Panji tersenyum melihat Nana yang sedang mebacakan dongeng untuk Lea supaya gadis kecilnya itu tidur,ia bersyukur wanita yang sedang mengandung anaknya itu bisa menerima masa lalunya dengan iklas.
Suara dering ponsel membuyarkan lamunan Panji, tertera nama Banyu disana ia memilih berjalan ke teras untuk mengangkat telpon itu.
"Bagaimana mas?" tanya Panji begitu ia mengangkatnya.
"Sesil sudah berada di Jogja,kapan kamu mau ketemu?"
"Besok saya akan datang ke sana,mas sharelok saja"
"Bawa Nana juga,dia yang paling perlu bicara dengan Sesil,ya sudah saya tutup dulu" setelah itu ia kembali menyimpan ponsel dan berbalik tapi Nana sepertinya sudah menunggu.
"Kenapa mas?" tanya Nana karena ia tidak begitu mendengar apa yang dibicarakan Panji.
Panji tersenyum sekilas,ia memeluk pinggang Nana dan menggiring wanita itu untuk duduk di sofa.
"Sesil udah ada disini,mas Banyu mau kamu ketemu dia dan bicara langsung,bagaimana?" tanya Panji menjelaskan dengan sederhana dan lembut.
"Ya udah,kapan ketemu?"
"Besok habis periksa kandungan kamu ya sayang" balas Panji,Nadia hanya mengangguk.
"What?" pekik Nana membuat Panji terkejut.
"Ada apa Nadia?" tanya Panji panik.
"Wait,mas tadi panggil aku siapa?"
"Nadia?"
"Bukan-bukan, sebelum itu" kata Nana sembari mengibaskan tangannya.
"Sayang?"
"What?,seorang Panji Sanjaya manggil sayang,keajaiban" ucap Nana dengan mata berbinar.
Panji hanya tertawa lepas,ia sangat gemas dengan istrinya itu lalu ia memeluk Nana erat,"Kalo bukan sayang?,mau dipanggil siapa ibu apa mamah?" goda Panji membuat pipi Nana bersemu malu.
"Mas ih..malu" rengek Nana karena ia sangat malu di goda Panji.
Panji makin tertawa ia memeluk Nana dan wanita itu langsung menenggelamkan wajahnya ke dada bidang suaminya.Karena gemas ia menggigit dada Panji membuat pria itu mengaduh
"Kok digigit sih sayang?,sakit"
"Ya habis kamu nyebelin banget,ketawa terus" sungut Nana dengan kesal.
"Mas.." panggil Nana
"Hmmm?"
"Aku harus ngomong apa ya mas ke Sesil?" tanya Nana karena jujur ia bingung harus ngomong apa sama Sesil.
"Ngomong seperlunya aja terus sisa biar mas yang ngurusin" balas Panji mengusap bahu Nana memberi ketenangan.
"Mas nonton film yuk sambil makan mie rebus kayanya enak" bujuk Nana mendongak menatap Panji yang memang tak pernah mengizinkannya untuk makan mie instan bahkan stok di dapur hanya ada lima.
"Gak,saya masakin nasi goreng aja ya" balas Panji memberikan opsi yang lain.
"Gak mau ih,mau yang kuah-kuah gitu" tolak Nana karena ia sangat menginginkan mie rebus ditambah telur dan cabe rawit membayangkan saja sudah membuat air liur hampir menetes.
"Selain mie rebus,apa mau soto aja saya pesen di online" kekeh Panji tak mau Nana memakan mie kecintaan satu Indonesia itu.
"Hmmm,mie kocok" balas Nana yang juga kekeh ingin makan mie.
"Selain mie Na,nanti saya buatin atau pesenin" Nana menekuk wajahnya,ia sangat ingin makan mie.
"Atau pesen steak aja ya tadi katanya kamu pengen makan steak" Panji menawarkan hal lain.
"Ih mas itu tadi,aku bakal marah ya kalo mas gak izinin aku makan mie" kesal Nana sambil menghentakkan kakinya.
"Ih jahat banget ini kan yang mau adek yang disini masa gak kamu turutin mau anak kita ileran" ancam Nana menggunakan jurus terakhir yang dapat dipastikan ampuh.
Panji tersenyum ia mengusap perut Nana yang masih rat lalu menciumnya,"Ya udah ,boleh tapi malem ini doang yah,anak papah gak boleh banyak-banyak makan mie,gak sehat" putus Panji membuat Nana tersenyum lebar.
"Ya udah ayo,mas yang bikin ya..,pake telur sama cabe rawit" pinta Nana dengan semangat.
"Malem ini doang ya Nadia" tegas Panji dan sudah dipastikan ia sedang tidak bisa dibantah.
Lalu Panji berjalan ke dapur diikuti oleh Nana,Nana memilih duduk sambil melihat Panji memasak mie.
"Mas Ganteng banget sih kalo lagi masak, suaminya siapa sih?" gombal Nana membuat keduanya terkekeh geli.
"Suaminya Nadia Dewi Mahardika" balas Panji.
"Ih istrinya pasti cantik ya mas?" Nana semakin menjadi untuk menggoda sang suami.
"Cantik tapi ngambekan kalo marah perginya jauh ke luar negeri" balas Panji telak membuat Nana cemberut.
"Mas nyebelin no debat" ucap Nana dengan nada kesalnya.
Tak lama mie yang diinginkan Nana pun matang,mereka memilih makan di ruang TV sembari menonton film yang ingin Nana lihat dan tak jauh dari kartun Disney.
Mereka makan dalam hening hingga mie mereka tandas,Panji dengan sigap memberikan segelas air pada Nana.Lalu fokus mereka kembali ke film hingga tak terasa Nana mulai mengantuk.
"Kamu ngantuk sayang?,mau ke kamar aja?" tanya Panji mengelus rambut istrinya penuh kasih sayang.
"Gak mau,mau tahu akhirnya" tolak Nana karena ia masih ingin tahu akhir dari film yang mereka tonton.
"Kamu berdiri dulu" pinta Panji membuat Nana berdiri.
Lalu ia menarik sofanya hingga menjadi soffabed,"Ya udah sambil tiduran sini" ucap Panji lalu menarik lengan Nana pelan supaya berbaring dengan di yang berada di belakangnya.
Ia memeluk Nana dari belakang dan kembali melanjutkan nontonnya hingga beberapa saat Nana mulai terlelap terdengar dari napasnya yang teratur.Panji semakin memeluk Nan memberikan wanitanya kenyamanan.
"Mimpi indah Nadia" bisik Panji sebelum ia menyusul Nana ke alam mimpi.
TBC...
Semakin dekat ke endong huhu tapi it's Ok aku udah ada next ceritanya tapi kalian mau tetep Jaerose atau ada kapal lain komen ya..
Span Next here...
Tim mie goreng apa mie rebus nih?
Dou bucin😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ice Man
RomanceDijodohkan dengan pria yang sangat dingin dan minim ekspresi membuat seorang Nadia Dewi Mahrdika tertantang untuk membuat pria itu bertekuk lutut padanya. 'Liat aja mas kamu bakal bucin sama aku' ~Nadia Dewi Mahardika 'Saya tidak suka perempuan manj...