BAB15

183 41 8
                                    

Saat ini para gadis sedang duduk dikursi yang telah disiapkan oleh panitia, dirinya kini bersantai dengan meminum air yang dibawa oleh para pelayan yang disiapkan oleh kepala sekolah mereka agar melayani para tamu di pesta, hingga beberapa lelaki menghampiri mereka merentang tangan yang dibalas balik oleh para gadis dan tersisalah Ara dan Mufida yang bosan setengah mati jujur saja dua gadis itu paling malas berada lama di pesta.

“Arghh!! Tau gini aku tidak mau datang akhirnya kita berdua,” ucap Ara kesal.

“Pulang sajalah yuk,” ajak Mufida membuat Ara mengangguk setuju hingga dua orang lelaki datang.

“Mau berdansa dengan kami Queen,” tawar Fajri.

Saat ini mengulurkan tangan kepada Mufida begitu juga Fenly kepada Ara yang dibalas anggukan oleh dua gadis tersebut membuat senyum mereka terbit, dan tanpa sengaja matanya menatap manik mata lelaki didepannya tersebut dengan senyum mereka yang tidak luntur.

“Ara aku mau tanya bisa?” tanya Fenly yang kini menatap mata biru milik sang gadis.

“Silahkan Fen,” ucap Ara tersenyum.

“Kalau aku vampire werewolf apa yang akan kamu lakukan Ra?” tanya Fenly lirih membuat mata gadis itu membulat.

“Tidak mungkin jika kamu sejenis itu kan Fen,” ucap Ara lembut matanya masih enggan berhenti menatap lelaki yang ada di depannya.

“Apa yang akan kamu lakukan Ra?” tanya Fenly pelan.

“Aku akan membunuhmu karena kamu sangat tau aku membenci makhluk itu,” ucap Ara lirih.

Hingga dansa mereka berdua langsung berhenti karena gadis itu langsung melepaskan kedua tangannya dari sang lelaki dengan tatapan terkejut hingga Onestars dan Un1ty melihat mereka berdua dengan tatapan bingung.

“Apa kamu tidak merasakan beberapa hari ini aku memperhatikanmu dalam diam?” tanya Fenly kini tangannya sedang menyentuh kedua bahu Ara membuat gadis itu menatapnya dengan bingung.

“Ka—kau?”

“Iya Ara aku mencintaimu sejak pandangan pertama awal aku jadi siswa baru mau kah kamu menjadi kekasihku?” tanya Fenly membuat Ara memeluk lelaki itu dengan erat.

“Aku mau karena aku juga mencintaimu,” ucap Ara lirih.

Kini dirinya sangat nyaman berada dipelukan lelaki tersebut, hingga semua tamu kini bertepuk tangan dan mengucapkan selamat kepada couple goals tersebut membuat suasana ballroom ramai.

“Gerak cepat juga lo Fen,” ucap Sandy.

Membuat mereka tertawa namun tidak dengan dua sejoli yang kini salting, tanpa disadari sejak tadi Mufida melihat tangan Sandy yang tidak lepas memeluk pinggang gadis yang berdiri disampingnya.

“Maaf tuan itu tangannya tidak bisa lepas apa di lem ya?” sindir Mufida membuat Sandy dan Nindy langsung salah tingkah.

“Baiklah kami juga pacaran puas,” ucap Sandy gugup.

“Ck, ngeledek kami taunya kamu pun sama bang,” cibir Alyssa.

“Sudah-sudah, Ayo pulang ini sudah jam 00:00 wib, biar besok tidak terlambat buat kehutan village,” ucap Ael membuat mereka mengangguk.

Ra aku harap kamu tidak kecewa setelah tau jika aku bukan manusia biasa,” ucap Fenly dalam hati kini matanya melihat  senyuman Ara dengan tatapan sendu.

Kini mereka pun telah tiba di parkiran untuk pulang hingga perkataan dari Aulia membuat langkah mereka yang mau memasuki mobil berhenti dan menatap gadis itu dengan bingung.

“Coba ulangi Lia?”

“Dihutan village ada sebuah desa yang bernama Houtouwan konon kata nenek banyak binatang buas disitu dan horror jadi jangan lupa bawa peralatan seperti tali, pisau dan sejenisnya, dan juga disana ada beberapa manusia yang menetap jadi jangan lupa bawa jeket musim dingin, jeket itu sangat penting buat tubuh kalian nantinya karena disana --66,1°C dan bawa senter juga serta kompas,” ucap Aulia membuat mereka terdiam.

“Apa disana bahaya hingga separah itu?” tanya Alyssa penasaran.

“Bahaya tidaknya aku tidak tau pasti tapi aku mengatakan hal itu agar kalian bersiap-siap akan apa yang terjadi nanti dan disana itu salju terus tidak pernah berhenti ibarat salju abadi selama bertahun-tahun,” ujar Aulia.

“Tapi kamu tau dari mana semua itu?” tanya Zweitson.

“Alyssa kamu pasti tidak lupakan jika nenek pernah berkata kalau temannya meninggal disaat mereka disana itulah alasan kenapa orang yang kesana tidak bisa kembali lagi,” ucap Aulia.

“Sama-sama berujung kematian,” gumam Fenly berhasil membuat mereka semua terdiam dan mencerna.

“Lalu kita harus bagaimana, apa harus menyerah?” tanya Yessica bingung.

“Aku yang akan pergi,” ucap Ara tegas.

“Tidak kamu saja tapi kita semua yang akan pergi,” ujar Alyssa membuat Ara mengangguk.

“Dan satu lagi yang harus kalian ingat jangan pernah pernah menyentuh apapun tanpa alas tangan karena disana banyak tanaman racun,” ucap Aulia tegas membuat mereka tersenyum setuju.

“Dan aku tau cara membuat penawarnya,” ucap Ara dalam hati dan kini mereka pun berlalu pulang menyambut hari besok.

.selamat membaca.

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang