BAB23

169 35 6
                                    

Kini mereka sangat terkejut ketika zombie ingin mengigit tubuh Fenly dengan segera Fiki melompat dan langsung menusuk tepat didada Zombie hingga jatuh tersungkur dan kini para lelaki pun kembali menghadang para Zombie yang jumlahnya mulai sedikit.

Disaat para lelaki sedang fokus membasmi Zombie Ara melihat kearah jembatan sebuah lonceng yang membuatnya teringat akan ibu dengan segera dirinya berlari dan berusaha menggapai lonceng tersebut, namun hal itu disadari oleh Nindy dengan segera dia pun membantu Ara yang kesusahan menggapai.

“Terimakasih kak sudah membantuku,” ucap Ara ketika lonceng miliknya telah berada digenggaman.

Flashback on

“Mama,” teriak Ara kecil berlari mengejar sang ibu.

“Sayang jangan lari nanti jatuh nak,” ucap sang Mama yang kini merentangkan tangannya hingga mereka berdua pun berpelukan.

“Mama ini buat nemani mama lonceng kesayanganku,” ucap Ara kecil menyerahkan lonceng tersebut.

“Mama akan menjaganya kalau begitu mama pergi ya kamu jangan nakal abang jaga adik-adikmu ya,” ucap sang Mama yang kini melambaikan tangannya pada mereka hingga tidak terlihat.

Flashback off

Setelah para Zombie telah dimusnahkan mereka langsung menghampiri Ara yang sejak tadi melamun diatas jembatan dengan memeluk lonceng yang ada ditangannya, namun matanya telah menangis sejak tadi.

“Aku semakin yakin sama dugaanku kalau bukan vampire yang membunuh mama, aki kangen mama hiks hiks,” ucap Ara terisak membuat Fenly menghampirinya dan menghapus air matanya.

“Jangan nangis mama kamu pasti ikut merasakan sedih,“ ucap Fenly lembut yang kini diangguki oleh Ara.

“Kamu tau papa ku juga meninggal disaat aku masih kecil,” ucap Fenly menunduk mengingat dimana dirinya harus merasakan dunianya hancur.

Flasback on

“Papa bangun hiks hiks papa jangan tinggalkan Ovel,” ucap Fenly kecil yang saat ini menangis melihat tubuh sang ayah yang telah terbaring kaku tangan kecilnya terus menggoyang-goyangkan tubuh sang ayah berharap ada kejaiban agar bangun.

“Ovel sudah nak jangan nangis ayahmu sudah tenang tidak merasakan sakit lagi dia sudah pergi meninggalkan kita,” ucap Feny selaku sang ibu memeluk anak semata wayangnya.

“Mama bohongkan aku yakin papa hanya tidur sebentar, papa bangun ayo kita jalan-jalan papa sudah janji hiks Ovel mohon ayo bangun papa,” teriak Fenly kecil yang masih menangis kini memberontak dari pelukan sang ibu.

“Nak tenanglah papa sudah pergi meninggalkan kita,” ucap Feny yang masih meluk tubuh kecil anaknya meski hatinya sakit ingin rasanya menangis namun dia harus bisa menangkan sang anak.

“Lepaskan ma Ovel mau sama papa kalian jangan bawa papa pergi lepaskan papa saya,” bentak Fenly terisak ketika sang ayah sudah mau dimakamkan.

“Nak sudah ya ada mama disini,” ucap Feny namun Fenly berlari dari pemakaman hingga akhirnya semua terungkap jika dirinya seorang vampire dan werewolf membuat hidupnya hancur hingga akhirnya bertemu member lain.

Flasback Off

Saat ini mereka semua sedang beristirahat disebuah gubuk setelah Ara menangis dipelukan Fenly hingga tidak sadarkan diri membuat mereka akhirnya beristirahat disebuah gubuk yang tidak berpenghuni.

“Papa jangan tinggalin Ovel pa,” gumam Fenly yang masih mengigau berulang kali.

Membuat Ara terbangun dengan segera meraba kening Fenly yang ternyata panas dengan segera Ara pun mengambil air yang mereka bawa tadi dan mengambil kain dimeja untung saja masih bersih, dengan segera dia pun mengompres Fenly sedangkan sang lelaki masih betah pada gumamannya membuat hati Ara begitu sakit.

Kini yang tersisa hanya para gadis serta Farhan dan Fenly, sedangkan Fajri, Fiki dan Sandy sedang berburu untuk mencari makanan karena sudah subuh dan juga darah karena mereka lebih suka darah hewan dari pada darah manusia.

“Kenapa Ra?” tanya Farhan yang terbangun dengan muka bantalnya.

“Fenly demam bang,” ucap Ara pelan takut menganggu yang pada tidur.

“Ya sudah kamu lanjut tidur lagi biar abang yang menjaganya,” ucap Farhan membuat Ara mengangguk dan kembali tidur.

Tanpa mereka sadari Farhan langsung mengobatinya dengan sihir, membuat Fenly terbangun karena tubuhnya berasa dihantam batu.

“Sakit bang Han,” bentak Fenly membuat Farhan tertawa.

“Ini minum dulu darahnya biar ada tenaga keburu para gadis bangun,” ucap Sandy yang baru datang dari arah dapur.

“Ini daging nanti dibakar ya Fik,” ucap Fajri yang diangguki olehnya.

“Bang aku ingin menjadi manusia seutuhnya,” ucap Fenly membuat para lelaki tersedak untung para gadis kebo.

“Caranya bagaimana kamu tidak tau apa lagi kita,” ucap Sandy membuat Fenly kesal padanya.

“Katanya ya disini ada obatnya yang membuat vampire jadi manusia jika aslinya berasal dari manusia kecuali vampire murni,” ucap Fajri yang mulai serius.

“Jadi kalian itu vampire?” ucap Ara terkejut.

Membuat empat lelaki ikut terkejut dan menatap Ara dengan pandangan yang sulit diartikan ternyata secepat ini ketahuan, hingga beberapa gadis terbangun mendengar perkataan Ara.

“Siapa yang vampire Ra?” tanya Nindy bingung.

“Un1ty it's vampire,” ucap Ara ketus membuat Fenly menatap gadisnya dengan sayu.

“Jangan bercanda ini tidak lucu!” bentak Citra terkejut.

Jujur para gadis kini tidak menyangka jika para kekasihnya seorang vampire ingin rasanya menganggap ini sebuah mimpi, namun ini kenyataannya membuat mereka kecewa.

“Jika aku bohong lalu yang merah ditangan mereka itu apa sirup gitu? Jelas-jelas ini darah baunya amis,” ucap Ara yang mengambil segelas darah dari tangan Fajri dan sedikit menciumnya.

“Ra berarti kamu akan membunuh Fenly sekarang?” tanya Sandy yang mulai pucat.

“Hahaha.... Membunuh Fenly sekarang haruskan aku membunuhmu sekarang Fen karena vampire tidak akan mempan dengan pisau kecuali salib, bawang putih dan bunga itu sedangkan kalian tau aku tidak membawa salib dan bawang putih dan kita sedang mencari bunga itu,” ucap Ara yang kini memegang pisau dan menyentuhnya pipi lelaki itu secara pelan membuat Fenly terdiam kaku.

“Aku bawa salib dan bawang putih,” ucap Angelina yang kini menyerahkannya ke Mufida.

“Bunuh saja dulu pakai ini Ra atau aku yang akan membunuh Fenly secara perlahan tapi tidak seru jika bukan pacarnya yang melakukan,” ucap Mufida membuat Ara tersenyum sinis.

Sedangkan para lelaki kini sudah berkeringat dingin dan mereka berusaha melindungi Fenly ketika Ara perlahan mendekat kekasihnya itu sedangkan Fenly berusaha pasrah dengan menutup mata.

.selamat membaca.

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang