MWIM 13

4K 216 37
                                        

Panji terbangun dengan senyum mengembang karena semalam adalah malam pertama ia meminta haknya sebagai seorang suami.Ia memilih langsung ke kamar mandi untuk bersiap ke kantor.

Panji melihat Nana sedang membereskan meja makan dengan makanan yang tampak mengiurkan.

"Pagi Na" sapa Panji membuat Nana menoleh dan tersenyum.

"Pagi mas,aku masak udang asam manis sama cah kangkung,kamu suka gak?" tanya Nana takut saja jika Panji ada elergi pada makanan laut itu.

"Suka,ya udah ayo makan" ajak Panji lalu duduk sedangkan Nana menyiapkan nasi dan lauk Pauk di piring untuk Panji.

"Makasih Na" ucap Panji tulus.

Mereka makan dalam hening hingga selesai karena Panji yang membuat peraturan itu tidak ada yang boleh bicara saat makan.Setelah selesai Panji membantu Nana membereskan meja makan,mereka benar-benar terlihat seperti pasangan lainya tanpa ada masalah di tengah mereka.

Nana mengantar Panji ke depan,"hati-hati mas nanti makan siangnya aku anter ya" ujar Nana lembut.

"Iya,kamu juga hati-hati di rumah kalo mau pergi kabarin saya" pesan Panji lalu maju dan mengecup kening Nana.

Nana menatap mobil Panji hingga hilang di pandangannya lalu ia masuk lalu mengambil ponsel dan kunci mobilnya.

"Halo Li,bisa kita ketemu di coffe bar cuma lo aja jangan bawa mba Menik apalagi Indi" ujar Nana pada Lili di seberang sana.

.....

Nana masuk ke dalam coffe bar dan melihat Lili sudah duduk disalah satu kursi di dekat jendela,Nana langsung menghampiri temannya itu.

"Hai,udah lama?" tanya Nana begitu berada di hadapan Lili.

"Belum mba,eh lo udah ketemu Dista?" Lili balik bertanya namun hanya di jawab gelengan kepala oleh Nana.

Nana duduk di hadapan Lili lalu menarik napas sejenak, "Mana surat cerai-nya?" tanya Nana tanpa basa-basi.

"Ha?,maksud lo gimana ya mba?"

"Lo udah siapin surat cerai-nya kan,bisa lo kirimin besok?"

"Surat cerai siapa sih?" tanya Lili yang belum mengerti.

"Gue,gue mau besok surat cerai-nya udah ada disini" tegas Nana.

"Perasaan lo kemaren juga masih lovely-dovey kenapa tiba-tiba minta surat cerai?"

"Siapin aja dan lo kuasa hukum gue,ya udah gue balik dulu kopi lo biar gue yang bayar" balas Nana lalu pergi begitu saja meninggalkan Lili yang masih bingung dengan permintaan tiba-tiba dari sahabatnya itu

Nana mengendarai mobil menuju keraton Jogja,karena ia di telepon oleh Banyu entah bagaimana orang itu mendapatkan nomor handphonenya.

Nana turun dari mobil dan langsung di peluk oleh Dista dan di belakang gadis itu ada Banyu lengkap dengan beskapnya.

"Ponakanmu?" tanya Banyu tanpa perlu repot-repot menyapanya dulu.

"Iya mas,ada apa ya kenapa Dista nangis?" tanya Nana balik sambil mengusap punggung Dista untuk menenangkan gadis itu yang masih terisak entah karena apa.

"Dia sembarangan masuk dan merusak ritual yang sedang di jalankan para abdi dalem" jelas Banyu dengan matanya terus menatap tajam Dista.

Dista menoleh,"Yakan gak sengaja gue juga gak tahu om" sentak Dista tak terima.

"Saya bukan om kamu" desis Banyu kesal.

"Ya udah,saya minta maaf atas kelakuan Dista,kalo gitu saya pamit dulu ya mas Banyu" ujar Nana sungkan.

"Dasar jahat" kesal Dista menginjak kaki Banyu sebelum masuk ke dalam mobil,Nana sangat terkejut dengan tingkah Dista yang bar-bar itu.

Banyu ingin menarik gadis itu dan ia tatar sepuasnya namun sayang banyak orang yang memperhatikan mereka.

"Maaf mas,sekali lagi maaf Dista masih labil jadi—"

"Ajari dia sopan santun sebelum dia membuat masalah yang lebih besar" potong Banyu lalu pergi dari sana.

Nana hanya tersenyum canggung lalu ia memilih masuk ke dalam mobil dan melihat Dista yang sedang melipat tangannya di dada tanda ia kesal.

"Lo kenapa sih bisa-bisanya berurusan sama mas Banyu" tanya Nana gemas.

"Ya gue kan niatnya mau wisata mba,eh malah kena semprot si manusia aneh itu" kesal Dista.

"Ya udah,gue mau balik ke Australia"

"Ha?,balik ke Australia ngapain lo?,mas Panji pindah tugas" tanya Dista kaget.

"Enggak,gue mau lo jaga rahasia ini,gue berangkat dua jam lagi nanti lo yang bawa mobilnya balik ke rumah mas Panji" titah Nana.

"Lo ada masalah mba?" tebak Dista karena tidak mungkin rasanya Nana pergi ke Australia tanpa masalah yang di pikul karena negara kangguru itu adalah tempat persembunyian Nana sejak dulu.

"Enggak,udah lo ikutin aja kata gue sama nih kasih surat ini ke mas Panji jangan lo buka" peringat Nana sembari memberikan sebuah amplop coklat.

"Ini bukan surat mba,kok berat sih?"

"Emang bukan,itu voice recorder"  jawab Nana lalu ia menepikan mobilnya.

"Gue lanjut pake taksi aja,Dista gue minta tolong buat jaga rahasia ini cuma lo yang tahu kemana gue pergi" pesan Nana.

"Iya mba tapi jangan lupa pulang lagi" lalu Dista memeluk Nana erat.

"Tenang aja,ya udah taksi gue udah dateng,gue berangkat dulu ya" pamit Nana lalu keluar dari mobil dan mengambil kopernya lalu memasuki taksi itu.

Nana menatap jalan Jogja pagi ini dengan hampa,"pemeran pengganti akan selalu kalah dengan pemeran utama dan pemeran utama dalam cerita kamu itu mba Aria mas bukan aku dan aku memilih mundur dari cerita kamu mas" gumam Nana pelan.

.....

Mana yang minta Nana pisah sama Panji..jangan lupa vote sama komen

Rianiani

Galau bersama Nana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Galau bersama Nana

Married With Ice Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang