Judul telah diganti dan direvisi ulang( tidak ada banyak perubahan, hanya beberapa kata di setiap part)
Ngga suka ngga usah dibaca YESS!!! Dilarang ribet dan sebagainya oukeyy. Dan thanks buat yang udah mampir kesini. Enjoy
🥥🥥🥥
"Mama mohon kamu bertahan sampai kita bertemu besok ya, sayang. Setidaknya demi mama dan juga, papa."
Walau bagaimanapun juga, Ali sangat menantikan kehadiran calon bayi ini. Begitupun dengan mertua dan kedua orangtuanya. Ngomong-ngomong tentang orangtuanya, Prilly jadi merindukan mereka. Mungkin setelah ini dia akan mengunjungi mereka. Karena sudah dua pekan ia tidak bertandang ke rumah kedua orangtuanya.
"Oke, sebelum kita pergi ke rumah Oma sama opa kita harus minum vitamin dulu supaya kamu tetap kuat dan tumbuh sehat di perut mama."
Prilly mulai membuka beberapa bungkus obat untuk mencegah keram dan vitamin penguat kandungan. Dan tentu saja dia sudah memakan makanan yang diantar oleh maid disini. Sebenarnya Prilly merasa malas untuk makan saat melihat beberapa menu makanan yang dihidangkan walau sebenarnya itu terlihat lezat. Namun kembali lagi, ia tak boleh egois karena ini semua demi kesehatan janinnya.
"Kayaknya kamu lagi pingin ayam mentega buatan Oma Thalita ya, sayang? Oke, kalau gitu kita berangkat ke sana ya. Dan, kamu nggak boleh rewel kali disana Ok?"
Dengan hanya membawa tas selempang yang hanya berisi telepon genggamnya dan juga dompet, ia berangkat ke rumah kedua orangtuanya menggunakan taxi online yang baru saja ia pesan. Bisa saja sebenarnya ia pergi dengan sopir yang biasa mengantarnya, tapi sedang malas berurusan dengan Ali. Dan lagipula, ia juga ingin pergi ke sana sendiri.
"Mbak, kalau suami atau mertua saya nanya, bilang saya lagi di rumah Daddy ya. Pulang nanti malem." Pesan Prilly pada kepala maid yang kebetulan lewat didepannya.
"Baik nona, apakah saya perlu memanggil pak Tono supaya menyiapkan mobil untuk anda pergi?" Tawar maid itu.
Prilly menggeleng lalu menunjukkan telepon genggamnya." Nggak usah mbak, saya udah pesen taxi online . Kasian orangnya udah nunggu didepan."
"Baik kalau begitu."
Prilly mengangguk singkat lalu pergi menuju gerbang rumah mertuanya. Disana sudah terlihat mobil berwarna putih. Setelah memastikan itu taxi online yang ia pesan, ia masuk mobil itu.
"Pak maaf, kalau boleh bapak hati-hati ya. Jangan ngebut-ngebut, soalnya saya lagi hamil muda." Ucap Prilly pada sopir taxi.
"Baik non, ini sesuai alamat kan?"
"Iya betul, pak."
"Maaf neng, bapak mau tanya. Kenapa neng naik taxi online padahal itu dirumahnya kayak banyak mobil dan ada sopirnya."
"Oh iya pak hehe, itu rumah mertua saya. Jadi yang di dalam itu sopir mertua saya. Ya walau saya bisa minta tolong, tapi saya sungkan. Lagipula saya juga lagi pingin jalan sendiri kayak gini. Kalau sama mereka kan sama aja saya dibuntuti, soalnya pasti mereka sering lapor sama suami saya." Ucap Prilly jujur.
Memang benar, setiap ia bepergian kemanapun baik dengan sopir pribadi dirumahnya atau rumah mertuanya, pasti mereka akan melaporkan kegiatan apapun yang ia lakukan kepada Ali. Ia tau maksud Ali baik untuk menjaganya. Tapi terkadang juga ia merasa risih karena mereka malah terlihat seperti penguntit yang sengaja membuntutinya.
"Wah si Eneng, tapi Eneng baik banget. Tanpa sadar udah bantu perekonomian orang kecil seperti saya. Baru dapet orderan ini saya, Alhamdulillah."
"Wah seneng dong saya. Semoga setelah ini bapak rame orderan dan setiap harinya selalu dilancarkan rejekinya. Tapi bapak juga nggak boleh capek-capek ya, pak. Jangan lupa istirahat dan makan juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Journey (END)
General FictionKayla Aprillyana Aurora seorang perawat yang saat ini bekerja sebagai perawat seorang wanita paruh baya, ibu dari seorang CEO terkenal yang bernama Alivian Leonard. Jika ada dua orang lawan jenis disetiap harinya bertemu, pasti ada salah satu yang a...