Judul telah diganti dan direvisi ulang( tidak ada banyak perubahan, hanya beberapa kata di setiap part)
Ngga suka ngga usah dibaca YESS!!! Dilarang ribet dan sebagainya oukeyy. Dan thanks buat yang udah mampir kesini. Enjoy
🥥🥥🥥
Byurrr
Siraman air yang terasa dingin ditubuhnya, membuat Prilly tersentak. Ia mengerjapkan matanya berusaha melihat siapa dua orang yang berdiri dihadapannya ini. Samar-samar Prilly bisa melihat wajah mereka, satu orang pria dan satu orang wanita. Namun Prilly sama sekali tidak mengenali mereka.
"S-siapa kalian?" Tanya Prilly pada orang asing ini.
Wanita itu tertawa keras mendengarnya." Tidak mengenalku eh?"
"Oh tentu saja gadis cantik ini tidak akan mengenalmu, Renata." Sahut pria disebelahnya.
"Renata? Sepertinya aku tidak asing dengan nama ini. Tapi siapa?" Batin Prilly.
"Kau masih tidak mengingatku? Bukankah Linda dulu sudah menceritakannya padamu?"
Linda? Oh jangan bila wanita ini--
"Ya benar, aku adalah orang yang menyuruh Linda menculikmu. Tapi tidak berhasil membunuhmu. Sayang sekali." Ucap Renata dengan nada rendahnya.
"T--tapi kenapa?"
Renata mencengkeram rahang Prilly." Kau bilang kenapa? Baiklah sepertinya kau ingin tau sesuatu."
"Renata sebaiknya kau duduk."
"Ah tentu, terimakasih."
Renata mengambil posisi tepat dihadapan Prilly, sementara pria yang belum Prilly ketahui siapa itu duduk disampingnya.
"Kau tau, seandainya kedua orang tuamu itu tidak menikah. Mungkin semua ini tidak akan terjadi."
"Aku dan ibumu dulu adalah teman satu kelas saat duduk di bangku SMA. Aku saat itu tidak mempunyai teman sama sekali. Berbeda dengan ibumu yang sangat terkenal bahkan disegani oleh setiap guru dan murid disana. Apalagi jika bukan karena kecantikan dan kepintarannya. Ah ya, dan juga ibumu adalah anak orang kaya. Jadi tak heran banyak yang menyukainya. Sementara aku, hanya seorang anak yatim yang beruntung bisa sekolah disana karena beasiswa tentunya. Aku jika disandingkan dengan ibumu, bagaikan sebutir debu yang menempel pada sebuah berlian."
"Sampai suatu ketika, ibumu datang menghampiri meja ku dan mengulurkan tali pertemanan denganku. Awalnya tentu aku menolak karena aku masih sadar diri. Ibumu yang friendly itu mau mengajak anak miskin sepertiku untuk menjadi temannya. Aku merasa gembira, bagaimana tidak akhirnya aku memiliki seorang teman disini. Hubungan pertemanan kami terbilang sangat dekat. Ibumu tidak memperdulikan tanggapan dari orang sekitar karena berteman denganku. Semua orang memandangku sebelah mata hanya karena aku orang miskin, Ck."
"Sampai suatu ketika aku merasa menyukai seseorang, jatuh cinta lebih tepatnya. Aku selalu menceritakannya pada ibumu. Dan ibumu sendiri begitu antusias mendengarnya. Ibumu juga tau siapa orang yang aku cintai. Awalnya dia mendukung agar aku bisa menjalin kasih dengan lelaki idamanku. Tapi apa yang ibumu perbuat sungguh diluar dugaan. Dia melangsungkan pertunangan dengan lelaki itu tanpa sepengetahuanku. Kau ingin tau siapa lelaki itu? Ayahmu, Denandra."
Prilly menggeleng mendengarnya. Tidak mungkin ibunya melakukan hal seperti itu kepada temannya sendiri.
"Tidak, kamu bohong."
"Untuk apa aku membohongimu, sialan."
"Aku menyukainya sejak awal pertemuanku dengannya dulu, saat masa orientasi. Tapi aku baru menyadari jika itu sebuah cinta dan aku langsung memberitahu ibumu. Dan ibumu yang tidak tau diri itu seenaknya saja merebutnya dariku. Dia berdalih jika mereka dijodohkan. Tapi mengapa ibumu terlihat sangat bahagia, seperti mereka sudah mengenal lama dan tidak terlihat seperti orang yang dijodohkan? Rasa-rasanya dulu aku begitu menyesal mau menerima untuk berteman dengan orang munafik seperti ibumu itu. Bahkan dia tidak memberitahuku yang sebenarnya. Aku mengetahuinya karena mereka berangkat bersama dengan tangan yang saling bertautan, oh jangan lupakan cincin tunangan yang mereka kenakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Journey (END)
General FictionKayla Aprillyana Aurora seorang perawat yang saat ini bekerja sebagai perawat seorang wanita paruh baya, ibu dari seorang CEO terkenal yang bernama Alivian Leonard. Jika ada dua orang lawan jenis disetiap harinya bertemu, pasti ada salah satu yang a...