BAB18

152 34 2
                                    

“Aaaa ada Maling!”

Suara teriakan membuat yang lain langsung terbangun dan menghampiri sumber suara ternyata Citra yang berteriak dengan memukul tubuh seorang lelaki.

“Yak! Sakit aku bukan maling,” ucap lelaki tersebut namun tangan Citra masih betah memukul.

Dengan segera Fenly pun mengambil batang sapu yang digunakan sebagai pemukul oleh Citra membuat gadis itu menatapnya tajam, yang dibalas tidak kalah tajam oleh Fenly setelah Fenly membangunkan lelaki itu semua terkejut.

“Fiki bagaimana bisa kamu yang dituduh penculi wajahmu jadi luka gini,” ucap Ara.

Kini kedua tangannya menyentuh kedua pipi tembam Fiki, membuat Fiki menatap Ara sayu jujur sekarang ini wajah mereka sangat dekat siapapun akan salah paham begitu juga dengan Fenly yang kini cemburu.

“Nah loh Fenly cemburu cieee,” ledek Citra yang juga menahan cemburu namun sadar tidak mempunyai status.

“Ayo Fiki aku obati wajahmu dulu,” ucap Ara yang kini mengambil P3K.

Dengan perlahan Ara pun mengobati luka diwajah lelaki itu sesekali membuat sang lelaki meringis.

“Awsh, sakit Ra,” ucap Fiki meringis.

“Bagaimana kamu bisa dituduh?” tanya Ara bingung setelah selesai mengobati.

Namun bukannya menjawab Fiki malah menatap mata bulat Ara yang berwarna cokelat tersebut membuat Fenly yang melihatnya langsung masuk ke kamar jujur rasanya panas sekali melihat kekasihnya bertatapan dengan salah satu sahabat lelaki itu.

“Ekhem,” deheman Farhan membuat mereka tersadar.

“Aku tadi mau ambil air putih tapi ketunda soalnya melihat Citra yang baru keluar dari kamar berakhir dituduh maling,”sindir Fiki.

Citra yang mendengarnya hanya mampu meringis oh ayolah siapa yang tidak takut kalau kamu tiba-tiba melihat bayangan lelaki disaat lampu tidak menyala pasti fikiran negative akan menghantuimu begitu pun gadis malang ini.

“Maaf Fiki serius deh,” ucap Citra yang mengangkat kedua jarinya membentuk (V) yang hanya diangguki Fiki.

Kini Ara melangkahkan kakinya menghampiri Fenly yang berada dikamarnya, setelah tiba Ara pun mengelus rambut kekasihnya membuat lelaki itu betah terpejam.

“Fen mandi sana ini sudah jam setengah 6 ternyata tapi masih gelap sekali,” ucap Ara namun Fenly malah memeluk pinggang dan menutupi wajahnya diperut gadis itu membuat Ara gemas pada lelaki ini tangan Ara pun mengelus rambut Fenly dengan sayang.

“Apakah kamu sangat mencintaiku?” tanya Fenly yang kini menatap mata Ara.

“Kenapa kamu bertanya begitu tentu aku mencintaimu jika tidak, mana mungkin aku mau menerimamu,” ucap Ara dengan wajah bingung.

“Aku tidak suka bawang putih,” ucap Fenly yang kini menidurkan dirinya dibantal.

Perkataan Fenly membuat fikiran Ara kini bertanya-tanya ada apa pada lelaki ini sungguh sangat membingungkan, tau dari mana jika dia tadi habis makan snack rasa bawang putih.

“Fen kamu vampire?” tanya Ara curiga tanpa sadar lelaki itu menegang.

“Kalau iya kenapa?” tanya balik Fenly tanpa menatap Ara karena dirinya masih betah menidurkan dirinya dibantal karena saat ini dirinya susah payah menahan sakit karena bawang putih.

“Kamu tau bukan jika aku sangat membenci vampire jika kamu vampire maka aku akan membunuhmu kamu tau ini pilihan terberat buatku Fen aku mohon jangan bercanda,” ucap Ara membuat Fenly memeluk kekasihnya.

“Iya sayang maaf,” ucap Fenly mengelus rambut sang gadis serta menenangkannya.

“Aku takut kehilanganmu,” gumam Ara terisak membuat Fenly menghapus air mata kekasihnya.

“Aku rela terluka demi kebahagiaanmu,” ucap Fenly dalam hati.

.

.

Sedangkan diluar kamarnya Fiki berdua bersama Citra sejak tadi rasa bersalah masih saja menghantuinya.

“Fiki maafkan aku aku tau aku salah malah menyakiti fisikmu,” ucap Citra terisak membuat Fiki tersenyum dan menghapus air mata sang gadis dengan ibu jarinya.

“jangan nangis aku tidak apa-apa Citra percayalah padaku,” ucap Fiki menenangkan.

“Tapi aku jahat sudah memukulmu maafkan aku,” ucap Citra yang kini menunduk.

“Mau aku maafkan?” tanya Fiki membuat Citra mengangguk.

“Aku mau,”

“Jadilah kekasihku maka aku akan memaafkanmu sayang,” ucap Fiki membuat pipi gadis itu memanas.

“Kamu serius aku tidak salah dengarkan?” tanya Citra mengerjapkan kedua matanya.

“Aku serius jadilah kekasihku maka aku akan memaafkanmu,” ucap Fiki membuat Citra mengangguk.

“Aku mau,” jawab Citra membuat mereka berdua saling berpelukan.

Tanpa mereka sadari beberapa temannya sedang mengintip pernyataan cinta dari Fiki membuat mereka bahagia 5 pasangan telah berlayar bersama kapalnya masing-masing dan mereka berharap mereka akan langgen, dan kini mereka pun bersiap-siap karena para lelaki akan berburu ditengah hutan sedangkan para gadis akan membereskan rumah yang mereka tempati sementara waktu.

“Tidak ada lagi yang tertinggalkan kalian?” tanya Zahra yang dibalas gelengan olehnya.

“Kalau begitu kami pamit pergi,” ucap Fenly yang diangguki Onestar's

Setelah para lelaki pergi para gadis pun kerumah bu Nana untuk membantunya masak.


.selamat membaca.

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang