BAB11

150 25 0
                                    

Kini semua telah pulang dan tersisalah beberapa siswa termasuk member Un1ty yang ingin menuju ke parkiran untuk pulang, hingga seorang lelaki memanggil Fajri.

“Eum .... Bang Kalian pulanglah dulu aku akan latihan basket sama ni curut satu,” ucap Fajri yang saat ini merangkul leher Rehan membuat lelaki itu memandangnya kesal.

Member Un1ty kini telah memiliki beberapa sahabat dari sekolah sebelah maupun sekolah sendiri, dari kakak kelas mau pun adik kelas telah mengenal mereka meski pun murid baru, tapi kepopuleran mereka mengalahkan murid lama ditambah dengan memiliki wajah yang rupawan kerap membuat para gadis jejeritan oleh mereka.

“Baiklah nanti pas mau pulang langsung telepon,” ucap Farhan yang diangguki oleh Fajri.

“Kita pulang sekolah langsung ke rumah Ara,” ucap Sandy yang diangguki oleh mereka.

Dengan segera mereka pun langsung memasuki mobilnya, tidak sampai memakan waktu dua jam mereka telah tiba di perkarangan rumah Ara dengan segera Nindy pun langsung membuka pagarnya.

“Selamat datang dirumahku,” ucap Sandy membuat mereka tertawa.

“Pemandangannya cantik sekali,” ucap Zweitson dengan segera dia mengambil beberapa foto aesthetic hingga tidak sengaja matanya pun menangkap bunga Vervain (Verbena bonariensis) membuat Zweitson langsung pergi menuju member Un1ty yang kini mau memasuki rumah.

“Kamu kenapa Zwei?” tanya Nindy ketika melihat wajah pucat lelaki itu namun dibalas hanya gelengannya.

Saat mereka ingin masuk member Un1ty merasa sakit pada tubuhnya namun berhasil disembunyikan seakan tidak ada apapun, hingga para gadis kini keluar ditemani oleh Ara yang membawa beberapa perlengkapan kerja kelompok.

“Kita kesamping rumah saja yuk tapi lewat dari luar,” ucap Ara.

Kini Ara asal menarik tangan seseorang hingga mereka pun tiba dibelakang rumah, hal itu berhasil membuat beberapa dari mereka menjadi takjub akan pemandangan yang langka untuk dilihat.

“Kental sekali dengan adat China,” ucap Nindy yang kini memasuki tempat tersebut.

“Ra betah banget ya genggam tangan Fenly,” ucap Citra membuat Ara menoleh kesamping dengan segera dirinya pun melepaskan tangan lelaki tersebut.

“Silahkan duduk,” ucap Yessica.

“Terimakasih Yes,” ucap Ricky membuat Yessica tersenyum.

Dan kini mereka pun langsung fokus mengerjakan tugasnya tanpa sadar waktu kini menunjukkan pukul 16:00 wib membuat beberapa dari mereka berpamit pulang, namun tidak dengan Citra, Mufida dan Alyssa yang memilih menginap untung saja orang tua mereka bersahabat membuat para gadis terbiasa menginap.

Member Un1ty baru tidak dirumahnya dengan mata yang telah berubah warna dan taring yang mereka tunjukkan karena sepanjang mengerjakan tugas kelompok mereka telah menahan rasa sakit disekujur tubuhnya.

“Arghhh sakit!!” teriak Fiki yang kini berguling-guling dilantai.

“Sungguh tubuhku sejak tadi mati rasa,” ucap Farhan.

Fajri yang baru pulang memandang mereka dengan tatapan aneh karena tubuh yang kembali ke aslinya serta mereka yang tiduran dengan memeluk tubuh begitu pun Farhan yang memeluk bantal sopa dan Sandy yang jungkir balik untung hanya Fenly yang waras memeluk kedua lutut dengan tatapan datar melihat para rekannya.

“Kalian kenapa?” tanya Fajri bingung.

“Di depan pintu Ara ada salib sama ada bawang putih tapi tidak terlalu terlihat sepertinya orang tuanya yang buat,” ucap Gilang dan kini Fajri paham penyebabnya.
“Tadi kamu kenapa tiba-tiba pucat Son?” tanya Sandy penasaran.

“Aku menemukan bunga Vervain (Verbena bonariensis),” ucap Zweitson membuat mereka terdiam.

“Setiap kali vampir berada di dekatnya, maka ia akan lemah dan terbakar jika menyentuh vervain, Vampir juga tidak dapat menghipnotis manusia, Jika manusia tersebut mengenakan aksesoris yang mengandung vervain. Benar tidak?” tanya Gilang membuat Zweitson mengangguk.

“Jika salah satu kita tanpa sengaja menyentuhnya bisa membuat kita musnah,” ucap Farhan membuat Zweitson lagi-lagi mengangguk.

“Apa lagi kita dekat dengannya maka akan merasakan sakit makanya tadi aku pucat,” ucap Zweitson membuat mereka mengangguk paham.

“Kalau bisa mulai dari sekarang kamu dekati gadis itu Fen,” celetuk Sandy membuat Fenly menatapnya sinis.

“Bang San niat membunuhku secara tidak langsung?” tanya Fenly ngegas.

“Tidak,” ucap Sandy polos.

“Tapi secara tidak langsung aku menyerahkan nyawaku ditangannya,” ucap Fenly ngegas membuat mereka tertawa.

“Dekatinya pelan saja, karena waktu kita disini tidak lama lagi Fen,” ucap Fajri membuat Sandy setuju.

“Nah ini salah satunya kita semua akan musnah,” ucap Fenly yang kini mulai dilema.

“Kalian berbaring biar aku obati,” ucap Fajri membuat mereka tertidur.

Setelah mereka mematuhi perintah Fajri, dengan telaten Fajri pun mengobati mereka menggunakan sihir hingga mereka pun kembali merasa membaik.

“Terimakasih Ji,” ucap Farhan yang dibalas anggukan oleh lelaki tersebut.

“Ya sudah kalau begitu kita istirahat sudah malam,” ucap Fajri yang kini berlalu memasuki kamarnya.

“Tu anak untung kita sabar,” ucap Gilang yang tidak habis fikir terhadap Fajri membuat yang lain tertawa.


.selamat membaca.

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang