Happy Reading !
***
Saat ini Nita sedang bercengkrama dengan bayi cantiknya. Mendengar nama lengkap yang Linda katakan tadi, Nita memutuskan untuk memanggilnya Prilly. Matanya tak sengaja terhenti pada sebuah benda berkilau yang ada di leher Prilly.
"Oh dia menggunakan kalung, cantik sekali. Alt? Aku sepertinya pernah mendengar nama ini." Nita berusaha mengingat sesuatu tapi entah mengapa itu sulit.
"Ah ya, aku akan membaca surat yang ditulis mbak Linda tadi. Sepertinya hanya surat itu yang akan menjawab semua pertanyaan-ku nanti."
"Pertanyaan apa sayang?"
Nita tersentak saat mendengar suara suaminya yang entah sejak kapan sudah berdiri disampingnya." Eh sayang, kapan kamu pulang?"
"Barusan aja, tumben kamu nggak nunggu aku didepan?" Sepertinya suaminya ini belum menyadari kehadiran bayi yang tidur didekatnya duduk.
"Awas sayang, tangan kamu hampir aja kena bayi kita."
Ridwan terkejut mendengar ucapan istrinya, dia baru menyadari jika ada seorang bayi yang nampak tertidur pulas disebelah tempatnya duduk." Dia bayi siapa sayang? Kok ada disini?"
"Kamu tenang dulu, aku bisa jelasin."
"Jelasin sekarang." Desak Ridwan, ia begitu penasaran dengan bayi ini dan mengapa dia bisa sampai disini bersama istrinya.
"Sekitar dua jam yang lalu ada yang ngetuk rumah kita dan aku buka ternyata Mbak Linda. Nah, dia bilang dia mau kasih bayi ini buat kita karena dia yakin kita bisa merawat bayi ini seperti orang tua kandungnya. Awalnya aku nggak ngerti maksud mbak Linda apa, tapi setelah dia jelasin alasannya aku ngerti dan mutusin buat nerima bayi ini."
"Alasannya apa sayang? Coba jelasin yang jelas dong, mas pusing nih."
"Ya makanya kamu jangan nyerobot aja dong, tunggu ceritanya selesai dulu baru ngomong."
"Iya maaf, cepetan."
"Hmm, mbak Linda bilang kalau bayi ini dia terpaksa culik dari orang tuanya karena dia punya hutang sama yang nyuruh nyulik bayi ini. Setelah diculik, orang itu nyuruh mbak Linda buat bunuh bayi ini tapi mbak Linda berhasil nipu dia. Mbak Linda memanipulasi kematian bayi ini dan dia langsung bawa bayi ini kesini." Selama menjelaskan, tatapan Nita tak teralihkan dari Prilly sama sekali.
"Kasihan sekali bayi ini jika harus dibunuh. Untungnya mbak Linda nggak setega itu walau dia udah jahat karena nyulik dan misahin bayi ini dari kedua orang tuanya." Ucap Ridwan dengan meneliti wajah cantik bayi yang berada di dekapan istrinya.
"Memang mbak Linda salah, tapi tidak sepenuhnya dia salah. Jika tidak mementingkan nyawa bayi ini, mungkin dia udah bunuh Prilly dan kita nggak mungkin bisa bertemu dengan bayi yang sangat cantik ini."
"Kamu benar sayang, eh siapa tadi namanya?"
"Kayla Aprillyana Aurora, panggilannya Prilly. Cantik kan?"
"Cantik seperti orangnya."
"Mas, nggak papa kan kalau aku mau rawat bayi ini? Mungkin ini cara Tuhan ngasih kita anak walau bukan berasal dari rahimku sendiri."
"Tentu tidak sayang, aku akan menyayanginya seperti anakku sendiri. Sepertinya aku sudah jatuh hati kepada bayi ini saat pertama kali aku melihatnya tadi." Senyum Nita perlahan terbit saat mendengar ucapan suaminya.
"Terima kasih sayang, aku merasa wanita paling beruntung karena bisa memiliki suami paling pengertian sepertimu. Padahal aku tida bisa memberikanmu keturunan dari rahimku sendiri" Ucap Nita sendu
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Journey (END)
Ficção GeralKayla Aprillyana Aurora seorang perawat yang saat ini bekerja sebagai perawat seorang wanita paruh baya, ibu dari seorang CEO terkenal yang bernama Alivian Leonard. Jika ada dua orang lawan jenis disetiap harinya bertemu, pasti ada salah satu yang a...