MWIM 22

2.8K 157 4
                                    

Satu bulan sudah sejak Panji keluar dari rumah sakit dan selama itu pula Nana telaten merawat Panji,mereka memang belum menjemput Lea di panti asuhan karena bagaimanapun Nana masih butuh persiapan mental.

"Na??" panggil Panji begitu masuk ke dalam kamar dan melihat istrinya sedang duduk di ranjang dengan sebuah buku di tangannya.

"Mas,besok kita bisa jemput Lea" ujar Nana dengan yakin.

Panji menghampiri istrinya dan mengelus rambut panjang istrinya itu,"Kamu udah siap ketemu Lea?"

Nana diam beberapa saat,"Kasian dia mas,seenggaknya dia bisa dapet fasilitas yang lebih baik sama kita"

Panji tersenyum lalu ia mengecup kening sang istri,"Makasih Na" gumam Panji pelan.

Nana mengambil napas panjang dan menghembuskannya perlahan,ia harus berdamai dengan semua keadaan dan lagipula apa salah Lea pada dirinya yang pantas di hukum adalah keserakahan Sesil dan keegoisan Aria bukan anak sepolos Lea.

....

Pagi ini mereka sudah berada di panti asuhan dimana Sesil meninggalkan Lea,mereka dapat melihat Lea terlihat murung.

"Lea memang sangat tertutup pak,dia juga sering melamun" ujar ibu panti.

"Biar aku aja yang menemui Lea,kamu urus berkasnya" kata Nana lalu berlalu untuk menemui Lea yang sedang bermain ayunan di halaman belakang.

"Hai Lea,boleh duduk disini?" tanya Nana begitu ia berada di hadapan Lea.

Lea menatap Nana lalu mengangguk pelan,"Kamu lupa ya sama aku,kita pernah ketemu loh" ujar Nana membuka pembicaraan.

"Tante yang nikah sama Daddy?" tanya Lea ragu.

"Wah,kamu inget ya ternyata" balas Nana sambil tersenyum manis.

"Inget kok,soalnya Daddy udah bilang kalo aku mau punya mommy baru tapi kayanya Tante Sesil gak suka terus marah deh"

"Marah kenapa?"

"Iya dia kaya ngamuk ke daddy tapi Daddy cuma diem terus pergi gitu aja,aku takut banget waktu itu,takut di pukul lagi" Nana merasa sesak apa anak sekecil Lea sudah mengalami kekerasan apalagi sama orang yang paling ia percaya.

"Tante Sesil emang suka ya pukul kamu?" tanya Nana lagi

"Hmm,kalo lagi kesel" Nana langsung memeluk Lea erat.Lea yang kebingungan tapi ia juga senang akhirnya Nana mau menerimanya.

"Hai,kok pelukan gak ngajakin Daddy?" tanya Panji yang sudah berdiri di hadapan Nana dan Lea.

"Daddy gak diajak wlee.." ledek Lea membuat Nana terkekeh geli.

Panji hanya tersenyum lega setidaknya Nana sudah mau menerima Lea,tentang Sesil biar anak buahnya yang mengurus sampai tuntas tanpa melibatkan istrinya.

"Lea,pamit sama temen-temennya dulu ya,kita pulang kan dad?" tanya Lea menatap Panji dengan mata bulatnya.

Panji mengangguk, "Iya,pamit ke ibu panti juga ya" ujar Panji lalu Lea mengurai pelukannya dan turun dari ayunan.

"Mom,tungguin Lea bentar ya"  setelahnya gadis kecil itu berlari menghampiri teman-temannya yang sedang asik makan pizza yang tadi di bawakan Panji dan Nana.

Panji duduk di ayunan bekas Lea,ia meraih tangan Nana membuat sang empunya menoleh dan tersenyum tipis.

"Kenapa melamun?" tanya Panji karena tadi Nana sempat diam beberapa saat.

"Enggak kok,suka aja liat Lea bisa berbaur sama temen-temennya" balas Nana pelan.

"Saya juga mau Lea punya temen di rumah" Nana mengerutkan dahinya bingung.

"Mas mau adopsi anak?" tanya Nana yang langsung mengundang tawa Panji.

"Ih mas,apasih gak ada yang lucu tahu" lanjut Nana dengan nada kesal.

Setelah tawanya reda Panji memeluk bahu Nana dan tangan satunya ia arahkan ke perut datar Nana dan mengusap nya pelan.

"Disini nanti temen Lea datang,saya mau punya anak laki-laki" ucap Panji lalu mengecup pelipis istrinya.

"Ya udah selamat ya mas kamu bakal jadi papah" ucap Nana santai lalu mengeluarkan testpack miliknya dari tas.Nana memang akan memberikan itu nanti tapi karena Panji balas anak ya udah sekalian aja deh.

"What?,aku jadi papah?" tanya Panji dengan wajah terkejutnya lalu meraih alat itu,ia tertawa pelan.

"Aku sebernya udah curiga waktu baru pulang dari Australia, tapi karena situasi jadi aku lupa semuanya tapi kemaren aku inget belum datang bulan hampir tiga minggu jadi ya coba-coba test eh beneran bapak Panji yang katanya gak mau sama Nadia yang manja ini malah mau jadi papah-nya anak aku" jelas Nana membuat Panji tersenyum lebar

"Bukan gak mau tapi butuh waktu yang tepat,makasih ya Nadia istri mas yang paling cantik" bisik Panji lalu memeluk dan mengecup bibir manis itu.

Sudah semuanya sudah cukup dan ia sangat bahagia,Nana yang mengandung dan mau menerima Lea rasanya sudah lebih dari cukup.
Untuk Sesil ia akan menyelesaikannya dengan cepat tanpa melibatkan siapapun.

.....

Cieee yang mau jadi ortu hehe,maaf baru update sekarang tapi jangan lupa vote sama komen nya guys...

Rianiani

Married With Ice Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang