BAB2

346 41 1
                                    

Saat ini beberapa gadis tengah berkumpul dikelas karena hanya mereka yang telah datang seperti motto salah satu dari mereka, ‘Datanglah lebih awal pasti dapat contekan,’.

Sungguh motto yang sangat ingin dimusnahkan oleh salah satu gadis paling dingin di antara mereka, hingga tidak lama teman yang lain pun memasuki ruang kelas tersebut dengan sangat berisik membuat kumpulan gadis itu penasaran akan apa yang dikatakan oleh teman sekelasnya.

“Ada apa sih Kezia?” tanya Citra.

“Ada murid baru katanya dan paling penting itu mereka semua pada ganteng dan juga cantik,” ucap Kezia heboh.

“Mereka berarti banyak dong?” tanya Ael.

“Dengar-dengar ya ada 8 orang lelaki ditambah 2 orang gadis,” ucap Megan membuat Ara memutar bola matanya malas.

Diantara yang lain Ara lah yang paling menghindari topik menyangkut kaum lelaki baginya risik jika untuk membahas mereka, dan kini waktu pun telah tiba sang guru datang bersama dua gadis dan delapan lelaki membuat mereka semua bersorak kecuali para gadis yang memiliki nama circle Onestar's menatap mereka dengan datar Karena mereka tidak terlalu perduli pada murid tersebut.

Namun berbeda dengan Citra dan Mufida  karena mereka berdua merasa ada yang aneh dengan para lelaki tersebut sebab diantara yang lain mereka berdualah yang paling peka, semua penghuni sekolah sangat takut jika berhadapan bersama member Onestar's karena mereka semua paling dingin namun tidak dengan Citra dan Mufida yang ramah terhadap siapapun.

“Silahkan kalian duduk dikursi kosong,” ucap sang guru Fresya.

Dengan sopan semua murid baru kini duduk dikursi yang telah tersedia, Citra dan Mufida masih betah melihat para lelaki tersebut dengan Citra yang sedang melakukan Telepathy kepada Mufida.

Citra, kenapa cuma pikiran mereka yang tidak bisa kita baca sedangkan dua gadis itu bisa?” tanya Mufida yang kini sedang melakukan telepathy.

“Aku juga mikir begitu dan tadi cincin mereka bercahaya begitupun kalung kita semua aku merasa ini sangat aneh,” ucap Citra dalam hati.

Citra masih betah memperhatikan lelaki tersebut dengan melakukan telepathy bersama Mufida hingga perkataan bu Fresya membuat mereka buyar.

“Dikarenakan guru mau rapat kalian diberi jamkos kalau begitu kelas saya akhiri,” ucap Bu Fresya yang kini berlalu.

“Kantin yuk?” ajak Ael membuat mereka menyetujuinya.

“E-eum, apakah kita berdua boleh ikut kalian?” tanya salah satu murid baru membuat Zahra mengangguk.

“boleh ayo kantin,” ajak Ael.

Setelah tiba dikantin yang masih sepi mereka pun langsung duduk dikursi yang vavorite mereka di ujung dengan pandangan yang sangat unik, sekolah ini milik Ayah dari Mufida membuat mereka semua segan terhadap gadis tersebut.

Disaat mereka tengah fokus memesan makanan para lelaki kini duduk dikursi yang tidak jauh letaknya dari tempat gadis tersebut.

Kini dengan iseng Ara menatap mata salah satu dari lelaki tersebut, hingga matanya tanpa sengaja menatap warna merah membuat dirinya terkejut.

“Aku akan mencari tau kenapa aku merasa lelaki itu sangat aneh ada sesuatu yang seakan melindunginya,” ucap Ara dalam hati.

“Dor!!”

Ucapan dari Mufida berhasil membuat mereka semua terkejut, namun tidak dengan Ara yang kini menatapnya tajam namun yang didapati hanya cengiran polos gadis itu.

“Sudahlah lupakan saja,” ucap Alyssa membuat mereka terdiam.

“Kalian mau pesan apa biar disamakan saja,” ucap Zahra yang malah mendapat jitakan dari Alyssa.

“Kalau disamakan mending jangan nawarin dari tadi,” ucap Aulia membuat Zahra menatapnya kesal.

Dengan kesal Zahra pun pergi memesan makanan ditemani oleh Aulia dan juga Citra yang kini telah berlalu pergi.

“Oh iya nama kalian siapa?” tanya Ael.

“Namaku Nindy kalau ini Yessica,” ucap Nindy.

Membuat mereka semua mengangguk hingga tanpa sengaja metanya melihat bandul kalung yang digunakan Yessica dan Nindy sangat sama dengan mereka namun warna yang berbeda hal itu buat member Onestar's saling pandang seakan memberikan kode.

“Apakah kalian berdua pemusnah vampire?”

Pertanyaan dari Mufida membuat dua gadis itu terkejut dengan senyum manis Mufida pun menunjukkan sebuah kalung yang sama begitu pun yang lainnya kecuali satu orang yang tidak memilikinya yaitu Aulia karena Aulia bukan keturunan The Angel.

“Bestie kami datang,” teriak Citra.

Berhasil membuat semua penghuni kantin menoleh kepadanya hingga semua temannya kini menunduk sedangkan Ara sejak tadi betah dengan ponselnya karena dia orang yang irit untuk bicara.

“Bukan temanku,” ucap Aulia yang telah meletakkan gelas-gelas capucino.

Tanpa mereka sadari para lelaki kini berusaha menahan taringnya agar tidak keluar, karena sejak tadi wangi darah suci yang sangat kuat telah membuat mereka menginginkan darah tersebut.

“Berarti mate kita ada disini apakah salah satu dari mereka,” gumam Sandy membuat mereka terdiam membisu.

. Selamat membaca .

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang