BAB12

157 28 0
                                    

Setelah semua pergi Ara kini duduk dengan mengganti channel sejujurnya malam ini dia merasa sangat gabut abangnya sedang pergi bersama para sahabat lelaki itu sedangkan para maid masih fokus pada pekerjaannya dan sang ibu datang dengan segelas susu ibu hamil di tangannya membuat Ara menoleh kesamping.

“Ma tumben turun kebawah nanti papa marah loh,” ucap Ara melihat sang ibu hanya berdiri disampingnya.

“Mama cuma mau mengatakan sesuatu kepadamu,” tanya Jia Li menatap sang anak gadisnya.

“Apa itu Ma?” ucap Ara yang masih manatap wanita didepannya.

“Mama cuma mau mengatakan kamu harus bisa berhati-hati mulai saat ini dengan temanmu yang lelaki tadi,” ucap Jia Li yang kini sedang minum susunya.

“Tapi kenapa Ma?” tanya Ara yang kini mulai penasaran.

“Nanti kamu juga akan segera tau meski bukan sekarang,” ucap Jia Li.

“Karena saat itulah dirimu akan memilih nyawa atau cinta,” ucap Jia Li dalam hati.

Setelah sang ibu menuju kamarnya gadis itu pun langsung mematikan televisi dan berlalu meninggalkan ruang keluarga menuju kamarnya yang terhalang dengan pintu sebelah tangga, dan kini dia langsung menutup pintunya hingga tanpa sadar dia pun terlelap menuju alam mimpi.

Saat ini seorang Ara dengan gaun birunya memperhatikan ribuan bunga yang telah lama mengembang dengan perlahan dirinya melihat bunga yang sangat unik dalam pandangannya hingga seorang lelaki yang menggunakan topeng mata kini menghampirinya dengan pakaian kerajaan membuat sang gadis itu menoleh.

“Mate,” panggil seorang lelaki yang berdiri dibelakang gadis tersebut.

“Siapa kamu?” tanya Ara bingung terhadap lelaki didepannya.

“Aku pasanganmu,” ucap lelaki yang kini menghampiri sang gadis membuat langkah Ara tersebut mundur perlahan.

“Ja—jangan mendekat,” ucap Ara yang terus mundur.

“Aku matemu jangan takut padaku,” ucap lelaki yang kini hampir mengenggam tangan gadis itu.

Ara kini merasa sedikit ketakutan dan juga nyaman diwaktu yang bersamaan, langkahnya terus mundur hingga tanpa sengaja tangannya menyentuh sebuah tombol, hingga Ara langsung terjatuh dan berada ditempat asing dan juga sepi.

“A—aku dimana,” gumam Ara tersebut yang kini kebingungan.

Hingga seorang wanita tidak terlalu tua namun cantik serta senyum manis saat ini mendatanginya membuat Ara bingung pada mimpinya ini.

“Selamat datang,” ucap wanita tersebut membuat gadis muda itu terkejut.

“S—siapa kamu?” tanya Ara bingung.

“Segeralah datang ke hutan village dan ambillah tanaman Wolfsbane lalu bunuhlah seseorang vampire darah campuran menggunakan darah yang terlahir dari bulan merah sebelum waktu itu tiba,” ucap wanita itu dengan santai.

“Waktu itu tiba?” tanya Ara yang saat ini sedang mencerna.

“Waktu saat bulan merah tiba maka saat itulah kamu harus membunuhnya,” ucap Wanita yang kini menghampirinya.

“Apakah disana aman untuk mencarinya?” tanya Ara bingung.

“Tidak aman untuk mendapatkannya kamu akan mendapat tantangan, untuk mendapatkannya kamu harus menggunakan sarung tangan karena bunga tersebut sangat beracun,” ucap wanita.

“Tapi kenapa harus aku?” tanya Ara.

“Karena saat itulah kamu akan memilih Cinta atau kematian untuknya,” ucap wanita tersebut.

Hal itu membuat gadis tersebut kembali ke bingungan hingga dia pun terbangun dari alam mimpinya dengan sedikit rasa ketakutan.

“Tidak!” teriak Ara.

“Kamu kenapa dek?” tanya Kenta menghampiri sang adik.

Namun bukan jawaban Ara malah memeluknya dengan sangat erat, jujur saja gadis itu tau maksud perkataan wanita itu jika jodohnya seorang vampire berdarah werewolf, namun ini semua akan ditanyakan ke teman-temannya besok dan dia bingung apa harus dirinya membunuh lalaki itu dan ini tidak munkin.

“Abang tidak tidur?” tanya Ara menatap mata Kenta.

“Abang sudah tidur sayang ini jam 06:00 kamu kan mau sekolah,” ucap Kenta yang kini mengacak rambutnya.

“Abang mah ngingatin sekolah,” ucap Ara manyun.

“Gemoy sekali,” ucap Kenta.

Tangan Kenta kini mencubit kedua pipi sang adik, dengan manyun Ara pun mendusel didada bidang sang abang mencari sebuah kenyamanan sebelum menjani hari berat.

“Sana bang siap-siap kuliah Ara mau siap sekolah,” ucap Ara yang dibalas anggukan sang abang.

Dan kini Ara pun menuju kamar mandi setelah selesai membersihkan tubuh dirinya pun keluar menggunakan kimono tangannya langsung membuka lemari untuk menggunakan baju sekolah dan kini dirinya pun telah selesai setelah bersiap-siap, dan seperti biasa dirinya berlalu menuju lantai bawah.

“Susunya minum dulu,” ucap Jia Li yang saat ini sedang memoleskan selai cokelat kedalam kue.

“Ini susunya sudah habis kalau begitu Ara langsung pergi i love you Ma,” ucap Ara berlalu membuat Jia Li gemas pada anak gadisnya itu.

Hingga kini Ara pun telah tiba di sekolah namun penghuninya baru sedikit membuat gadis itu menidurkan kepalanya di meja menunggu kedatangan para sahabatnya.


.selamat membaca.

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang