MWIM 1

5.7K 258 12
                                    

Tidak terasa sepuluh hari lagi Nana akan menikah dan dirinya semakin sibuk mempersiapkan semua itu.

Seperti hari ini ia sedang menunggu Panji untuk melakukan fitting terakhir baju pernikahan mereka.

"Mba belum dateng mas Panji nya?" tanya seorang gadis cantik bernama Lili.Sahabatnya sejak ia masih kuliah dan ia yang termuda diantara genk nya ini.

"Hai Na,mana si Panji katanya mau lo kenalin?" sapa seorang wanita cantik bernama Stphenie sahabat Nana yang lain biasa di panggil Menik dulu kakak kelas Nana di SMA.

"Enggak tahu gue mba tapi kayanya tuh orang naik siput deh kesini nya" gerutu Nana sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.

"Hai Guys..sorry nih cewek cantik baru dateng sibuk soalnya" cerocos wanita cantik bernama Windira yang akrab di panggi Indi.Kalo dia seumuran Nana dan sahabat Nana sejak Zigot sampe udah mau nikah gini.

"Jijik gue mba,cantik itu diakui bukan mengakui" sinis Lili membuat Indi mendelik kesal.

"Bodo,gue gak butuh pengakuan gue butuh nya duit" balas Indi tak mau kalah.

Saat sedang asik mengobrol tiba-tiba seorang pria tinggi nan gagah menghampiri mereka dan mengecup kening Nana.

"Maaf saya terlambat ada urusan mendadak tadi" ujar Panji membuat ketiga sahabat Nana menjerit kesenangan.

"Udah makan mas,mau aku pesenin?" tanya Nana saat Panji sudah duduk di sampingnya.

"Udah,gak usah saya minum ini aja" balas Panji menyabar es kopi milik Nana dan meminumnya.

"Boleh juga selera lo Na" ujar mba Menik sambil tersenyum tipis.

"Mba lo gak mau batal aja nikahnya biar gue gantiin,iklas gue mba ambil bekas lo" kini giliran Lili yang menggila.

"Na kalo Panji tiba-tiba ngejar gue jangan kaget itu gue yang pelet" ujar Indi tanpa sedikit pun melepas tatapanya pada Panji.

Nana hanya tersenyum saja mendengar mereka enggak tahu aja nih cowok udah di ancem dulu sama Nana.

"Kok mau sih mas sama cewek modelan Nana?" tanya Indi.

"Maksud lo gue gimana ya?" sungut Nana kesal memang apa salahnya menikah dengan dirinya.

"Tahu Cinta,apa itu bisa memilih?" jawab Panji dengan wajah datarnya.

"Bisa kali mas,contohnya pilih cewek seksi kaya aku" balas Lili sambil tersenyum lebar.

"Kalian gak malu goda saya di depan calon istri saya" sinis Panji membuat mereka diam tak berkutik.

"Mereka bercanda kali mas" bisik Nana dan tersenyum kikuk pada sahabatnya.

"Saya bukan di usia buat bercanda lagi mungkin ini alasan mereka masih belum laku" ketiga orang itu menganga,hilang sudah rasa kagum mereka pada Panji yang ternyata sangat menyebalkan.

"Sialan lo ya,muka doang cakep tapi mulut lo kaya ibu-ibu tukang gibah ya" omel Indi yang sudah sangat naik pitam.

"Saya tahu sekarang dari mana sifat jelek kamu" setelah mengatakan itu Panji pergi begitu saja.

"Wah maksudnya apa tuh mba?,kita bawa pengaruh buruk gitu" ujar Lili tak terima.

"Maaf,Panji emang gitu mulutnya gue minta maaf" ujar Nana tak enak hati apalagi melihat aura menyeramkan dari Menik.

"Susulin Na,sebelum gue yang kejar cowok lo dan gue tebas lehernya" kini Menik mencoba bijak walau hatinya begitu ingin menimpuk kepala Panji dengan sepatu heel-nya.

"Gue bener-bener minta maaf ya,gue pergi dulu kalo kalian mau pesen makan pesen aja gak usah bayar" pamit Nana langsung menyusul Panji.

..

Married With Ice Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang