BAB25

245 34 0
                                    

“Game?” beo Citra membuat Fajri mengangguk.

Seketika Ara teringat pernah diajarkan hal ini di dalam mimpinya, dengan segera dirinya pun menginjak angka-angka ganjil hingga akhirnya dia berhasil menyebrang hal itu membuat semua temannya terkejut karena gadis tersebut berhasil lolos dari jebakan disaat semuanya sedang memikirkan caranya.
“Injak angka ganjil!” teriak Ara membuat mereka memberi tanda oke pada jarinya.

Akhirnya mereka pun berhasil menghampiri tempat Ara, namun tidak dengan Fiki yang kini angka tersebut mulai menghilang membuat semua shock akan apa yang terjadi.

“Fiki!!”

Suara teriakkan Citra membuat mereka seketika tersadar dengan segera membantu Fiki yang kini hampir saja terjatuh kejurang, hingga akhirnya Fiki pun berhasil diselamati oleh Fenly dan Farhan, setelah dirasa Fiki baik-baik saja Citra langsung memeluk Fiki membuat lelaki itu tersenyum haru ternyata kekasihnya masih mencintainya meskipun dia tau jika lelaki itu vampire.

“Kamu baik-baik sajakan aku hawatir!” bentak Citra membuat Fiki mengangguk.

“Jangan diam saja Fik bicara dong,”

“Aku baik-baik saja jangan hawatirkan aku hm,” ucap Fiki yang kini mencium kening kekasihnya.

“Ck.... Manja sekali cewek ini,” cibir Mufida.

“Ckck.... Bucin sekali gadis ini,” cibir Ara.

“Sadar kita semua juga sama,” ucap Nindy kesal karena merasa tersindir.

Berhasil membuat para lelaki tertawa sedangkan Angelina menatap mereka dengan aneh, dan kini mereka pun melanjutkan perjalanannya kembali ke tempat tujuan sesekali mereka menyanyikan lagu anak kecil seperti naik-naik ke puncak gunung.

“Potong Fenly saja masak dikuali Ara minta dansa dansa lima kali goyang ke kanan goyang ke kiri lalalala Fenly jadi kuli,” ucap Ara dengan nada tidak beraturan.

Fenly yang disampingnya reflek menjitak kepala kekasihnya itu dengan kesal membuat gadis tersebut mengaduh dan memanyunkan bibirnya, Fenly langsung mengenggam tangan kekasihnya dengan erat karena saat ini mereka saling berpasangan, namun tidak dengan Farhan dan Angelina yang masih terasa canggung.

“Itu bibir dimanyunkan mau dicium ya?” tanya Fenly membuat Ara blushing berakhir diledek kekasihnya.

“Fen jika nanti aku menyakitimu bagaimana?” tanya Ara membuat Fenly tersenyum manis.

“Aku ikhlas disakiti sama kamu asal kamu jangan pernah meninggalkan aku,” ucap Fenly tulus.

Berhasil membuat mata Ara kini langsung berkaca-kaca, karena firasat gadis itu sedang tidak, pasti akan terjadi sesuatu nantinya dengan segera Fenly langsung menggendong kekasihnya agar tenang hingga mata mereka sempat bertatapan Ara langsung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang kekasih.

“Nah kan ada yang bucin itu,” cibir Nindy membuat Ara menjulurkan lidahnya.

“Nah itu pohonnya kita ambil dengan akar-akarnya agar yang dirumah bisa memakannya,” ucap Fiki antusias.

Kini Fiki ingin menghampiri pohon tersebut, namun tangannya lebih dulu ditahan oleh Angelina, Ara pun langsung turun dari gendongan Fenly.

“Jangan dulu karena mustahil jika tidak ada apa-apa disini pasti penjaganya telah membuat jebakan,” ucap Ara membuat Angelina mengangguk setuju.

Disaat Ara berusaha mendekati batu tersebut jaring langsung menimpa mereka namun tidak dengan Ara dan Fenly yang berdiri agak jauh dari sahabatnya membuat mereka semua terkejut, disaat Ara berusaha melepaskan jaring ditubuh para sahabatnya ribuan anak panah pun langsung menyerbu mereka membuat Ara terkejut, dengan segera mereka berdua langsung menangkis dan mengelak dari serangan anak panah dan kini menjadi ribuan pisau yang berusaha menyerang mereka.

Sandy langsung menggunakan kekuatannya membuat jaring tersebut menghilang karena mengecil akibat mantra yang dia baca, dan Fiki pun langsung menggunakan kekuatan berakhir ribuan pisau menjadi ribuan makanan membuat mereka tertawa.

Hingga para manusia bertopeng pun muncul dengan menghajar mereka membuat cahaya kini datang membuat para bertopeng langsung bersujud yang ternyata moongoddes,  mereka semua ikut terkejut begitu pun Ara yang kini menatap moongoddes dengan sayu.

“Mama?” tanya Ara.

Membuat moongoddes mengangguk dan merentangkan kedua tangannya dengan segera Ara berlari memeluk sang ibu dengan tangisan rindu membuat siapa pun turut merasakan kesedihan Ara.

“Anak mama sudah besar ya sekarang dan sangat cantik,” goda moongoddes membuat kedua pipi Ara memerah.

“Mama bisa saja hiks aku kan malu hiks,” ucap Ara membuat moongoddes mencubit kedua pipi Ara sedangkan yang lainnya tertawa.

“Anak mama orang yang sangat kuat kamu sangat berbeda sayang dan sekarang ambil bunga keabadian atau bunga Wolfsbane pilihan ada ditanganmu,” ucap moongoddes yang kini mencium kening sang anak.

“Kalau aku lebih memilih Wolfsbane Fenly bagaimana?” tanya Ara membuat Fenly menegang.

“Kamu akan menghanguskan Fenly mejadi abu,” ucap moongoddes.

“Kalau aku pilih bunga keabadian Fenly bagaimana?” tanya Ara kembali.

“Secara tidak langsung Un1ty menjadi setengah manusia dengan kamu memberi mereka makan bunga itu maka 100% mereka jadi manusia cepat nak karena sebentar lagi bulan merah jika kamu telat sedikit saja maka kematian ada ditangan mereka karena kamu tidak akan sadar jika kamulah yang akan membunuh mereka nantinya,” ucap moongoddes tegas.

“Aku bingung harus bagaimana,” gumam Ara yang sibuk befikir.

Hingga bulan merah pun akhirnya muncul setelah moongoddes menghilang membuat member Un1ty berteriak kesakitan dengan wujud asli mereka, membuat Ara terkejut hingga gadis itu pun berubah menjadi bola mata warna hijau dengan smirk menatap Fenly dengan tajam membuat lelaki itu semakin memucat dengan segera dirinya langsung mundur ketika melihat Ara yang kini menghampirinya.

“A—Ara please Ra sadar aku kekasihmu bukan musuhmu sayang,” lirih Fenly.

Dirinya kini perlahan mundurkan langkah, namun kalah cepat dengan Ara yang telah menindih tubuhnya membuat Fenly berbaring ditanah jujur bayangkan ketika nyawamu telah diujung tanduk itu yang dirasakan Fenly namun jika memang ini akhirnya dia bisa apa.

“Ara sadar Ara dia pacar lo,” bentak Citra.

Namun diabaikan oleh Ara sedangkan gadis itu membaringkan kepala Fiki dipahanya karena lelaki itu sangat kesakitan begitu pun dengan yang lainnya, kini Ara pun langsung mencekik leher Fenly membuat lelaki itu memegang kedua tangan kekasihnya dengan mengingat tentang masa-masa indah saat mereka bersama dengan cepat Fajri pun langsung memanah Ara sayangnya berhasil ditangkap oleh gadis itu dengan segera Ara langsung menusuk tepat bawah pusat Fenly membuat lelaki itu membelalakkan matanya dengan memegang tangan Ara membuat gadis itu tersadar.

“Ap— apa yang ku lakukan Fenly,” lirih Ara.

“Mau di masa ini dan 1000 tahun kehidupan selanjutnya ak—aku tetap mencintaimu Ra ini janjiku,” lirih Fenly yang telah memuntahkan darahnya.

Langsung melepaskan kedua tangannya dan terduduk di tanah, sedangkan Fenly kini mengenggam tangan Ara dengan mata sayunya yang hampir saja terpejam, dengan segera Ara pun langsung mengambil bunga abadi namun sayang para vampire telah pergi meninggalkan mereka.

“Fenly dimana Fenly?” tanya Ara yang telah menangis ketika tidak menemukan empat lelaki tersebut sedangkan para gadis kini menunduk menangis dalam diam dan saling berpelukan atas kepergian para lelaki yang sangat mereka cintai membuat Ara menyesal.
Ma aku mohon 1000 kali kehidupan izinkan kami bersama mereka selamanya,” teriak Ara yang telah terduduk dengan memeluk bunga abadi ditangannya kini hanya ada penyesalan dan penyesalan.

.selamat membaca.

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang