MWIM 9

3.2K 163 10
                                    

Nana menoleh dan sedikit tersenyum pada gadis itu dan mengangguk sopan.

"Saya Ningrum mba,saya tinggal disebelah kata ibu mas Panji udah nikah aku jadi kepo perempuan yang berhasil memikat cowo es itu" ujar Ningrum sambil terkekeh.

"Ibu?"

"Ohhh,saya anak yang jual gudek bu Ratmi mba" Nana hanya beroh ria saja.

"Mba cantik banget loh,kapan-kapan kita jalan ya" ajak Ningrum dengan suara cerianya.

"Aku Nana,iya boleh nanti kita ngopi cantik ya" balas Rose semangat karena mendapat teman baru.

Tali Ningrum terlihat melongok ke dalam rumah Nana dan Panj itu seperti sedang mencari sesuatu.

"Mau masuk?,kebetulan aku baru dateng" tawar Nana.

"Enggak mba aku harus ke sekolah lagi,Lea gak ikut ya?" tanya Ningrum membuat senyum Nana lutur seketika.

"Kamu kenal Lea?"

"Kenal,dia sering kesini buat ketemu sama Panji,aku pikir dulu mas Panji mau sama mba Sesil ternyata ada bidadari yang menunggu" kata Ningrum sembari terkekeh geli.

"Mereka tinggal serumah?" sarkas Nana membuat tawa Ningrum berhenti.

"Enggak mba,biasanya kalo ada Lea mas Panji tuh nginep di apartemen dia di Sleman" jelas Ningrum tak mau Nana salah paham

Nana diam sesaat lalu tersenyum lebar,"Yuk masuk dulu,aku buatin strawberry cake masih lama kan balik ke sekolahnya lagi" ajak Nana.

"Boleh mba??" tanya Ningrum

"Boleh dong,yuk masuk kamu pasti bakal ketagihan cake buatan aku" ujar Nana sambil membuka pintu rumahnya.

"Wis pasti wong yang buat cantik banget" kata Ningrum membuat Nana tertawa renyah.

....

Sedangkan di tempat lain Panji sedang duduk berhadapan dengan Sesil yang memang berada di Yogyakarta tapi mereka bertemu tanpa Lea karena anak kecil itu kelelahan setelah menangis mencari Panji.

"Mas,aku gak mau terus-menerus jadi orang yang di curigai sama istri kamu" ujar Sesil membuat Panji menghela napas panjang.

"Kamu yang sabar kalo waktunya udah pas,pasti aku bakal kasih tahu ke Nana semuanya" balas Panji penuh harap Sesil mengerti keadaanya.

"Tapi aku juga punya kehidupan sendiri mas,mau sampe kapan aku jadi tameng buat mba Aria yang bahkan udah gak ada lagi tapi masih ninggalin beban bua aku" Sesil mengeluarkan semua unek-unek yang selama ini ia tahan.

"Tapi Lea keponakan kamu,dia juga keluarga kamu satu-satunya Sesil" ujar Panji mencoba membuat Sesil mengerti kalau Lea itu bukan beban.

"Tapi sampai kapan mas,aku capek,capek sama kelakuan mba Aria yang seenaknya pergi ninggalin anak nya?!!" balas Sesil dengan tajam.

Panji merangkul bahu Sesil untuk menangkannya,"Maafin saya,karena saya yang bodoh gak bisa jaga Aria kamu malah kena imbasnya " lirih Panji.

Sesil menangis mengeluarkan semua hal yang ia tahan selama ini,ia menangis dalam pelukan Panji.

"What The Hell!!!" pekik seseorang membuat mereka melepaskan pelukannya.

"Lili ini bukan seperti yang kamu pikirkan" ujar Panji cepat.

"Wah benar-benar ya lo,gue bakal aduin ke mba Nana,dari awal liat Lo gue udah yakin lo tuh sundel" omel Lili yang memang sedang ada kerjaan mendadak di Yogyakarta.

"Mba salah paham,saya sama mas Panji gak ada hubungan apapun" bela Sesil tak mau Lili mengadu ke Nana dan membuat semakin rumit.

"Ngomong sama tangan gue,kalo Lo berdua gak hubungan apapun kenapa pelukan kaya gitu" sinis Lili sambil berkacak pinggang.

Married With Ice Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang