Chapter 20🥥

1.7K 144 12
                                    

Judul telah diganti dan direvisi ulang( tidak ada banyak perubahan, hanya beberapa kata di setiap part)

Ngga suka ngga usah dibaca YESS!!! Dilarang ribet dan sebagainya oukeyy. Dan thanks buat yang udah mampir kesini. Enjoy

🥥🥥🥥

Tidak ini pasti mimpi.

Prilly tersentak dari tidurnya dengan peluh yang membasahi dahinya. Tidak, dia berharap semua itu hanya mimpi. Mimpi buruk yang ia harap tidak akan pernah terjadi padanya. Mengapa ia bermimpi jika ia kehilangan calon anaknya? Sedangkan ia sendiri belum memastikan itu semua. Ya ia akui jika beberapa hari ini ia merasakan perbedaan pada tubuhnya. Misalkan saja pada nafsu makannya yang meningkat drastis.

Sebenarnya ia sendiri tidak terlalu berharap jika semua dugaannya benar. Karena dirinya juga belum melakukan sebuah tes untuk memastikannya. Prilly hanya beberapa kali mendengar ucapan tentang diagnosis awal kehamilan dari temannya. Dulu ia sempat beberapa kali membantu temannya yang merupakan dokter kandungan, membuatnya sedikit tau tentang kehamilan.

Niat awal saat sudah pulang ke rumah, Prilly ingin membeli sebuah alat tes kehamilan atau langsung meminta Ali untuk mengantarnya ke rumah sakit. Tapi opsi pertama menjadi keyakinannya kala itu, ia tidak ingin membuat suaminya berharap hal yang belum pasti. Mengingat jika mereka hanya melakukannya sekali saat kesalahpahaman itu terjadi.

Kemarin juga dirinya bermimpi jika diculik oleh seseorang yang ia ingat adalah Renata, ibu Clara. Renata mengatakan banyak hal mulai dari alasan penculikannya saat masih bayi dulu dan mengatakan jika Clara meninggal karena ulahnya. Akhir dari itu semua ketika dirinya merasa sakit pada perutnya dan juga pekikan Ali yang mengatakan dia akan baik-baik saja.

"Awsss." Ringis Prilly saat perut bagian bawahnya terasa nyeri.

Prilly mendudukkan dirinya dengan menahan ringisan-nya. Matanya menatap sekitar, sebuah ruangan bernuansa putih. Tangannya juga tertancap jarum infus dan ia juga mengenakan baju pasien saat ini. Tidak ada seorangpun disini. Lantas dimana suami dan keluarganya?

"Sayang?"

Prilly menatap Ali yang baru masuk bersama dengan keluarganya. Ada yang aneh, mengapa mereka menatapnya sendu dengan pipi yang terlihat basah. Penampilan Ali juga berantakan, berbeda dengan biasanya. Tak jauh dengan Ali, keluarganya juga terlihat begitu terpukul seakan mereka baru kehilangan seseorang yang mereka sayangi.

Mengapa disini dirinya lah yang terlihat tidak mengetahui apapun?

"Mas kamu kenapa?"

"Mommy?"

"Daddy?"

"Mama?"

Prilly semakin bingung melihat tidak ada jawaban dari mereka.

"Kenapa kal- Arghh."

"Prilly." Teriak Ali dan yang lainnya, mereka bergegas menghampiri Prilly yang meringis memegang perutnya.

"S--ssakit"

"Daddy, panggil dokter cepet." Ucap Thalita disela tangisnya, ia begitu khawatir melihat kondisi putrinya.

"Sayang, mana yang sakit." Ucap Ali panik.

"Pe--perut aku mas."

Apa ini? Jadi, semua ini bukan mimpi. Dan bagaimana keadaan calon anaknya?

"Mas, dia nggak papa kan?" Bisik Prilly membuat Ali terdiam.

"Jawab mas, anak aku baik-baik aja kan?"

My Life Journey (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang