MWIM 24

2.9K 131 7
                                    

Pagi ini Nana dan Panji pergi menuju tempat dimana Sesil berada,di sebuah gudang tua di tengah hutan yang menurut Nana sangat menyeramkan dan bagaimana mungkin Banyu bisa tahu tempat seperti ini perlu di curigai.

Nana turun dari mobil dan langsung di gandeng oleh Panji masuk kedalam gudang itu dan ia hanya bisa menutup mulutnya saat melihat Sesil yang terpasung disalah satu sudut ruangan dengan wajah yang penuh luka.

"Gimana mas,apa dia mau mengakui semuanya?" tanya Panji pada Banyu yang memang datang bersama mereka.

"Kalo gak mau ngaku ya tinggal eksekusi aja,jangan dibuat ribet Ji" balas Banyu membuat Nana bergidik mendengarnya.

"Gila ya mas,dia dosen tapi bisa kejam juga" bisik Nana setelah Banyu berjalan mendahului mereka.

"Dia bisa lebih kejam tapi itu gimana perlakuan kita dia bilang sih hukum karma" balas Panji membuat Nana makin terkejut.

"Jangan-jangan Adista di kdrt lagi sama mas Banyu kalo dia nikah" ucap Nana takut akan nasib sepupunya itu.

"Dia gak akan berani sama Adista,dia bakal bunuh dirinya sendiri kalo sampe Adista terluka karena dirinya orang nungguinnya juga seabad" jelas Panji membuat Nana mengerutkan dahinya bingung tapi ia memilih tak membalas karena sekarang mereka sudah berada dihadapan Sesil.

Nana menahan napasnya saat melihat seorang pria bertubuh besar menjambak rambut Sesil hingga wanita itu mendongak menatap mereka.

"Sesil?" panggil Nana pelan.

"Mana Lea?,mana anak itu dia kan yang udah bocorin semuanya.Mana Lea?" teriak Sesil histeris.

"Sesil,Lea gak tahu apa-apa lo jangan nuduh dia kaya gitu,lo bisa begini karena salah lo sendiri" balas Nana tak terima dengan tuduhan Sesil pada Lea.

Sesil menatap tajam Nana,"Dia salah karena dia lahir ke dunia ini,dia anak haram" pekik Sesil tajam sedangkan Panji hanya melihat dengan tangan mengepal menahan amarah.

"Sesil,mau sampe kapan lo nyalahin orang lain atas tindakan lo,ini balasan buat lo" sentak Nana yang ikut emosi.

Sesil tertawa keras membuat Nana terkejut dan sedikit takut,wanita di hadapannya benar-benar sudah kehingan akal.

"Balas buat gue,balasan yang lantas buat gue karena ngurusin tuh anak haram ya nikah sama mas Panji"

Plak..

Panji menampar Sesil dengan keras hingga darah segar mengalir di sudut bibirnya.Lalu berjongkok di hadapan Sesil dan menatapnya tajam.

"Saya tadinya mau berbaik hati kasih kamu kesempatan tapi memang orang gila seperti kamu pantas mati" desis Panji sambil mencengkeram dagu Sesil.

"Eksekusi sekarang saja" perintah Panji lalu menghempaskan wajah penuh luka itu kemudian ia berdiri dan menggandeng tangan Nana untuk keluar dari gudang tua itu diikuti oleh Banyu.

Nana ingin menoleh namun segara di tahan oleh Panji,"Jangan menoleh kebelakang " bisik Panji setelah itu terdengar suara teriakan penuh kesakitan.

.....

Esok harinya Panji mengundang semua keluarga untuk datang karena ia dan Nana ingin mengumumkan kehamilannya.Nana sibuk membantu asisten rumah tangga mereka.

"Mbok,tolong bawa ini ke meja ya" pinta Nana dengan senyum lebarnya.

"Baik Bu" balas mbok Nur membawa semangkuk rawon untuk nanti mereka makan.

"Jangan capek-capek kan udah ada mbok Nur,masih bandel rupanya" ujar Panji yang baru saja pulang dari kantor dan langsung memeluk Nana tak lupa mengecup pipi gembul istrinya itu.

Married With Ice Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang