BAB22

172 37 4
                                    

Ditengah mereka istirahat Fiki mendengar suara grasak grusuk membuat tidurnya terganggu, dengan segera dirinya pun membangunkan para lelaki membuat Sandy menatap si bungsu dengan rasa kesal.

"Ada apa si Fik?" tanya Farhan serak khas bangun tidur.

"Aku dengar suara tadi bang," gumam Fiki.

"Tidak ada suara apa pun selain kita," ucap Fenly dingin.

Hingga sebuah panah tidak tau berasal dari mana kini mengarah kearah dengan segera Fenly pun mengelak dan Fajri langsung mengarahkan anak panahnya kesumber tersebut hingga suara teriakan membuat para gadis terbangun.

"Ada apa?" tanya Angelina yang baru bangun.

"Kita pergi dari sini sekarang," ucap Sandy membuat para gadis langsung terbangun dan mereka pun bergegas pergi.

Dan kini mereka seakan mengelilingi lorong dan belum menemukan jalan keluar hingga sebuah tanah jatuh mengenai kepala Citra membuat gadis itu terkejut.

"Aaaa.... Pait pait pait," teriak Citra membuat Fiki menutup mulut kekasihnya dengan tangannya yang memakai sarung tangan.

"Pasir salju itu!"

Ternyata bentakan dari Fiki mengerikan juga dengan terpaksa Citra pun berdiri disamping Mufida dari pada disamping kekasihnya yang sedang mode menyeramkan.

"Ada yang bawa jangkar kan?" tanya Fenly yang kini memperhatikan lubang diatas.

"Kenapa memangnya Fen?" tanya Fajri bingung.

"BangSan kamu paham yang ku maksud kan?" tanya Fenly membuat Sandy mengangguk.

"Sini Fen biar aku lempar ke atas jankarnya," ucap Sandy yang langsung dikasi oleh Fenly.

Dan kini jangkarnya telah berada diatas dan tepat mengenai sebuah pohon yang ada diatas dengan segera Sandy pun memberikan intruksi.

"Para gadis manjat dulu baru para lelaki," ucap Sandy yang langsung dilakukan oleh mereka.

Disaat mereka tengah memanjat sebuah laba-laba besar entah dari mana berusaha menghampiri mereka dengan segera Fenly menaiki talinya namun gerakannya kalah cepat dari laba-laba ukuran besar.

"Minta anak panah kalian," ucap Fenly yang langsung diberi oleh Fajri.

Membuat Fenly langsung melemparkan anak panah kearah laba-laba namun laba-laba tersebut masih saja mengejar mereka, hingga para gadis telah naik keatas begitu juga Farhan, Sandy, Fajri dan Fiki dan tersisalah Fenly yang kini berusaha naik keatas namun kaki kirinya malah ditarik oleh laba-laba tersebut.

"Ah sial! BangHan bangSen tolong tarik gue," teriak Fenly.

Kini dirinya susah payah berusaha naik namun hampir terjatuh kembali dengan segera Fiki pun memanah laba-laba tersebut.

"Fenly," teriak Ara.

Mereka semua kini sangat terkejut ketika melihat Fenly kembali jatuh kedalam lubang sungguh bukan ini yang Ara inginkan dengan segera Ara mau menghampiri lubang, namun tangannya langsung ditahan oleh Fajri membuatnya menatap tajam lelaki didepannya.

"Percayalah Fenly akan baik-baik saja," ucap Fajri lembut.

"Tapi laba-laba tadi menyeramkan aku tidak mau Fenly kenapa-napa," bentak Ara.

Hingga tidak lama Fenly pun melambaikan tangannya membuat Farhan langsung membantunya naik, hingga mereka semua pun telah lengkap diatas dengan segera Fenly melemparkan api didalam lubang tersebut hingga menimbulkan sebuah ledakan sedangkan mereka kini berlari mencari tempat berlindung.

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang