BAB13

173 36 4
                                    

Disaat Ara menikmati sebuah alunan music dari ponselnya menggunakan handset beberapa temannya pun berdatangan namun diabaikan oleh gadis tersebut.

"Bestie sudah siap tugas pak botak?" tanha Citra.

"Ini mau nyontek sama Ara," ucap Mufida nyengir.

Membuat gadis tersebut langsung melemprkan bukunya dengan pelan takut lecet nantinya, disaat mereka fokus menyalin perkataan dari yang tiba-tiba membuat semuanya reflek menoleh padanya.

"Guys kalian tau hutan Village dimana?" tanya Ara yang kini memainkan kukunya.

"Itu jauh sekali jaraknya dari kota kita karena memasuki hutan terdalam orang yang pergi biasanya tidak akan pernah kembali," ujar Kezia.

Membuat member Un1ty kini tertarik menguping pembicaraan mereka dalam diam dengan saling membaca fikiran lelaki tersebut.

"Tumben sekali kamu menanyakannya Ra?" tanya Alyssa bingung.

"Aku tadi malam mimpi buruk ada pria asing mengatakan aku matenya," ucap Ara santai.

"Mate?" tanya Farhan bingung.

"Iya mate dan masa dia mengatakan aku jodohnya tapi aku tidak bisa melihat lelaki itu karena menggunakan topeng," ucap Ara membuat seorang lelaki kini menegang.

"Cuma pakai topeng saja kan?" tanya Sandy yang kini penasaran.

"Dia menggunakan baju kindom tapi-" ucap Ara yang kini memainkan game candy crush saga.

"Kenapa, jangan digantung seperti hubungan kali Ra," tanya Aulia namun matanya masih betah.

"Masalahnya itu aku nyaman sekali berada didekatnya namun takut diwaktu bersamaan," ujar Ara membuat seorang lelaki kini tersenyum samar.

"Terus-terus?" tanya Ael yang sedang menggambar.

"Seorang wanita tidak terlalu tua namun masih cantik mengatakan jika jodohku berdarah vampire dan werewolf maka setelah acara pesta annivesary sekolah aku akan pergi," ucap Ara dingin membuat semua kini menoleh padanya.

"Kamu percaya makhluk mitos itu Ra?" tanya Citra membuat Ara tersenyum sinis.

"Jika pun didunia ini ada maka aku yang akan mengakhiri hidup mereka termasuk yang mengatakan jika aku mate-mate apalah itu," ucap Ara datar.

Berhasil membuat Un1ty kini menelan ludah menahan diri agar tidak ketahuan oleh mereka.

"Memang kamu tau mereka siapa Ra?" tanya Nindy membuat senyum sinis Ara kini terbit.

"Tau," ucap Ara datar membuat seorang lelaki kini jantungnya seakan lepas.

"Siapa Ra?" tanya Zweitson menahan gugupnya.

"Kalian—"

"Bapak botak masuk," ucap Citra heboh.

Hal itu membuat Un1ty menahan keringat dinginnya, mereka sangat bersyukur untung ada Citra menyelamatkannya dan kini mereka pun langsung fokus kepada pelajaran.

"Aku sudah yakin jika itu kalian," ucap Ara dalam hati.

Hingga tatapan matanya tanpa sengaja berhadapan dengan manik mata Fenly, dengan segera gadis itu langsung memutuskan tatapannya dan perhatikan sang guru yang saat ini menjelaskan.

"Tes tes.... Panggilan untuk Fenly dan Fajri segera keruang osis sekali lagi panggilan untuk Fenly dan Fajri ditunggu segera terimakasih,"

Suara dari microphone ruang osis kini membuat dua lelaki langsung berpamit kepada sang guru dan berlalu dengan segera, namun semua itu tidak lepas dari pandangan Ara yang tidak konsentrasi sejak tadi efek mimpi tadi malam, pemilihan osis telah berlalu sejak semalam dimana sang ketua ialah Fenly dan wakilnya Fajri selebihnya anggota dan team lain.

Setelah sang guru keluar para gadis kini menuju kantin sedangkan sejak tadi Ara masih betah terdiam dalam pemikirannya hingga member Un1ty pun menghampiri mejanya disusul oleh Fenly dan Fajri yang baru tiba.

"Ra kapan lo akan pergi?" tanya Yessica.

"Besok malam anniversarry sekolah dan paginya aku akan langsung berangkat," ucap Ara hingga Aulia datang dengan pesanannya dibantu Ael dan juga Alyssa.

"Kita semua akan ikut," ucap Ricky tegas.

"Iya benar kita itu sudah jadi sahabat jadi kita semua akan menemanimu," ucap Yessica.

Senyum Ara pun terbit sungguh merasa terharu mempunyai sahabat seperti mereka yang ada disaat susah senang semoga akan awet sampai tua nanti, namun apakah mereka bisa menua bersama jika takdir mengatakan inilah akhirnya.

"Tapi tempat itu sangat bahaya," ucap Fenly dingin.

"Lebih bahaya aku mati hanya karena mate sendiri," ucap Ara dingin.

"Bisa jadi mereka itu dapat kutukan kak," ucap Mufida membuat Ara tertawa remeh.

"Kamu kenapa benci sama vampire dan werewolf Ra?" tanya Gilang yang sejak tadi menyimak.

"Karena makhluk sialan itu telah dengan teganya membunuh mamaku setelah mama baru melahirkanku di tengah hutan saat mama dan papa sedang berburu di hari wekend, saat itulah aku membenci kaum mereka aku akan memusnahkan keturunannya tanpa sisa," ucap Ara dingin.

“Bagaimana pun juga dia itu takdirmu,” ucap Nindy.

Dan kini mereka mengerti betapa gadis itu sangat membenci keturanan vampire maupun werewolf dan kenapa Ara menjadi mate Fenly karena ada sangkut pautnya pada kehidupan sang ibu kandungnya.

"Tapi tidak semua makhluk yang kamu katakan itu jahat karena aku membaca bukunya," ucap Fiki yang langsung mendapat tatapan tajam dari Farhan.

"Sungguh aku tidak perduli saat ini aku ingin membalaskan dendamku dan membunuh lelaki yang akan menjadi takdirku itu untuk mati! sebelum itu aku akan menyiksanya terlebih dahulu membuatnya tersiksa perlahan lalu menusuk jantungnya dengan racun Wolfsbane sepertinya sangat seru," ucap Ara diiringi senyum smirknya membuat para lelaki itu menegang.

"Aku telah ikhlas jika nantinya akan mati ditanganmu mateku," ucap Fenly dalam hati.

“Tapi jika kamu akhirnya mencintainya bagaimana?” tanya Zweitson.

“Kalau akhirnya Aku memilih pertahankannya maka saat itulah aku melindunginya dengan darahku sendiri karena dia akan abadi bersama darahku tapi semua itu tidak akan ku biarkan terjadi,” ucap Ara datar.

"Jangan bodoh Fen," ucap Sandy dalam fikiran.

"Nyatanya itulah yang akan terjadi mau tidak mau maka aku harus siap mati," bentak Fenly dalam hati membuat Sandy langsung terdiam.

.selamat membaca.

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang