BAB4

271 40 1
                                    

Malam ini suara gemercik air hujan turun dengan sangat deras seorang lelaki tidak terlalu tua baru saja tiba dengan membawa 8 kantong darah dari suatu tempat, karena pintu yang otomatis orang tersebut langsung memasuki rumah.

Membuat yang sejak tadi menunggu kedatangannya kini sangat bahagia karena malam ini salah satu dari mereka masih sangat lemah.

“Fen ini darah kamu minum dulu biar ada tenaga lagi,” ucap Sandy.

Saat ini Sandy sedang membagikan kantung yang berisi darah ke pada para rekannya terutama Fenly yang masih sangat lemah efek mencium bau bawang putih, sedangkan Joshua kini mengobati tubuh Fenly dengan sihirnya setelah mengetahui apa yang terjadi pada lelaki itu.

Mata Un1ty sejak tiba di rumah telah berubah warna dengan taring yang muncul sejak tadi, mereka ketika dirumah selalu menampakkan wujud aslinya namun jika ada tamu maka mereka langsung berubah seperti manusia biasa membuat Joshua was-was melepaskan mereka di bumi itulah alasan Joshua selalu datang satu minggu sekali.

“Sudah selesai saya percaya jika kalian bisa mengendalikan diri kalian,” ucap Joshua.

“Aku mau bertanya kak Jos,” ucap Farhan.

Membuat yang lainnya seketika menoleh ke arah lelaki itu, yang sejak tadi fokus menikmati darah tapi rasa penasarannya menghantui fikirannya.

“Tanyakanlah selagi saya masih bisa jawab,” ujar Joshua dengan sangat tenang.
“Tadi waktu saya salah toilet saya malah menabrak seorang gadis,” ucap Fenly.

Kini tubuh Fenly sudah bertenaga kembali setelah diobati oleh bantuan sihir oleh Joshua, begitu pula darah yang telah dia minum membuatnya kembali segar tidak selemah tadi.

“Lalu?” tanya Joshua bingung.

“Dia menggunakan kalung anehnya ketika kalung dia bercahaya cincin saya juga ikut bercahaya untungnya dia tidak mengetahui itu karena dia mengumpati saya tadi,” ucap Fenly.

Saat ini dirinya bersender di sandaran tempat tidur (headboard) ditemani yang lainnya, perkataan Fenly membuat Joshua mengangguk paham ternyata Fenly telah bertemu dengan matenya ralat mate sekaligus malaikat kematian untuk lelaki itu.

“Dia mate sekaligus malaikat kematian untukmu Fenly,” ucap Joshua tersenyum tipis.

“Jadi ramalan itu benar adanya?” tanya Zweitson membuat mereka menegang.





















“Ramalan itu pasti akan terjadi,” jawab Joshua.

Jder!!

Bertepatan dengan adanya bunyi suara petir pernyataan dari Joshua mampu membuat Fenly kini terdiam, rencananya dia ingin mencoba mendekati gadis tersebut namun sekarang dia harus mencari cara demi menyelamatkan semua yang sangat dia sayangi.

“Bisa jelaskan pada kami semua kak tentang keturunan vampire, sungguh ini kenapa membuat kami sangat bingung sama posisi Fenly Sekarang?” tanya Fiki membuat Joshua mengangguk.

“Benar kenapa Fenly yang diincar sama matenya sedangkan kita tidak,” ucap Ricky.

“kenapa Fenly yang diincar Fenly itu dia werewolf 60% dan vampire 40%, itu kenapa Fenly akan mati jika dibunuh oleh matenya, dan juga kalian itu 30% manusia 70% vampire tapi tidak dengan Fenly mate itu bisa jadi racun paling mematikan untuk seorang werewolf apalagi Werewolfnya setia sepertimu Fen ditambah kamu vampire maka mate mu semakin gampang membunuhmu,” ucap Johsua membuat mereka Paham.

“jadi itu alasan selama ini Fenly dikurung saat muncul blood moon?” tanya Sandy.

“Iya kalau tidak dikurung di kamar Fenly akan menjadi werewolf liar,” ucap Joshua.

Membuat Fenly terdiam dan yang lainnya fokus pada pemikiran mereka, sekarang mereka telah mengerti kenapa selama ini Fenly selalu dikurung saat muncul bulan purnama maupun blood moon dan kini Fenly telah mengetahui selama ini yang menjadi pertanyaannya.

“Fen kamu baik-baik sajakan?” tanya Gilang yang dibalas anggukan Fenly.

“Fen andaikan kamu tau matemu akan merasakan apa yang kamu rasakan jika kamu sedih maka mate mu akan ikut begitu pun saat kamu bahagia,” ucap Joshua dalam hati.

“Kak Jos ada cara lain demi menyelamatkan Fenly?” tanya Farhan.

“Ada yakni jangan menatap mata mate mu terlalu lama dan juga untuk kalian semua jangan pernah menyentuh kalung dileher mereka kalau itu terjadi maka kalian akan terluka dan melepuh pahamkan,” ucap Joshua.

“Paham kak,” seru mereka.

“Lain kali kalian harus bisa kendalikan diri sebisa mungkin jangan sampai semua orang tau jika itu terjadi maka kalian akan di buat musnah selamanya sama Patrick,” ujar Joshua.

“Baik kak,” ucap mereka kembali.

“Kalau begitu kalian istirahatlah saya akan pulang,” ucap Joshua yang kini berlalu.

Setelah Joshua pulang mereka kembali masuk ke dalam kamar masing-masing karena besok akan kembali bersekolah, saat ini Fenly sedang memperhatikan hujan yang masih betah turun sejak tadi dengan tatapan yang sulit diartikan tubuhnya telah kembali normal, sungguh dirinya saat ini sangat merindukan sang ibu namun ibunya terbunuh waktu peperangan saat blood moon dulu disaat itu dirinya baru berusia 4 tahun.

“Aku bahagia karena berhasil menemukan mateku namun sayangnya disaat aku mengira dia akan menjagaku ternyata dia yang berambisi ingin sekali membunuhku apa aku ditakdirkan mati di tangannya,” isak Fenly.

Untunglah kamar tersebut kedap suara hingga tangisannya tidak akan terdengar oleh siapa pun, hingga lolongan serigala dari dirinya seakan mengingatkan  kesedihannya yang menyayat hati siapapun.

Saat ini Ara sedang tiduran diujung kasur ditemani seekor kucing berbulu putih lembut yang terus mendusel ditangannya, ingatannya masih berkelana disaat dirinya tanpa sengaja bertabrakan sama salah satu anak baru tersebut, jujur saja dirinya merasa ada yang aneh kenapa rasanya dia ingin sekali membunuh lelaki itu.

“Arghh! Aku kenapa rasanya seperti sakit dan sedih menyatu ya sepertinya aku harus mencari sesuatu,” ucap Ara dalam hati.

Tuk tuk tuk!!!

“Sayang apa kamu didalam?” tanya wanita tidak terlalu tua dari balik kasur.

Membuat Ara segera bangun untuk membuka pintu tersebut dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya, sebenarnya yang berada di didepannya saat ini ibu tiri gadis itu karena ibu pertamanya telah meninggal sejak dirinya masih bayi, meskipun ibu tiri dia sudah sangat menyayangi gadis itu dari bayi.

“Tidak Ma aku belum tidur,” ucap Ara yang kini telah menyembulkan kepalanya dari balik pimtu.

“Papa kamu lembur jadi tidak bisa pulang malam ini,  apakah mama boleh tidur sama kamu?” tanya Jia Li.

“Kenapa tidak,” ucap Ara yang telah membukakan pintu untuk ibunya.

Ibu tiri Ara berasal dari China membuat gadis itu belajar dua bahasa sedangkan papanya berasal dari Indonesia pertemuan yang unik, setelah sang ibu masuk Ara langsung mengunci pintunya.

“Mama kapan melahirkan?” tanya Ara ketika mereka berdua telah berada dikasur.





. Selamat membaca .

UN1TY|| Sweet Immortals (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang