BAB6

197 32 0
                                    

Sebenarnya sejak tadi Ara merasa risik pada para lelaki tersebut yang terus-menerus memperhatikan mereka rasanya ingin sekali Ara mencekik dan membunuh mereka biar hangus tapi mereka manusia biasa, pikiran Ara berhasil membuat Un1ty melakukan smirk.

Mereka kini juga ikut membahas menyangkut pendaftaran osis yang dibuka 1 hari lagi, meski mereka seorang vampire seperti kata Sandy mereka juga ingin ikut eksis seperti manusia biasa, sejak Un1ty masuk sekolah semua orang sangat mengidolakan mereka bahkan mereka diangkat sebagai Prince Charmingnya sekolahan.

"Apa kalian bisa baca fikiran mate kalian? " tanya Farhan.

"Aku bisa baca fikiran gadis itu dia ingin memusnahkan kita, mereka masih mengira kita manusia biasa," ucap Fenly pelan membuat Farhan mengangguk.

"Waktu kita sudah tidak lama lagi disini," ucap Sandy berhasil membuat mereka terdiam.

Hingga seorang guru masuk membuat mereka berdelapan terkejut namun berhasil di kendalikan, karena guru tersebut adalah Joshua yang kini sedang menyamar.

"Selamat pagi semua," ucap Joshua.

"Pagi kembali pak," seru mereka kompak.

Akhirnya pembelajaran pun berlanjut hingga tibalah jam istirahat, namun Joshua masih betah berdiam di kursi tidak berkutik dari tempatnya.

"Silahkan semua istirahat kecuali 8 lelaki itu," tunjuk Joshua.

Membuat mereka semua segera berlalu dan tersisalah 8 lelaki yang kini masih terdiam bingung ada masalah apa sehingga Joshua tidak membiarkan mereka ke kantin, sebenarnya mereka tidak merasa lapar namun haus akan darah.

"Ada apa kak Jos?" tanya Fiki dengan tatapan polos.

"Cuma mau mengatakan pulang dari sekolah langsung latihan untuk perang nanti," ucap Joshua.

"Tapi kenapa kasi tahunya sekarangkan, nanti bisa kak kita tidak ngilang," ujar Zweitson.

"Karena nanti saya dan Patrick ada tugas di kota Skandnavia ada kerjaan disana, dua hari sekali akan ada darah di kulkas kalian dari maid mereka berburu untuk mendapatkan rusa," ucap Joshua.

"Mau ikut," ucap Fiki.

"Tugas kalian itu cukup sekolah dan latihan perang," ujar Joshua membuat mereka mengangguk.

"Kakak bilang darah kalau terdengar sama yang lain bagaimana nasib kita berdelapan?" tanya Fenly datar.

"Ini sudah di sihir jadi aman, kalian itu sekarang sudah terancam jadi diam dan kamu Fenly kenapa tadi menatap mata matemu seperti itu kamu benar-benar ingin mati atau apa, lain kali kamu jangan baca fikiran matemu lagi bahaya buat tenagamu akan semakin terkuras," bentak Joshua.

Perkataan Joshua membuat mereka semua tercengang karena yang mereka tahu Joshua tidak pernah membentak siapapun dan kali ini Fenly sepertinya sudah keterlaluan karena tidak menurut.

"Baiklah saya pamit selamat siang" ucap Joshua dan sihir pun hilang bertepatan dirinya pergi.

"Siang juga," ucap mereka meskipun tidak terdengar lagi.

"Aku ingin ikut ekskul basket," ucap Fajri yang sejak tadi tiduran.

“Boleh tapi jangan pernah lepaskan cincinmu itu akan bahaya,” ucap Ricky membuat Fajri memeluk Ricky yang dibalas oleh lelaki tersebut.

“Aku mau ikut ekskul vokal,” ucap Zweitson karena dia sangat hobby melukis.

“Selebihnya ekskul dance,” ucap mereka membuat Fiki geleng tidak habis pikir pada para abangnya.

“Fiki tidak mau ekskul masak-masak?” tanya Zweitson.

“Bang Han liat Soni,” ucap Fiki manyun.

Berhasil membuat mereka berdelapan tertawa karena tingkah laku adik bungsu yang sangat manja menurut mereka, hingga member Onestar's kini masuk ke kelas dengan berbagai macam cemilan di tangannya dan disusul oleh siswa lainnya.

“Ada apa semuanya?” tanya Sandy bingung ketika semua sangat heboh.

“Kita jam kosong guru lagi rapat makanya berisik begini, tapi kita dibagi tugas kelompok dan saya akan bacakan kelompoknya jadi diam dulu semuanya,” ucap Calvin selaku pacar dari Kezia.

“Baik Pak ketua,” ucap Kezia membuat mereka tertawa kecuali Onestar's dan Un1ty yang betah terdiam.

“Kelompok 1 : Alyssa, Ara, Yessica, Gilang,Fenly, Ricky dan Fiki.
Kelompok 2 : Mufida, Citra, Nindy, Farhan, Sandy, Fajri dan Zweitson.
Kelompok 3 : Zahra, Aulia, Ael,  Kezia, Calvin, Anya dan Joey.
Kelompok 4 : Jessie, Billie, Naura, Stevan, Alex dan Jamal.” ucap Calvin.

“Fen jaga dirimu aku meragukan Fiki bisa menjagamu nanti,” ucap Sandy membuat Fiki membelalak mata menatap abang tuanya itu.

“Kok bang San jahat ayo sini kita gelut,” ucap Fiki yang sudah masang kuda-kuda untuk bertengkar.

Pletak!!

Suara jitakan yang dilakukan oleh Zweitson dengan muka polosnya ke Fiki membuat lelaki itu hanya bisa meringis dan mengusak keningnya yang sakit, andai lelaki disampingnya ini bukan sahabat sudah Fiki jadikan tempe goreng saat ini juga.

“Gitu dong diam kan tenang,” ucap Ricky tanpa dosa membuat Fiki ingin menangis saja.

Jujur mereka kini jadi pusat dari satu kelas karena akhlak yang minim membuat Fenly risih begitu pun Ricky, andai saja mereka bisa menggigit leher mereka biar tidak menatapnya namun sia-sia jika terjadi nyawanya lah yang langsung dilenyapkan oleh gadis dibelakangnya.

“Fen sabar,” bisik Farhan yang peka jika Fenly ingin berubah kewujud yang asli.

Hingga tangan Sandy kini mengenggam tangan Fenly dan membawanya pergi dari ruang kelas disusul oleh keenam temannya yang lain, hingga mereka tiba di gudang dengan segera Ricky menyihir tempat tersebut dan Fenly pun berubah sepenuhnya menjadi vampire.

“Wangi darahnya terlalu menyengat,” ucap Fenly yang kini menampakkan taringnya.

“Ini darah minum ni,”ucap Zweitson.

Dengan segera Zweitson pun memberikan sekantung darah kepada Fenly agar tidak bertingkah semenyebalkan ini, Fenly pun dengan cepat langsung meminum darah pemberian Zweitson.

.Selamat membaca.

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang