BAB10

154 24 0
                                    

“Pagiku, cerahku matahari bersinar kugendong tas biruku di pundak,” 

Lirik yang kini Citra nyanyikan dengan sangat semangat serta kedua tangan yang sedang menggendong tas birunya di pundak, membuat semua penghuni kelas memperhatikan gadis itu dengan tatapan heran sedangkan Mufida selama jalan malah bergoyang menjadi pusat perhatian siswa.

“Kalian pagi-pagi salah makan obat?” tanya Alyssa yang sedang berdiri di papan tulis.

“Efek makan bubur dari Pak Arief,” ucap Mufida polos.

Pak Arief adalah penjaga kantin yang selalu menjual berbagai menu bubur karena beberapa guru membawa anak mereka yang masih kecil dari pada dijaga oleh baby sitter.

“E-eh Fenly sudah sehat ya makin ganteng hari ini,” ucap Citra.

Kini gadis itu iseng jaili Fenly dengan sedikit menggodanya, membuat Fenly menatap Citra sangat kesal matanya kini menatap mata Citra ingin rasanya Fenly meminum darah gadis itu namun tadi semalam Fenly mendepat ceramah panjang lebar dari Joshua membuat dirinya cuma mampu diam sekarang dan fokus bermain game, tapi Citra tidak berhenti disitu dengan segera dia duduk disamping Fenly membuat Aulia yang melihatnya sejak tadi langsung menarik tangan gadis itu.

“Fenly sudah sehat, tapi kalau lihat wajahmu seperti itu bisa sakit lagi dia Cit,” ucap Ara yang sejak tadi menyimak.

Ara yang jarang bicara kini berbicara banyak membuat satu kelas melihatnya dengan tatapan takjub,  membuat gadis itu risih ketika menjadi pusat perhatian.

“Cieee Ara pecah rekor kali ini demi membela Fenly,” ucap Citra yang kini bertepuk tangan.

“Lebay kamu,” ucap Ara datar.

Hingga seorang guru musik kelewat tampan kini datang memasuki kelas, membuat mereka seketika berhamburan ke tempat duduknya masing-masing, tapi tidak dengan Un1ty yang terkejut melihatnya namun berhasil dikendalikan.

“Selamat pagi anak hari ini kita akan mempelajari nada,” ucap Jackson diam-diam tersenyum smirk.

“Baik pak,” ucap mereka.

“Nada adalah suatu bunyi yang beraturan dan memiliki frekuensi tertentu. Saat mempelajari musik, nada akan menjadi unsur utama yang membuat irama lagu jadi lebih indah serta harmonis. Dalam teori musik, nada adalah penanda tinggi rendahnya bunyi,” jelas Jackson.

“Paham pak,” ucap mereka kecuali Ara yang malas bicara.

Kring kring ~~

Tidak teraksa kelas kini telah memasuki jam istirahat dan dengan segera seluruh siswa siswi sekolah sedang beriistirahat, namun tidak dengan Un1ty dan Onestars yang malas gerak mereka seperti sedang janjian meskipun nyatanya tidak.

“Sial dia itu werewolf sudah dua orang yang ku temui,” ucap Fenly pelan rasanya saat ini ingin sekali memusnahkan makhluk tersebut, sadarlah Fen kamu juga ada darah werewolf sesama jenis tidak bileh saling hujat dan benci.

“Yang tidak habis fikir bagaimana mungkin werewolf juga ke sini,” ucap Sandy pelan jujur dia tidak habis pikir pada lelaki tadi.

“Mereka ingin mendekati anak dari ketua The Angel karena dengan mendekati Ara maka kedudukan Fenly akan terancam,” ucap Zweitson pelan.

“Nanti saja bahasnya takutnya mereka dengar,” ucap Farhan membuat mereka langsung terdiam karena mereka lupa jika Onestar's tidak ke kantin.

Hingga Yessica menghampiri mereka ditemani Ara, Citra, Mufida serta Nindy untuk membahas tentang tugas kelompok semalam.

“Bagaimana bisa San bisa kerjakan pulang sekolah nanti?” tanya Nindy yang baru datang membuat mereka melihat 4 gadis didepannya dengan terkejut.

“Bisa karena Fenly sudah sehat jadi mau kerjakan dimana?” jawab Sandy.

“Bagaimana jika kita kerjakannya dirumah Ara saja pasti seru,” ucap Citra membuat Ara menjitaknya.

“Seru apaan yang ada kamu makan terus,” ucap Alyssa yang baru datang.

“Tidak makan ya tidak hidup ya tidak Fiki?” tanya Citra yang hanya dibalas anggukan.

Disaat mereka tengah fokus membahas tugas kelompok Hiro dan Joey datang dengan formulir kosong ditangannya, Joey dengan ide jailnya pun menutup kedua mata Ara yang sejak tadi tidak sadar akan kedatangan dua makhluk tersebut.

“Serius ni yang nutupi mataku siapa jangan jahil deh ?” tanya Ara yang kini meraba kedua tangan didepan matanya.

Setelah kedua tangan dilepas Ara pun langsung menghadap kebelakang dan terlihatlah Joey dengan senyum manis, membuat Ara menunduk malu jujur tidak menyangka jika dibelakangnya sang kakak kelas sekaligus wakil ketua osis.

“Kok Ara gemesin sekali,” ucap Joey mencubiti kedua pipi Ara.

“Kak Jo pipi Ara sakit tau jangan main cubit,” ucap Ara manyun membuat Joey langsung mengelusnya.

“Tolong dong dimana kameranya aku ingin melambaikan tangan kasihan tau para jomblo pada iri melihat ke uwuan kalian,” ucap Mufida membuat Ara menatapnya tajam.

“Ekhem, ingat tujuan utama kesini ya Joey,” ledek Hiro membuat Ara reflek menjitak sang kakak kelasnya.

“Biarkan saja Ra jangan didengari,” ucap Joey.

Kini tangan lelaki itu sedang mengenggam kedua tangan Ara, membuat gadis tersebut langsung melepaskannya karena menjadi pusat perhatian satu kelas, tanpa mereka sadari Fenly kini berusaha menahan diri agar tidak menghajar Joey yang membuatnya cemburu.

“Oh iya ini formulir yang wajib kalian isi dan nanti setelah selesai langsung kasi ke saya atau ke Joey,” ucap Hiro membuat mereka mengangguk.

“Baik kak tapi kalau kalian berdua tidak ada bagaimana?” tanya Alyssa.

“Ya tunggu sampai ada,” celetuk Mufida membuat Alyssa menatapnya kesal.

“Apa yang temanku katakan benar sekali dan hari ini kalian akan pulang cepat karena guru sedang rapat buat anniversary sekolah kita,” ucap Hiro membuat mereka mengangguk.

“Baik kak,” seru mereka semua dengan kompak.

“Kalau begitu kita pamit,” ucap Joey yang berlalu bersama Hiro.

“Aku ingin sekali menghabisi kedua werewolf itu,” ucap Fenly yang kini tengah menahan amarah untuk yang lainnya tidak mendengarkan kecuali 7 lelaki tersebut.

.selamat membaca.

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang