Nana tiba di Jakarta bersama Dista dan Bayu,mereka langsung menuju rumah sakit dimana Panji dirawat.
Kaki Nana terasa sangat berat saat melihat eyang kakung dan papah-nya tertidur dengan posisi duduk di depan ruang IGD.
Nana langsung menghampiri mereka,"Pah Nana pulang" ujar Nana pelan sambil mengusap tangan sang ayah.
Nana beralih menatap eyang Kakung,"eyang,Nana pulang" bisik Nana pelan.
Nana beralih melihat Panji dari luar,hatinya masih terasa sakit namun kalah dengan rasa sedih melihat sang suami terbaring lemah dengan banyak dokter yang menjaganya jangan lupakan selang-selang penunjang hidup lainnya yang menempel di tubuh sang suami.
"Panji masih mau kuat buat kamu Na,dia udah kelewatin masa kristis tapi mungkin dia butuh waktu yang lama buat buka matanya lagi" jelas seseorang yang tak lain papah-nya.
Nana menoleh lalu memeluk sang papah erat,"gimana bisa mas Panji kaya gini pa?" tanya Nana lirih dengan air matanya yang mengalir deras.
"Panji terlalu bersemangat pas tahu dimana kamu berada,dia langsung pesen tiket,ngatur ulang semua jadwal biar bisa punya waktu sama kamu tapi tiba-tiba ada yang nembak ban mobilnya sampe dia kehilangan keseimbangan sampe nabrak pembatas jalan,mobilnya terbalik dan ke bakar"
"Terus mas Panji masih di dalem mobil?"
"Enggak warga liat Panji waktu itu masih bisa merangkak buat ambil cincin nikah kalian sebelum kehilangan kesadaran gak jauh dari mobilnya kebakar,dia trauma di kepala Na." lanjut sang papa lalu ia memberikan sebuah cincin dimana nama Panji terukir di dalamnya.
Nana hanya menatap cincin pernikahannya,"Pah,Nana harus gimana" tangis Nana pecah ia sangat takut sekali jika terjadi hal yang buruk pada Panji.
Sang Papah langsung memeluk menangkan Nana sedangkan eyang Kakung hanya memperhatikan mereka dalam diam.
"Eyang,pulang saja biar saya dan Dista yang menemani Nana disini ajak Om Dika juga" ucap Banyu.
"Ndak usah,emang kalian gak capek abis terbang dari Australia, kalian aja yang pulang ajak Nana sekalian biar istirahat kasihan dia,besok baru kita gantian jaga" balas eyang.
Banyu menyetujui dan meminta Dista untuk membujuk Nana pulang,setelah berdebat alot akhirnya Nana mau di pulang.
Nana memasuki kamarnya air matanya luruh saat melihat foto prewedding mereka.Panji masih tampak gagah.
Hatinya mencelos melihat voice recorder dan surat cerai yang entah berapa kali Lili kirimkan tergeletak di meja dekat ranjang.Ia duduk di kasur dan meraih voice recorder nya dan memutarnya, awalnya memang suara miliknya yang terdengar namun perlahan berubah menjadi suara milik Panji.
"Nana,boleh saya membalas pesan kamu dengan ini?.,Na mau sampai kapanpun kamu tetap istri saya tanpa embel-embel Aria lagi,bahkan jika kamu meminta saya untuk lepas tangan tentang Lea akan saya lakukan tapi saya mohon Na kamu kembali,saya kosong tanpa kamu disisi saya"
Nana semakin menangis,ia sudah tahu yang sebenarnya tentang Panji,Aria,Sesil,bahkan Lea semua sudah Mas Banyu ceritakan dengan detail.
Nana menghela napas panjang lalu ia mengambil ponselnya untuk menghubungi Lili.
"Li,gue mau batalin gugatan gue sampe mas Panji sadar dan bisa jelasin semua dengan detail abis itu baru gue pikirin lagi semuanya." ucap pada Lili di seberang sana.
.....
Gak bisa biarin Nana sama Panji jauhan lama-lama hehehe
Maaf buat typo
Love
Rianiani
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ice Man
RomanceDijodohkan dengan pria yang sangat dingin dan minim ekspresi membuat seorang Nadia Dewi Mahrdika tertantang untuk membuat pria itu bertekuk lutut padanya. 'Liat aja mas kamu bakal bucin sama aku' ~Nadia Dewi Mahardika 'Saya tidak suka perempuan manj...