Suara gesekan kaki terdengar bersahutan. Suasana terasa begitu riuh. Bagaimana tidak orang sekarang ini Jilan berada di bandara. Jadi jangan heran. Saat ini, Jilan, Jean dan Jevans tengah berada di sebuah bandara. Karena 30 menit lagi, pesawat mereka akan terbang landas ke Malaysia. Mereka bertiga akan menyusul Daniel-sang Papa yang sedang menjalankan meeting disana. Sekalian juga itung-itung liburan.
Sebenarnya Jevans terpaksa harus cuti dari pekerjaannya, dan menuruti kemauan ke-dua adeknya. Mereka berdua sangat memaksa agar Jevans ikut. Sebenarnya hal ini juga sudah biasa bagi mereka, yang sering menyusul sang Papa jika berada di luar negeri. Namun sekarang agak berbeda, karena sekarang Jevans sudah bekerja menjadi dokter, dan mempunyai tugasnya sebagai dokter terhadap pasiennya.
"Abang Jean." Jaemin menoleh ke arah Jilan, lalu berdehem.
"Muka Jilan ada yang aneh?" tanyanya sambil menunjuk wajahnya. Jaemin tersenyum, lalu mulai mengamati wajah Jilan.
"Enggak ada, masih sama jelek!" ejeknya.
Dengan refleks Jilan memukul lengan Jean. "Nggak ada ya, sejarahnya Jilan jelek!" tegasnya.
"Yain aja deh, dari pada bayi nangis." Ledeknya, membuat Jilan bertambah kesal. Ingin rasanya memakan Jean sekarang juga. Kenapa abangnya begitu menyebalkan.
Akhirnya mereka telah sampai juga di Malaysia, setelah berjam-jam perjalanan. Mereka pun langsung menuju hotel tempat Daniel berada. Asal kalian tahu ya, mereka ke sini tanpa sepengetahuan Daniel. Kata Jilan sih ia ingin membuat kejutan untuk sang Papa, dan kedua kakaknya hanya menurutinya saja. Apa sih yang nggak buat Jilan? bocah kesayangan semua orang, kecuali Mama-nya.
Dan jika kalian bertanya mengapa mereka tahu dimana Daniel memesan kamar hotel. Tentu saja dari Vigerd, tangan kanan Daniel, dan sekutu triple J.
"Kak, lo yang gendong Jilan ya, biar gue yang bawa barang-barangnya. Kasihan kalau dibangunkan, kelihatan pules gitu." Kata Jean. Dan Jevans mengangguk, menyetujuinya.
Sedari perjalanan tadi, Jilan memang tertidur. Dan kelihatan pulas banget, membuat keduanya tidak tega membangunkannya. Mereka pun turun dari taksi, Jevans mengangkat tubuh Jilan dengan perlahan dan membawanya ke dalam gendongannya ala koala. Sedangkan Jean, ia membawa barang-barang nya dibantu dengan asisten nya.
Mereka memesan dua kamar, dan Jilan akan tidur dengan salah satu mereka. Namun untuk sore ini, Jilan akan tidur bersama Jevans terlebih dahulu. Tidak tahu dengan nanti malam, biarlah Jilan memilih sendiri.
Setelah membaringkan Jilan di tempat tidur, Jevans segera mandi. Karena tubuhnya sudah sangat lengket. Setelahnya ia membangunkan Jilan agar membersihkan dirinya.
"Papa mana sih kak?" tanya Jilan kepada Jevans.
"Bentar dek, ini kakak juga lagi nyari. Katanya sih emang di cafe ini," jawabnya tanpa menoleh ke arah Jilan. Atensinya mengabsen setiap sudut cafe megah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jilan Xavier [Triple J Ft Nct Dream]
Random"Kata papa, Jilan ngga boleh pergi harus tetap bertahan. Tapi semakin Jilan berusaha, Jilan semakin sakit." ~ Jilan Xavier Erlando Luois. "Berjuanglah!. Abang akan selalu ada untuk mu." ~ Jean Xavier Jeammes Luois. "Jilan harus bertahan apapun yang...