Kehamilan Nana berjalan dengan lancar hingga tinggal menghitung hari ia akan melahirkan seorang putra,iya anaknya berjenis kelamain laki-laki.
"Mas tolong taliin sepatuku" pinta Nana yang kesulitan menalikan sepatunya.
Mereka akan pergi ke pernikahan Pradista dan Banyu,Nana tidak mengerti kenapa Banyu mau menikahi Pradista yang super cerewet dan ceroboh itu tapi setelah mendengar semua cerita dari Panji ia jadi sadar selama ini Banyu hanya menunggu Pradista dewasa dan mengerti bahwa ia sudah ditunggu oleh Banyu selama ini.
Ia tidak tahu takdir mana yang mempermainkan mereka tapi ia ikut senang melihat Pradista mempunyai pawang sekarang,gadis itu tidak akan mereog lagi nanti.
"Mas ini harus banget ya dresscode nya hijau aku jadi kaya leper tahu" tanya Nana tak suka dengan pilihan dresscode pernikahan sepupunya itu.
"Mana ada,kamu itu seksi banget sayang" goda Panji sembari menalikan sepatu Nana lalu mengecup perut buncitnya.
"Lagian ibu ratu bakal datang jadi kita harus pake warna kesukaannya" tambah Panji sebelum berdiri.
Nana sebenarnya tidak mengerti ibu ratu siapa yang Panji maksud mungkin ratu keraton Jogja secara Banyu bisa di bilang sangat dekat dengan keluarga dalem keraton.
"Yuk berangkat" ajak Panji mengulurkan tangannya untuk digenggam Nana.
Nana langsung meraih tangan Panji dan mereka pun berangkat menuju tempat acara yaitu di pendopo keraton, sebenarnya Nana sudah ada sejak ijab tapi siang tadi ia izin pulang karena kakinya membengkak dan badannya mulai lelah.
"Mas cinta gak sama aku?" tanya Nana saat mobil itu berhenti karena lampu merah.
Panji menoleh sekilas lalu kembali fokus ke jalanan "pertanyaan kamu itu makin konyol tahu gak?" balas Panji lalu melajukan mobilnya kembali
"Tinggal jawab sih apa jangan-jangan masih cinta ya sama—"
"Cinta sama kamu sayang,cinta banget" serobot Panji cepat membuat Nana tersenyum puas.
"Kamu udah bawa ganti buat Lea?" tanya Nana memastikan karena tadi anaknya itu tak mau diajak pulang karena asik bermain dengan keponakan mereka.
"Udah,kata mamih Lea tidur kecapean kayanya" jelas Panji.
Tak lama mobil mereka berhenti dan mereka langsung turun karena acaranya sudah di mulai.
"Mba Nana..." pekik Lili berlari ke arahnya dan langsung memeluknya.
"Sendiri aja,mana yang lain?" tanya Nana tak melihat keberadaan Menik dan Indi.
"Mereka dateng nanti sama pasangan mereka masing-masing"
"Lo mana pasangannya, sandal aja sepasang masa lo sendiri terus" goda Nana membuat Lili menggembungkan pipinya kesal.
"Ih kan gue sama mba aja,anyway kapan nih ponakan gue lahir,elah lama banget calon jodoh gue lahirnya" ucap Lili dengan nada bercanda.
"Ngawur,masih seminggu lagi tapi jangan harap ya kamu itu bukan jodoh anak saya" balas Panji membuat Nana tertawa.
"Ih papa mertua jangan gitu,gue aduin lo ke emak gue" sungut Lili.
"Udah ah,ayo masuk" ajak Nana lalu mereka masuk kedalam diikuti Lili dibelakang.
Namun baru beberapa langkah Nana langsung mencengkeram lengan Panji dan keringat dingin mulai keluar.
"Mas sa-sakit" ucap Nana dengan terbata.
"Mba,air ketuban lo pecah" pekik Lili saat melihat cairan yang mengalir di kaki Nana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ice Man
RomanceDijodohkan dengan pria yang sangat dingin dan minim ekspresi membuat seorang Nadia Dewi Mahrdika tertantang untuk membuat pria itu bertekuk lutut padanya. 'Liat aja mas kamu bakal bucin sama aku' ~Nadia Dewi Mahardika 'Saya tidak suka perempuan manj...