgghhh! shit! fuck!"

"Come on"

Reyan terus saja bergumam tak jelas, dia meraih secangkir air minum di atas meja meneguknya hingga tandas.

Reyan melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 01:05 dini hari.

Pikirannya terus saja keluar pertanyaan-pertanyaan tak biasa.
'zakia sudah tidur?' 'zakia bisa tidur atau tidak?' 'apa kah gadis itu baik-baik saja?'
dan banyak lagi, membuat nya sedikit pusing.

zakiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang