Tubuh Nana bergetar hebat mendengar semua fakta itu,ia tak pernah tahu Panji akan bertindak sejauh itu,ia bahkan tak ingat sama sekali pernah menyaksikan sebuah pembunuhan apalagi berhubungan dengan Aria.
"Mba?,kok gak balik-balik makanannya sampe dingin tahu" ujar Dista yang tiba-tiba datang membawa kresek berisi strefoam makanan mereka.
"Lo kenal Aria?" tanya Nana membuat Dista bingung.
"Enggak,Aria mantan pacar mas Panji yang meninggal itu?" Dista malah balik bertanya.
Nana tersenyum,"Pulang gih,tadi gue liat mas Banyu ketemu sama Dosen yang rambut-nya di gelung gitu" pernyataan Nana membuat Dista melotot tak terima.
"Dasar tante-tante gantel,awal lo Banyu kalo berani main gila sama tuh Mega mendung" geram Dista meninggalkan Nana begitu saja bahkan ia membawa serta makannya.
Nana terkekeh geli lalu ia kembali menatap kamar inap Panji dan ia mengambil napas panjang dan menghembuskan nya kasar.
Ia membuka pintu itu dan terlihat Panji sedang berbaring dengan ponsel di tangannya.
"Udah makannya?" tanya Panji lalu meletakan ponselnya.
Nana mengangguk lalu menarik kursi di sebelah ranjang Panji,"Mas emang kenapa mba Aria bisa mengakhiri hidupnya sendiri?" tanya Nana membuat Panji menoleh.
"Depresi berkepanjangan setelah kejadian itu,ia hampir gila Na" jelas Panji.
"Terus apa aku ada kenal sama mba Aria?" tanya Nana membuat Panji menyimpulkan satu hal.
"Kamu dengar ya apa yang mas Banyu bicarakan sama saya?" tebak Panji membuat Nana terdiam.
Panji meraih tangan Nana lalu mengecupnya, "bener kamu tahu bahkan kamu yang menolong Aria yang hampir meninggal karena dorongan dari Sesil,bayangkan dia sudah depresi ditambah tekanan dari Sesil membuatnya makin ketakutan dan menggila" Nana terdiam.
"Terus kenapa Aria pengen mas melindungi aku?" tanya Nana lagi mulai mencari tahu tentang semua hak yang pernah di ceritakan oleh Banyu.
"Aria menyadari jika perhatian saya mulai terbagi dua pada gadis SMA yang selalu datang dengan bakmi ayam untuk saya dan lagi Aria berpikir kamu adalah orang yang tepat untuk saya karena dia sudah tidak mampu menahan gejolak bersalahnya yang semakin hari semakin menggerogoti hatinya" jelas Panji panjang lebar.
"Lalu Lea gimana mas?" tanya Nana pelan.
"Lea,dia di panti asuhan kalo kamu minta saya buat gak ikut campur lagi tentang Lea saya gak akan ikut campur lagi lagipula Lea sudah—"
"Kita jemput Lea ya mas,setelah mas sembuh"
"Kamu yakin?,jangan paksakan diri kamu Na lagipula kamu benar Lea bukan tanggung jawab saya lagi" Nana menghela napas lalu ia memeluk Panji.
"Jangan mas,kasian Lea dia gak salah apapun kalaupun ada orang yang harus kamu hukum itu Sesil mas,aku emang belum ingat apapun tapi aku mau kamu buka kasus tentang mba Aria lagi ya" ucap Nana tulus,Panji memeluk erat Nana dan mengecup bahu Nana lembut.
Mereka tidak menyadari ada empat orang yang melihat gerak gerik merak dengan hati gembira.
"Saya bersyukur Nana bisa mengerti situasi Panji" ujar eyang uti dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya.
"Kami yang harusnya berterimakasih pada Panji sehingga Nana bisa hidup dengan normal hingga saat ini" balas ayah dari Nana.
"Bagaimana dengan Sesil?" tanya mamih dari Nana.
"Sesil akan selalu berada di dalam pengawasan saya,kalian tenang saja bukan hal yang susah untuk membasmi dia" balas eyang kakung pasti.
.....
Haiiii gimana hari Jumat kalian???,besok kita weekend,mah liburan gak nih😂😂Mas Panji full senyum hari ini
Kata mba Nana jalanin dulu aja
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ice Man
Roman d'amourDijodohkan dengan pria yang sangat dingin dan minim ekspresi membuat seorang Nadia Dewi Mahrdika tertantang untuk membuat pria itu bertekuk lutut padanya. 'Liat aja mas kamu bakal bucin sama aku' ~Nadia Dewi Mahardika 'Saya tidak suka perempuan manj...