BAB21

159 36 3
                                    

Pagi telah tiba mentari mulai memancarkan sinarnya, beberapa dari mereka telah bersiap-siap untuk pergi menuju ke tempat tujuan mereka dan ada beberapa yang baru selesai mandi bahkan Fiki masih tertidur dikasurnya membuat Fenly mencipratkan air kewajah Fiki.
"Kalian jangan lupa sarapan sebelum pergi," ucap Alyssa membuat mereka mengangguk.

"Aku sudah masak," ucap Zweitson dan Angelina kompak.

"Mufida dan Citra nanti jangan asal bicara ya bahaya disana," ucap Sandy membuat kedua gadis itu mengangguk.

"Nanti kalian pakai kuda saja perginya karena jauh," ucap Sean yang dibalas anggukan oleh mereka semua.

"Semua pandai bawa kuda kan?" tanya Zahra membuat mereka semua mengangguk.

"Jangan lupa bawa peralatan kalian yang pakai panah Ara, Fajri dan Fiki, yang pakai pisau Citra, Mufida dan Nindy, yang pakai pistol Farhan, Fenly, Angelina dan aku sana ambil peralatan kalian ini juga yang sesuai sama kemampuan kalian," ucap Sandy.

"Titip rumah," ucap Nindy yang diangguki oleh Zahra.

Dan kini Ara pun meletakkan panahnya dibelakang tubuh dengan segera mereka pun menaiki kuda masing-masing dan berlalu pergi tanpa mereka sadari sejak tadi telah diawasi oleh dua orang.

"Cantik juga pemandangannya," gumam Citra.

Kini mereka pun telah menuruni turunan dan berjalan menuju hutan tanpa kuda karena tidak bisa dibawa kedalam.

"Keluarkan kopasnya biar mudah," ucap Fenly membuat Citra memberikannya kepada Fenly yang pandai dalam taktik.

Dan kini mereka pun melangkah kan kakinya mengikuti kemana arah Fenly pergi hingga mereka takjub ketika melihat salju berbentuk langit.

"Disini dingin untungnya kita pakai jaket tebal begini," ucap Mufida membuat beberapa dari mereka tertawa.

"Tolong," teriak Fiki panik.

Kini tubuhnya telah masuk ke dalam rawa padahal yang mereka lihat tadi tidak ada rawa sama sekali.

"Tangkap tali ini Fik," ucap Ara membuat lelaki itu mengambilnya.

Dengan segera Ara melempar tali dan langsung ditangkap oleh Fiki meski pun sempat gagal namun dengan segera Ara melempar kembali talinya hingga Fiki pun berhasil menggapai tali tersebut, dengan segera mereka semua pun menariknya meski terasa sulit namun Fiki berhasil terlepas dari jerat rawa.

"Kok mengerikan ya disini," ucap Fiki.

Kini tubuhnya telah menaiki darat namun matanya melihat ada tangan dirawa yang kini sudah masuk kedalam membuatnya bergidik ngeri.

"Pantas berat soalnya ada tangan yang menarik kakiku," ucap Fiki.

Membuat Citra menahan tawanya dan kini mereka pun berjalan hingga memasuki gua namun saat ingin keluar gua yang ditepati mereka tertutup membuat mereka terkejut.

"Tidak mungkin kita terkunci di gua ini," ucap Mufida yang masih terkejut.

Dengan segera Ara pun berjalan semakin memasuki gua hingga tanpa sengaja dirinya terjatuh kedalam danau.

"To-tolong," ucap Ara.

Kini gadis itu telah masuk kedalam air danau untung Fenly pandai berenang dengan segera lelaki itu menerjunkan dirinya kedalam danau menyelamatkan Ara dan kini tangan lelaki itu berusaha menggapai tangan Ara begitu pun sang gadis yang berusaha menggapai tangannya namun tidak berhasil membuat Fenly langsung berenang dengan segera memeluk tubuh Ara dan kini kembali membawanya sampai ke darat dengan Ara yang masih menidurkan dirinya.

"Buka matamu Ra," ucap Citra panik.

Hingga mata mereka melihat dikening gadis itu ada benjolan dengan segera Fenly mengambil pisau ditangan Citra dan memotong benjolan tersebut dengan segera benjolan itu pun terbuka dan kembali kedanau.

"Ada P3K!" bentak Fenly karena rasa paniknya

Membuat Nindy segera memberikannya dengan cepar Fenly pun mengobati kening kekasihnya hingga Ara langsung tersadar.

"Jujur disini bahaya sekali," ucap Mufida membuat Ara tersenyum lemah.

"Aku rasa mama meninggal bukan karena vampire tapi karena suatu hal," ucap Ara lirih.

"Berarti kamu tidak akan membunuh vampire?" tanya Fajri.

"Jika memang vampire mate ku dan vampire bukan membunuh ibuku ada alasan buat aku membunuhnya tidak kan ya bearti aku harus menerima takdir itu dan kini aku ragu yang papa katakan jika vampire lah yang membunuh mama," ucap Ara yang kini mendudukkan dirinya.

"Aku harap bukan vampire yang membunuh mama kamu Ra, agar Fenly tidak terluka hati dan fisiknya," ucap Sandy dalam hati.

"Kita akan beristirahat disini," ucap Fenly yang diangguki mereka.

Dengan segera Farhan dan Nindy pun membuat api unggun yang pernah mereka buat ketika di sekolah dulu, sedangkan Fenly kini memakaikan Ara selimut yang dia buat untuk jaga-jaga karena gadis itu merasakan kedinginan.

"Kalau begitu aku akan mencari makanan kalian tunggu disini," ucap Fenly yang kini pergi bersama Sandy dan Fajri.

"Kamu lagi apa Angelina?" tanya Ara penasaran.

"Ini lagi memotret mana tau kan bisa buat menunjukkan mereka," ucap Angelina membuat Ara mengangguk paham mereka yang dimaksud mereka yang berada dirumah.

Dengan segera Fenly dan Sandy pun datang dengan menunjukkan ikan yang berada ditangan mereka dalam mangkuk serta tombak yang ada ditangan Fajri, dengan segera mereka pun membakar ikan yang telah ditusuk dengan kayu.

"Yeey makan," seru Mufida dan Citra membuat mereka tertawa.

Sedangkan Fenly langsung memberikan ikannya kepada Ara setelah dirasa sudah masak membuat Ara tersenyum begitu juga dengan Fiki dan Fajri serta Sandy yang mendahului kekasih mereka Farhan pun memberikan ikan yang telah jadi ke Angelina membuat gadis itu tersenyum manis.

"Jantungku rasanya ingin lepas," ucap Angelina dalam hati.


.selamat membaca.

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang