MWIM 16

3.1K 172 6
                                    

Flashback on...

Aria Gabriel seorang wanita mandiri dan penuh dengan kharisma,bisa dibilang hidupnya sangat sempurna.Memiliki pekerjaan yang mapan,wajah cantik dan tubuh ideal Jang lupakan beberapa hari lagi ia akan menikahi seorang pewaris tahta bisnis paling di segani di Indonesia ini.

Namun semua itu seakan sirna saat suatu malam ada seorang pria brengsek yang merenggut kesuciannya hingga rasanya hampir gila,baru saja ia ingin menerima keadaan itu tiba-tiba kabar lain menghantam dirinya.Ia hamil,bukan anak dari tunangannya tapi pria brengsek yang selalu mengganggu nya.

Ia menarik napas pelan,ia memilih untuk memberitahu tentang kehamilannya pada Panji sang tunangan dan meminta ia membatalkan pernikahannya.

"Mas" panggil Aria lirih.

"Apa sayang,kamu laper bentar lagi aku selesai kita makan—"

"Aku hamil mas" potong Aria cepat,ia menutup matanya karena takut dengan reaksi dari Panji.

Diluar dugaannya Panji malah berteriak girang lalu memeluk Aria erat,"Disini benih ku tumbuh,sayang ini papah kamu baik-baik ya disana" Aria hanya terisak miris mendengar penuturan Panji.

"Hai kenapa nangis sih,aku bahagia banget loh kita percepat ya pernikahan kita aku minta pak Budi buat ngurus semuanya" ujar Panji mengusap air mata Aria dan memeluknya erat.

"Aku mau nunggu anak ini lahir mas" pinta Aria yang disetujui oleh Panji
.....

Setelah kejadian itu Aria bukannya tenang ia malah tersiksa dengan rasa bersalah-nya,pria itu memang bajingan tapi jantungnya juga merasakan detkan yang sama seperti ketika Panji menyentuhnya.

Rasanya ia hampir gila dan makin membenci bayi yang ada di kandungannya, bayi ini tak seharusnya mendapatkan kasih yang tulus dari Panji.

Ia takut jika suatu hari nanti Panji tahu ia akan dibuang tepat seperti yang dikatakan oleh Sesil.

"Gue hamil Sil" ujar Aria sambil mengelus perutnya yang membuncit.

"Hamil anak mas Panji?"

"Bukan,gue hamil anak pria lain"

"Gila ya lo kalo mas Panji tahu lo bakal di tendang,laki-laki baik kaya mas Panji mana mau terima perempuan yang udah kotor gini mba,gue mau lo gugurin kandungan lo"

"Lo gila?,gue gak mau nambahin dosa yang lain Sil"

"Terus kuliah gue gimana mba?,kalo bukan mas Panji yang biayain emang lo mampu ha!!" bentak Sesil kesal

"Jangan jadi benalu buat hidup orang lain mba,gugurin kandungan lo" lanjut Sesil lalu pergi begitu saja.

.....

Kandungannya sudah memasuki bulan ke tujuh dan tubuhnya semakin ringkih dan lemah.Ia sudah tak kuat menahan semuanya,ia memilih pulang lebih dulu tanpa perlu di jemput.

Ia mengambil pisau yang terletak di meja lalu ia menusukan pisau itu ke perutnya hingga darah mengalir deras,dress yang dipakai menjadi penuh darah.

Dalam keadaan setengah sadar ia mendengar suara yang memanggilnya dengan panik dan ketakutan.

"Ya Allah mba,sadar mba kenapa darah semua oma Nana takut" teriak gadis itu ketakutan.

Aria menatap gadis itu ia meraih tangan putih gadis itu,"Sa—ya mau pulang,tolong beri surat ini pada pria itu" ujar Aria sembari menunjuk foto Panji dengan tangan yang penuh darah.

"Gak mau,bangun mba Nana gak mau tolong!!..tolong!!!" teriak Nana begitu ketakutan.

"Aria!!!" teriak seseorang lalu berlari memeluk tubuhnya dan membawanya keluar.

Gadis itu berdiri dengan linglung,pandangannya kosong saat melihat darah di hadapannya.

"Kamu lihat semuanya?" tanya seseorang dari belakang.

"Kamu yang nyuruh mba itu mati" desis Nana dengan air mata yang mengalir.

Gadis itu tersenyum sinis,"Kalo gitu kamu juga harus mati" ucapan gadis itu dan memukul kepalan Nana dengan keras hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
.....

Aria tersadar dan melihat bayi yang ada disampingnya,ia menatap kosong bayi mungil yang tertidur itu lalu ia turun dan berjalan ke arah Panji yang sedang tertidur pulas di sofa.

Tangannya hampir menyentuh rambut hitam legam Panji namun ia tahan,"Sudah saatnya aku pergi mas,semakin lama aku hidup semakin aku merasa bersalah dan tersiksa" bisik Aria lirih lalu ia menyelipkan sebuah kertas disana.

Ia memindahkan bayi mungil itu ke box-nya lalu ia menyeret selimut rumah sakit itu ke kamar mandi,lalu ia menalikan selimut itu ke tiang.

Ia naik ke atas kursi dan memasukan kepalanya kedalam lingkaran selimut itu,"aku mau kamu kenang aku sebagai Aria yang mandiri dan ceria bukan Aria korban pemerkosaan yang menjijikan, maafin aku mas aku akan selalu mencintaimu" gumam Aria dalam hati dengan air mata yang bercucuran lalu ia menendang kursi itu hingga ia tergantung.

....

Panji terbangun dengan keringat yang mengalir di pelipis,napasnya juga memburu mimpi aneh datang lagi,ia meraih laci di samping tempat tidurnya.Ia melihat kertas lusuh itu.

Hanya ada satu kalimat yang di tinggalkan Aria sebelum ia di temukan tewas.

'Lindungi gadis yang bernama Nana mas'

......

Gaje gak sih???...wkwkw gpp deh semoga bisa menghibur tandai yang typo ya...

Love Rianiani

Love Rianiani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aria Gabriel

Married With Ice Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang