Judul telah diganti dan direvisi ulang( tidak ada banyak perubahan, hanya beberapa kata di setiap part)
Ngga suka ngga usah dibaca YESS!!! Dilarang ribet dan sebagainya oukeyy. Dan thanks buat yang udah mampir kesini. Enjoy
🥥🥥🥥
Hari yang ditunggu-tunggu kini telah tiba. Pagi tadi sekitar pukul 07.00 pagi Prilly mengeluh sakit pada perutnya. Dan dari hasil pemeriksaan ternyata ia sudah memasuki bukaan ke-dua. Tinggal menunggu beberapa waktu lagi sampai proses pembukaan sempurna baru dia bisa melakukan proses persalinan. Dan kini ia sudah memasuki bukaan ke-delapan, yang artinya tak lama lagi mereka akan bertemu dengan bayi mereka.
"Kuat ya sayang? Apa mau di sesar aja? Mas nggak tega lihat kamu kesakitan kayak gini." Bisik Ali sembari memegang tangan kanan Prilly.
Prilly menggeleng pelan." No, aku nggak mau mas. Aku berusaha nikmatin proses ini. Aku pingin ngerasain jadi ibu yang sesungguhnya."
"Tapi kalau kamu kesakitan kayak gini rasanya pingin mas yang gantiin posisi kamu sayang. Bagi mas, semua ibu itu hebat. Baik yang melahirkan normal atau dengan operasi sesar. Karena kalian para ibu mampu mempertaruhkan nyawa kalian untuk melahirkan nyawa baru ke dunia ini."
"Sttt, iya aku tau. Tapi mas harus percaya sama aku, cukup selalu ada di samping aku. Aku yakin semua akan baik-baik aja kalau mas ada disini. Ya?"
Prilly berkata lirih disela ringisannya. Ali mengecup tangan Prilly yang ada dalam genggamannya, ia menatap khawatir pada istrinya. Bukan bermaksud tak percaya, tapi rasanya ia ingin mempercepat waktu saat ini.
"Oke Prilly, pembukaan sudah lengkap. Kita bisa memulai prosesnya sekarang." Ucap Dokter Haruka sesaat setelah mengecek kondisi pembukaan Prilly.
"Bismillah."
Setelah mendengar instruksi dari dokter, Prilly mulai mengejan. Rasa sakit yang ia rasakan pada perutnya ia salurkan lewat cengkraman tangannya yang semakin menguat pada tangan Ali. Ali sendiri tidak memperdulikan rasa sakit dan penampilannya yang sudah acak-acakan.
"Sedikit lagi nyonya, kepalanya sudah terlihat."
Ucapan dokter Haruka seakan menjadi cambukan semangat bagi Ali maupun Prilly. Dan beberapa menit kemudian tangisan seorang bayi memenuhi ruang persalinan itu. Dokter Haruka meletakkan bayi itu tepat di atas dada Prilly.
"Selamat atas kelahiran bayinya, dia berjenis kelamin laki-laki."
"Masyaallah, terimakasih atas karunia indah yang engkau berikan."
Tak henti-hentinya Ali mengucap syukur, tangannya yang gemetar terulur mengusap tubuh bayinya yang masih diselimuti cairan putih yang entah Ali sendiri tak tau apa namanya. Ia mendekatkan wajahnya ke telinga Prilly.
"Terimakasih sayang, kamu hebat. Mas janji setelah ini hanya akan ada kebahagiaan untuk keluarga kecil kita." Ucap Ali, ia mengecup kening Prilly sembari meneteskan air matanya. Wanitanya itu sampai sekarang masih menangis terharu sembari mengelus tubuh bayinya.
"Mas, dia anak kita , aku berhasil ngelahirin dia mas aku berhasil."
"Tentu karena kamu wanita yang hebat, mas bangga sama kamu. Setelah ini, tugas kita adalah merawat dia bersama-sama sampai dia dewasa kelak."
Setelah membiarkan bayi itu melakukan pendekatan dengan ibunya, perawat mengambil bayi itu untuk dibersihkan dan melakukan pemeriksaan yang lain untuk memastikan kondisi kesehatan bayi itu. Sementara di luar ruangan, tampak Denandra dan Thalita saling memeluk setelah mendengar suara tangis cucu mereka. Selama proses persalinan tadi memang mereka tidak diperkenankan untuk masuk ruangan, hanya satu orang yang diizinkan untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Journey (END)
General FictionKayla Aprillyana Aurora seorang perawat yang saat ini bekerja sebagai perawat seorang wanita paruh baya, ibu dari seorang CEO terkenal yang bernama Alivian Leonard. Jika ada dua orang lawan jenis disetiap harinya bertemu, pasti ada salah satu yang a...