WMIM 17

3.3K 170 14
                                    

Nana bersiap karena Rain akan datang menjemput nya untuk pergi ke sebuah club,ia memang butuh hiburan saat ini.

"Nana,gue bawa si Miranda juga" teriak Rain begitu pria itu turun dari mobilnya di ikuti wanita dengan rambut coklat.

"Na kata si Rain lo udah nikah?" tanya Miranda temannya semasa ia kuliah dulu.

Nana hanya tersenyum tipis dan mengangguk pelan, "tapi gue lagi gak baik-baik aja"

"Kenapa?"

"Gue ngerasa,gue cuma bayangan dari mantan pacar suami gue makanya gue milih kesini buat mikirin semuanya gue juga udah gugat cerai" jelas Nana.

Miranda langsung memeluk Nana,ia tak bisa memberikan nasehat apapun karena dirinya juga belum menikah,ia mengusap punggung Nana.

"Lo kuat Na,gue tahu" balas Miranda lalu melepaskan pelukannya

"Girls,kita jadi gak nih ke club nya?,malah pada melow gini sih" sela Rain lalu memeluk pundak Nana

Nana duduk di belakang sedangkan Miranda duduk di sebelah Rain yang fokus menyetir. Rain melihat kaca spion dan ia tahu ada sebuah mobil mengikuti mereka.

"Ada yang ngikutin mobil kita" ujar Rain membuat Nana dan Miranda reflek menoleh

"Kaya kenal gak sih mobil itu?" tanya Miranda curiga.

"Bocil kematian ngikutin kita,Na sepupu lo tuh" ujar Rain lalu menepikan mobilnya yang di ikuti mobil di belakang mereka.

Nana meminta dua temannya membiarkan dia turun sendiri menemui Dista yang entah mengapa ada mas Banyu juga.

"Gue bilang,gue butuh waktu Dista,lo gak bisa jaga rahasia banget sih?" cerca Nana sambil memegang lengan Dista kesal.

"Maaf mba,tapi ini darurat gue takut mba takut banget" lirih Dista dengan muka menyesalnya.

"Tapi kan gak usah bawa mas Banyu juga Dis" desis Nana.

"Maaf mba maaf,tapi "

"Gue percaya sama lo,lo gak tahu rasanya gue hampir mati Dis setiap ngeliat mas Panji terus-terusan ngelindungi Aria" sungut Nana.

"Panji kecelakaan, dia kritis sekarang" ucap Banyu membuat tubuh Nana menegang.

"Bercanda lo gak lucu mas" bantah Nana menolak percaya.

Banyu tidak menjawab dia hanya mengeluarkan ponsel lalu memperlihatkan kondisi Panji yang penuh dengan

"Kalo kaya gini kamu masih gak percaya?" tanya Banyu dengan nada datarnya.

Nana menatap foto itu dengan kosong,"saya bukan istrinya lagi,mas salah datang ke saya" ucapan Nana membuat Dista terkejut bagaimana mungkin kakak sepupunya itu tega begini.

"Mba lo gila ya,mas Panji bahkan belum tandatangan surat cerai-nya jadi lo masih sah istri mas Panji" sela Dista sambil menatap Nana kecawa.

"Lo bisa hubungi Lili dia pengacara gue,semua yang berurusan sama mas Panji bisa hubungi gue lewat Lili" tegas Nana lalu berbalik dan berjalan menuju mobil.

"Nyatanya yang egois itu lo mba bukan mas Panji" teriak Dista membuat langkah Nana berhenti sejenak lalu menoleh.

"Seenggaknya gue bukan Panji yang ngikat anak orang dalam pernikahan cuma buat nurutin amanat orang yang udah mati yang bahkan gue gak kenal tuh orang" balas Nana tajam lalu ia naik ke mobil dan meminta Rain melajukan mobilnya.

"Kita pulang" ajak Banyu sedangkan Dista hanya diam di tempat.

"Tapi mba Nana?"

"Dia masih emosi kita ngomong lagi ketika dia tenang" putus Banyu lalu menggandeng tangan Dista untuk masuk ke dalam mobil.

....

Nana hanya menatap kosong gelas berisi Vodka itu,Rain dan Miranda sudah menggila di bawah menikmati lagu dj yang berdentum keras.

Nana menghela napas panjang lalu ia meraih gelas berisi vodka itu dan meneguknya,air matanya mengalir begitu saja ia sangat takut kalo Panji pergi tapi ia juga ingin egois sekali saja.

Suara ponselnya menyadarkannya dari lamunan tertera nama Dista disana, ia menekan tombol hijau di ponselnya.

"Mba,Mas Panji collapse,mba gimana?" ujar Dista di sebrang sana.

"Lo dimana Dista,dimana mas Banyu?" tanya Nana panik.

"Mas Banyu lagi ngurusin tiket,mba kata tante Mas Panji kejang,mba gimana?" tanya Dista makin membuat Nana panik.

"Gue pulang,lo sharelok sekarang" balas Nana lalu ia berlari menuruni tangga dan menarik Rain yang sedang asik bergoyang.

"Pulang sekarang Rain!!" bentak Nana dengan frustasi.

"Lo kenapa sih?!" balas Rain tak kalah keras.

"Suami gue kolaps" Rain langsung terdiam mendengar perkataan Nana.

"Lo tenang,ayo pulang sekarang" ajak Rain.

Sepanjang jalan Nana hanya bisa menangis bahkan saat tiba pun Nana langsung menangis dan memeluk Dista erat.

"Ayo kita berangkat" ujar Banyu.

"Lo hati-hati Na,gue sama Miranda nyusul besok ya" ucap Rain memeluk Nana memberikan kekuatan.

.....

Sedangkan di tempat lain seluruh keluarga di buat takut dan cemas karena kondisi Panji yang makin memburuk.

Pintu IGD terbuka dan beberapa dokter keluar dari ruangan dimana Panji di rawat intensif.

"Kondisi saudara Panji semakin menurun,trauma di kepalanya semakin memperparah keadaan nya kita hanya bisa berdoa"

"Tolong selamatkan cucu saya" pinta eyang Kakung dengan nada lirih.

"Kita berusaha sekuat tenaga,kita akan pantau terus keadaan pasien,kami mohon untuk keluarga untuk menerima jika Tuhan memberikan keputusan yang lain,kami pamit" ujar dokter itu lalu masuk kembali ke dalam ruangan.

"Dista berhasil bawa Nana pulang" ujar Ningrum membuat semuanya mengucapkan syukur.

Namun hanya ada satu orang yang terlihat datar,"lo harusnya mati mas,kalo bukan gue yang jadi istri lo seharusnya lo enggak jadi suami siapapun termasuk Nana" desis Sesil kesal.

......

Cut ...cut...

Minyak Aidin semuanya selamat hari raya idul Fitri 😊

Dan aku juga ikut sedih atas meninggalnya Moonbin..beritanya ngakegeti banget😢😢...

beritanya ngakegeti banget😢😢

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married With Ice Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang