BAB16

164 36 2
                                    

Pagi ini mereka telah berada distasion kereta api dengan barang yang mereka bawa, lalu mereka pun masuk dengan segera dan duduk saling berpasangan seperti saat ini Yessica bersama Ricky, Ara dan Fenly, Sandy dan Nindy, Citra dan Fiki, Mufida dan Fajri, Ael dan Gilang, Farhan dan Alyssa, Zahra dan Zweitson.

Sedangkan Aulia yang berpacaran bersama Hiro seminggu lalu kini berduaan dibelakang kursi Citra, hingga celetukan Mufida membuat beberapa gadis melihatnya.

“Kamu kenapa?” tanya Aulia bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Kamu kenapa?” tanya Aulia bingung.

“Minta minyak angin aku mabuk perjalanan,” ucap Mufida nyengir.

Dengan segera Ara mengambil dan menberikannya freshcare untungnya Mufida duduk disamping Fajri jadi tidak perlu repot berjalan dulu.

“Ini,” ujar Ara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Ini,” ujar Ara.

“Kok ngakak, lucu ih kepalanya buat aku boleh kan,” ujar Mufida membuat Ara menatapnya kesal.

“Tidak mau ini milikku dari abang,” ujar Ara kesal membuat yang lainnya tertawa.

Perjalan mereka memakai waktu 6 jam hingga beberapa dari mereka ada yang tertidur begitu pun dengan Ara yang tertidur tanpa sengaja kepalanya mengenai bahu Fenly.

“Fen boleh kirim snacknya kebelakang tidak kita mau kamu jangan makan sendiri keselek mampus,” ucap Farhan sarkas.

“Ini Ara lagi tidur dibahuku jadi susah berikannya kalau mau abang saja yang kesini,” ucap Fenly datar tangannya sejak tadi berselancar diponsel untuk bermain game.

Setelah mendengar perkataan sahabatnya Farhan pun datang mengambil beberapa snack yang kini ada ditangannya, namun sebelum dia pergi Farhan menjitak kepala Fenly dengan kesal membuat gadis disampingnya terbangun.

“Kalian kerdua kenapa?” tanya Ara polos.

“Eh kebangun ya Ra maaf soalnya gue menjitak kepala Fenly suruh siapa ngeselin,” ucap Farhan kesal langsung berlalu membuat Ara tertawa.

“Hahaha kasihan wajahmu kenapa manyun gitu Fen?" tanya Ara yang belum meredakan tertawanya.

“Puas tertawa hm? ini sakit tenaga bang Han bukan main-main tau dia tenaga kuli gitu,” ucap Fenly membuat Ara mengenggam tangan lelaki disampingnya.

“Ekhem, Fen gue mendengarnya,” ucap Farhan yang makan snacknya membuat beberapa dari mereka tertawa kecil.

Dibangku Fiki kini lelaki itu terkejut ketika Citra yang tanpa sadar terlelap dibahunya, tangan kanannya kini merapikan rambut Citra yang turun mengenai wajah sang gadis.

“Aku begitu sayang kepadamu Cit kamu sangat menggemaskan,” lirih Fiki yang masih betah menjadi sandaran perempuan itu.

Hingga Fiki pun mencium kening gadis disampingnya meski dirinya ingin sekali menyicipi bibir sang gadis namun sebisa mungkin ditahannya, sedangkan Fajri dan Mufida kini saling tertawa setelah lelaki itu membuat jokes hingga tanpa sadar mata mereka saling bertatapan bersama.

“Apa Fajri?” tanya Mufida ketika Fajri mau membuat mulut namun ditahannya.

“Ekhem, jantungku dangdutan melihatmu sedekat ini,” cicit Fajri.

Membuat Mufida tertawa kembali tanpa sadar sejak tadi Fajri menatapnya membuatnya kini terdiam dan menahan gugupnya jantungnya bahkan juga merasakan seakan konser.

“Ke—kenapa kamu me—menatapku seperti itu?” tanya Mufida gugup.

Arghh! Sial aku gugup” ucap mereka berdua dalam hati.

“Aku mencintaimu Muf maukah jadi kekasihku?” tanya Fajri yang kini menatap kedua manik mata gadis itu.

“Kamu serius?” tanya Mufida yang hanya dibalas anggukan Fajri.

“Aku serius tidak pernah berniat sedikit pun untuk membohongimu,” ucap Fajri membuat Mufida tersenyum.

“Aku mau Ji aku mau,” ujar Mufida membuat senyum Fajri kini mengembang dan memeluk sang gadis dengan perasaan bahagia.

“Terimakasih sayang,” ucap Fajri mengelus rambut hitam sang gadis membuat Mufida menyembunyikan wajahnya didada kekasihnya.

Kini mereka pun telah tiba di stasion kereta api Hognwan,  dan mereka pun berjalan kaki untuk menuju Houtouwan karena jarak dari dari Hognwan menuju Houtouwan tidak ada kereta apapun yang berlalu lalang karena pasir yang persis seperti salju.

“Guys kok dingin sekali ya,” ucap Mufida yang kini diangguki oleh mereka.

“Yaiyalah dingin kan ini sudah hampir memasuki kawasan Houtouwan, semakin kita maju maka semakin dingin suhunya,” ucap Aulia.

Hingga Fenly tanpa sadar mendengar suara larian sesuatu membuatnya terdiam untuk konsentrasi namun tidak lupa mengeluarkan panah dan memanah ke sumber suara.

Crasss!

“Aaaa.... Itu kan serigala,” teriak Citra yang terkejut membuat Alyssa membekap mulut sahabatnya

“Lepaskan Lys tanganmu itu,” ucap Ara membuat Alyssa melepaskannya.

“Tanganmu asin habis pegang apa sih lo,” ucap Citra menatap gadis disampingnya dengan tajam.

“Hahaha, Abis megang bulu,” ucap Alyssa polos membuat Citra menjitak sahabat mengesalkannya.

Ara kini menghampiri Fenly yang sejak tadi menyentuh serigala hingga tangan Ara kini menyentuh bahu lelaki tersebut.

“Kamu kesini?” tanya Fenly membuat Ara tersenyum.

“Kenapa aku melihat serigala ini mati aku merasa sedih ya Fen,” ucap Ara yang ikut mengelus bulu serigala putih sedangkan Fenly memeluk Ara agar gadis itu tidak menangis.

Dimana-mana bulu serigala bukan ini tapi ini warna putih bersih kamu tau sesuatukan Fen,karena wajahmu murung begitu tidak seceria tadi,” ucap Sandy dalam hati.

Serigala ini dikirim dari kerajaanku dia menyampaikan pesan untuk kita agar berhati-hati karena disini ada sesuatu yang misterius sepertinya kita bukan hanya mencari bunga itu tapi mencari suatu hal juga,” ucap Fenly dalam hati membuat Sandy mengelus bulu serigala yang kini tidak lagi bernyawa.

“Siapkah kita berpetualang?” tanya Farhan yang tadi mendengar perkataan Fenly.

“Siap!” seru mereka kompak.

.selamat membaca.

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang