Happy Reading !
***
Ali menatap datar seseorang yang kini sedang duduk didepannya. Entah mengapa, ia tiba-tiba muak dengan Clara. Biasanya saat Clara datang dia akan merasa senang, tapi tidak dengan kali ini. Apalagi saat melihat Clara bersikap tidak sopan pada mamanya. Dan Ali tidak melihat itu hanya sekali, mungkin setiap mereka bertemu. Tapi Ali tidak terlalu ambil pusing kala itu.
Yang Ali baru sadari sekarang adalah tatapan yang Clara layangkan kepada mamanya, tatapan penuh dendam. Begitupula sebaliknya, Ali bisa melihat tatapan ketakutan mamanya walau tidak terlalu kentara.
"Clara bersikaplah sopan sedikit, dia itu ibuku." Sentak Ali yang sudah jengah melihat tingkah kurang ajar Clara.
"Dia juga calon ibu mertuaku, Ali." Balas Clara kalem, sebenarnya ia sedang menahan amarahnya karena ia pikir Tania berbicara yang tidak-tidak kepada Ali.
"Siapa bilang?"
"Loh Ali??!!"
"Saya ingin hubungan kita berakhir sampai disini. Jadi, silahkan angkat kaki anda dari rumah saya." Ucap Ali penuh penekanan
Tania yang tadinya menunduk takut, spontan mendongakkan kepalanya mendengar ucapan Ali. Sementara Clara membelalakkan matanya, tangannya terkepal dan wajahnya memerah menahan amarah.
"Apa maksud kamu, Li? Seenaknya aja bilang putus. Mikir dong siapa yang selalu ada buat kamu selama ini, selain kamu. Mama kamu aja bisanya ngerepotin kamu aja."
"Selalu ada untuk uangmu maksudnya." Lanjut Clara dalam hati.
"JAGA MULUT ANDA CLARA."
Clara menutup mulutnya, dia kelepasan mengatakan itu semua. Dia hanya merasa marah karena Ali memutuskannya secara sepihak sedangkan dia merasa selama ini hubungannya dengan Ali baik-baik saja tidak ada percekcokan yang besar diantara mereka.
"Al dengerin aku dulu, aku nggak maksud ngomong gitu tadi. Aku cuman nggak mau putus dari kamu. Apa salah aku sama kamu, Al?" Rengek Tania, biasanya jika dia merengek seperti ini Ali akan luluh. Tapi sepertinya semua itu tidak ada artinya lagi sekarang. Terbukti karena tatapan Ali kian tajam dan gertakan giginya semakin kuat.
"KELUAR."
"Tap-"
"RENO, SERET WANITA INI KELUAR, DAN JANGAN PERNAH KAMU BIARKAN DIA MENGINJAKKAN KAKINYA DI RUMAH INI LAGI."Teriak Ali pada bodyguard kepercayaannya.
"Baik tuan. Silahkan anda keluar dengan baik-baik atau saya akan bertindak kasar."
"Ali pliss."
Ali hanya bergeming saat Clara diseret paksa oleh Reno. Dia sudah muak melihat sandiwara wanita itu.
"ALI AKU AKAN KEMBALI DAN MEMBALAS SEMUA PERBUATAN KAMU INI."
"Ali, kenapa kamu mutusin Clara tanpa alasan seperti ini?" Tanya Tania saat melihat Ali hanya diam.
"Tanpa alasan mama bilang? Harusnya Ali yang tanya sama mama, kenapa mama nutupin kelakuan asli Clara terhadap mama dari Ali?"
Tania terdiam kaku, ini artinya Ali sudah tau siapa Clara sebenarnya.
"Ali, mama cuma mau kamu bahagia."
"Demi kebahagiaan Ali mama cuman diem aja waktu Clara dorong mama dari tangga."
"Ali." Nada suara Tania terdengar bergetar, Ali menghampiri Tania dan bersimpuh didepannya.
"Mama tau, saat Ali tau semuanya Ali ngerasa kalo Ali jadi orang paling bodoh di dunia. Ali ngerasa gagal jagain mama, Ali ngerasa jadi anak yang nggak berguna buat mama. Kenapa mama nggak bicara jujur sama Ali? Kalo emang alasannya demi kebahagiaan Ali, mama salah besar. Kebahagiaan Ali sepenuhnya terletak saat mama merasa bahagia. Ali kecewa sama mama karena menyembunyikan fakta sebesar ini dari Ali."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Journey (END)
General FictionKayla Aprillyana Aurora seorang perawat yang saat ini bekerja sebagai perawat seorang wanita paruh baya, ibu dari seorang CEO terkenal yang bernama Alivian Leonard. Jika ada dua orang lawan jenis disetiap harinya bertemu, pasti ada salah satu yang a...