Suasana riuh kini mengisi keadaan luar. Suara kamera yang memotret terdengar menggema. Sangking banyaknya. Di depan, wanita cantik yang akan menginjak usia tiga puluh delapan itu tampak tersenyum dan bergaya dengan natural. Matanya meliar melihat sekitarnya. Banyak kamera yang mengambil paras cantiknya. Wanita itu adalah Dera Adera seorang pianis terkenal di dunia. Namun, siapa sangka jika ada rahasia besar dibalik itu semua.
Dirasa cukup menghargai para wartawan dan juga kameramen, wanita itu lalu masuk ke sebuah mansion mewahnya. Dan menuju ruang tata riasnya. Sesampainya, ia menghempaskan tubuhnya begitu saja ke sofa. Ia menghembuskan nafas lelah.
"Hah capek banget." Ujarnya menatap langit-langit ruangan.
Seorang wanita muda, menghampiri dirinya. Dan mengatakan, "Kayaknya ada yang lelah banget nih." Ujarnya sedikit menggoda.
Dera mengalihkan pandangannya kepada sosok di sampingnya, Lita. Sosok yang menemaninya beberapa tahun belakangan ini. Hingga ia berdehem. "Hm. Aku capek banget hari ini ada banyak jadwal di berbagai acara."
"Ra, apa kamu gak pengen ketemu gitu sama anak mu?" Lita berbicara dengan sangat hati-hati. Karena ini menyangkut hal sensitif bagi Dera.
Seketika Dera merasa panas dengan hawa sekitar."Anakku cuman Senja! Dan akan tetap Senja! Putra tunggal ku!" Jawab Dera dengan penuh penekanan. Seakan ia lupa dengan kejadian silam lalu. Peristiwa yang membuat ia murka. Sampai sekarang
Senja Derion Wiguna. Adalah seorang putra dari Dera dan Derion. Ya, Senja kini dimaksud adalah Senja, sahabat dari Jean.
Seorang remaja kecil nan imut kini terbaring lemah di atas tempat tidur. Matanya setia terpejam, Jilan tertidur. Ditangannya terpasang infus, dan di hidungnya, nassal canula melintang disana. Wajah nya begitu pucat tak berona. Seperti langit yang kehilangan cahayanya.
Daniel setia mengusap kepala Jilan. Hatinya berdenyut sakit melihat putranya yang kembali drop. Jilan terkena demam tinggi dari semalam, dan ia tidak mau di bawa ke rumah sakit. Daniel sangat tidak suka melihat putranya seperti ini. Bahkan membencinya.
Hari ini Daniel tidak berangkat ke kantor. Ia memilih untuk menemani putra bungsunya yang keadaannya kurang baik. Daniel akan selalu turun tangan sendiri jika menyangkut putra-putranya. Terutama si bungsu. Bahkan jadwal meeting yang seharusnya pagi ini ia hadiri, Daniel cancel semuanya.
"Papa." Panggil Jilan yang sudah bangun dari tidurnya.
Daniel menunduk untuk melihat wajah Jilan. Ia tersenyum. "Mau apa hm?"
Jilan menggeleng, "Mau tidur lagi, tapi sambil di peluk Papa."
Daniel terkekeh dengan tingkah Jilan. Daniel mengangguk mengiyakan. Lalu ia mulai ikut berbaring menghadap Jilan. Daniel memeluk Jilan. Sesuai permintaan. Memberikan rasa nyaman serta kehangatan.
Siang ini sepulang dari kampus, Jean kerumah sakit. Untuk menebus obat adek kesayangannya. Sambil menunggu, Jean lebih memilih ke ruang kakaknya, Jevans.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jilan Xavier [Triple J Ft Nct Dream]
Random"Kata papa, Jilan ngga boleh pergi harus tetap bertahan. Tapi semakin Jilan berusaha, Jilan semakin sakit." ~ Jilan Xavier Erlando Luois. "Berjuanglah!. Abang akan selalu ada untuk mu." ~ Jean Xavier Jeammes Luois. "Jilan harus bertahan apapun yang...